Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rutinitas "Mancing" Pompa Air

14 Februari 2022   09:30 Diperbarui: 14 Februari 2022   09:31 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: pixabay.com 


Selain itu juga saya diserahi tugas ini karena saya dianggap handal dalam melakukan kegiatan ini. Bahkan beberapa anggota keluarga saya mengatakan saya dapat "berbicara dengan air". Interaksi dengan air adalah kemampuan yang jarang dimiliki oleh beberapa orang dan mungkin orang tersebut sedikit tidak waras.


Dengan segenap harapan yang diamanatkan oleh keluarga saya, mulailah saya mengangkat ember penuh air dari kamar mandi ke dekat pompa air yang bersemayam di ruang tamu.

 Mulailah saya membuka kenop pipa pada pompa air dan lalu mengalirkan masuk air dengan bantuan gayung.


Sedikit demi sedikit saya tuangkan air kedalam pipa yang terhubung pada sumur sumber air yang akan dipompa oleh pompa air nantinya. 

Kadang kala sumber air nya terlalu dalam hingga kita harus bersabar menuangkannya karena jika tidak akan membasahi mesin pompa air yang dapat membuat mesinnya konslet atau berkarat.


Setelah dirasa memenuhi pipa maka sudah saatnya kita menutup kenopnya dan menyalakan pompa air tersebut.

 Disini letak kesabaran diperlukan, jika meteran tidak bergerak keatas yang menandakan air tidak tersedot maka kita wajib mengulang kegiatan ini dari awal. Namun setelah saklar pada pompa air dinyalakan mungkin kita harus menunggu sejenak.


Tunggu paling hingga satu atau dua menit guna memberi kesempatan bagi pompa air kita untuk menyedot air. Percobaan pertama yang berhasil merupakan karunia terbesar bagi saya.

 Namun biasanya setelah 3-5 kali mematikan pompa airnya dan mengisinya lagi, baru air bisa tersedot lancar.


Begitulah rutinitas keseharian kami para warga desa dengan kelas menengah ke bawah. Rutinitas dan pengalaman yang tidak dimiliki oleh anak konglomerat manapun dan bisa kita pamerkan kepada mereka, walau setelah mereka memamerkan mobil baru mereka.    

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun