Merokok jika dijelaskan melalui pendekatan psikologi dapat dirunut dari teori psikoanalis Sigmund Freud tentang psikologi perkembangan.
 Jika anda belum tahu tentang teori tersebut dapat membaca artikel saya yang berjudul Sigmund Freud dan Seksualitas.
Bawaan Pada Perkembangan Fase Oral
Sigmund Freud menjelaskan bahwa dalam salah satu fase perkembangan terdapat fase awal bernama fase oral yang terjadi pada usia anak nol hingga satu tahun.Â
Pada fase tersebut terdapat terjadi suatu ketergantungan terhadap daerah mulut yang menjadi sumber kenikmatan. Seperti kita tahu bahwa bayi menggunakan mulutnya sebagai penerima makanan.
Kenikmatan dan kepuasan dalam fase ini diperoleh dari rangsangan terhadap bibir, rongga mulut, dan kerongkongan serta perilaku menggigit, menelan dan memuntahkan.
 Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menelan dan menggigit dipandang sebagai prototipe dari berbagai macam sifat pada masa yang akan datang.
Mulut sebagai daerah kepuasan terbawa hingga dewasa seperti menggigit jari ketika cemas, mengunyah permen karet, senang makan, dan tentu saja merokok.Â
Jadi perlu kita ketahui bahwa dorongan untuk merokok sama dengan dorongan yang ada sejak dini dimulai dari kita menghisap puting ibu dan mengenal makanan. Walaupun dorongan untuk memuaskan daerah mulut tersebut berbeda tingkah lakunya dengan saat kita dewasa.
Linkungan Saat Tumbuh Dewasa
Pada saat dewasa kita cenderung mengikuti lingkungan kita untuk berperilaku secara dewasa. Hal ini juga berlaku pada pemuasan daerah mulut yang tidak bisa dan berbeda cara pemuasannya.