Siapa yang tidak tahu buah mangga, buah yang bernama latin Magnifera Indica ini memiliki rasa yang khas berupa asam-manis dan memiliki tekstur buah lembut dan berserat. Buah yang berasal pertama kali di India ini memiliki banyak penggemar di Indonesia dan bahkan di seluruh penjuru dunia.
Tanaman dari famili Anacardiaceae ini memiliki masa berbuah atau musim panen dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Agustus hingga Desember yang merupakan masa sangat berbuah lebat dan April hingga Juni yang berbuah jauh lebih sedikit. Berarti sejak artikel ini ditulis merupakan bulan akhir musim mangga berbuah.
Lalu pernahkah anda merasakan jika berada di kota Mangga dan sedang musim Mangga?. Hal itu yang saya rasakan karena saya berdomisili di Kabupaten Indramayu, kota yang diberi julukan sebagai Kota Mangga karena menghasilkan salah satu Mangga terbaik di dunia.
Bahkan sampai dibuat tugu yang berbentuk mangga diatasnya di berbagai tempat di Indramayu demi mempertegas ciri khas daerah saya itu.
Mangga Gedong Gincu (Magnifera Indica L.) menjadi salah satu Mangga primadona dari Indramayu ini. Mangga ini memiliki aroma harum yang sangat kuat, warna merah menggoda yang memanjakan mata dan tentu saja rasa yang sangat nikmat dan tekstur yang sangat lembut.
Selain Mangga Gedong Gincu, ada lagi Mangga lain yang menjadi ciri khas Indramayu yaitu Mangga Dermayu atau orang Indramayu sendiri menyebutnya Mangga Cengkir. Dibanding dengan Mangga lainnya, Mangga Dermayu memiliki buah yang besar dan memiliki daging lebih berserat. Selain itu teksturnya cenderung kesat dan tidak berair.
Di rumah saya sendiri memiliki dua pohon Mangga, yang pertama ada Mangga Gedong Gincu di depan rumah dan yang kedua ada Mangga Harum Manis (Magnifera Indica L. Var. Harum Manis) di belakang rumah yang memiliki usia lebih tua dari Mangga Gedong Gincu di depan tadi.
 Bahkan Pohan Mangga Harum Manis ini sudah ada sejak sebelum orang tua saya membeli rumah ini, walaupun usianya lumayan tua pohon tersebut masih berbuah lebat hingga sekarang.
Memang kebanyakan orang di Indramayu memiliki setidaknya satu pohon Mangga di depan atau belakang rumahnya. Entah ini suatu kebiasaan atau adat tidak tertulis yang ada di rumah setiap orang Indramayu atau mungkin ini suatu pemanfaatan kondisi tanah yang subur ditanami Pohon Mangga.
Pada musim Mangga saat ini, pohon-pohon Mangga saya ini menghasilkan kurang lebih sekitar 50 Kg buah Mangga.Â
Kebanyakan buah Mangganya banyak berasal dari pohon Mangga Harum Manis di belakang rumah, Pohon Gedong Gincu hanya berbuah sedikit dikarenakan masih muda dan baru beberapa tahun ditanam.
Meskipun hanya memiliki dua pohon Mangga, tapi saya merasa terlalu banyak makan buah Mangga akhir-akhir ini.Â
Hal tersebut membuat saya jadi agak bosan memakan buah Mangga pada setiap musim mangga di rumah saya di Indramayu. Walaupun mangga saya sudah diberikan kepada teman dan kerabat dekat kami namun tetap masih banyak mangga di rumah saya.
Memberikan Mangga sebagai hadiah juga merupakan suatu tradisi tak tertulis di Indramayu ini. Dengan memberikan Mangga barang satu atau dua kilo kepada kerabat dan sanak famili dapat menjalin proses silahturahmi antar orang Indramayu.Â
Apalagi yang diberi mangga sedang ada di luar kota Indramayu, itu merupakan kesan spesial buat mereka.
Meskipun sudah memberikan Mangga yang kami punya kepada sanak famili dan kerabat dekat kami, saya tetap merasa bosan melulu makan Mangga.Â
Walaupun juga sudah diberi variasi hidangan seperti Bolu Mangga, Pudding Mangga, hingga Jus Mangga masih membuat saya merasa bosan atau dalam bahasa jawanya "Mblenger".
Syukurlah Mangga dari Pohon Mangga di rumah saya sudah habis karena ini sudah memasuki akhir November yang merupakan akhir musim Mangga.
 Jadi saya mohon maaf jika ada diantara Kompasioner atau pembaca yang ingin meminta Mangga dari saya.  Â
*****
(Rahmad Alam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H