Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri dalam Arang

13 November 2021   18:58 Diperbarui: 13 November 2021   19:03 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: planetpeschel.com

Alkisah disebutlah negeri nan indah
Sebuah zamrud telah tiba ke dunia
Tempat segala bunga nan cantik merekah
Sebuah tempat turunan surga

Namun si punya rumah tak se-elok rumahnya
Apa saja dilakukan agar dapat jaya
Persetan yang lain juga dapat bahaya
Tak peduli juga pada anak cucunya

Saling gigit tak tahu malu
Bahkan setelah hakim mengetok palu
Mencuri tak pandang bulu
Tertangkap bak jadi sang lugu

Yang kecil meminta datang sang erucakra
Memohon membebaskan hidup yang merana
Yang besar menyamar menjadinya
Menjadikan sengsara jadi tiada tara

Negeri yang indah telah terbakar
Dilahap keserakahan yang egois
Menghanguskan semua keindahan
Tinggalah negeri dalam arang

*****

(Rahmad Alam, 13 November 2021)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun