Oleh; Rahmat Abd Fatah
Moloku kieraha
Tuhan mencipta
kau
sepenggal firdaus di bumi
kau
kemilau di mata
kau
syahdu di jiwa
kau
Teduh rupa
Kau
Ter-alasi rindu,di seanteromu
Bersamamu, sajak(ku) hidup,
Syairku bangkit, melaju bagai kora-kora
melintasi pulau demi pulau
Tuhan telah memilih
kau
memikul cengkeh
kau
menggendong pala
Padamu  benua seteru
Padamu janji di seru
Padamu janji menjagamu
Lalu janji dan tinggal janji
Padamu jua, saudara berjibaku
lalu darah mendarah, air mata melaut, dalam tarung. Kau
terjerembab, kering kerontang
Masihkah negeri rempah
Menghiasi roman dan aroma negeri ini
Masihkah cengkeh bagai ibu kandung
Menjaga martabat moloku kieraha
Ber-abad abad lamanya
Negeri rempah yang pilu
Cengkeh hidup di redup
Di atas pusaramu
Mereka memadu kasih
aku
terhenyak, para belia riang rayakan kematian ibu kandung
aku
pilu, mereka bilang: wisata  cengkeh mati, menggigil, tangan terkepal,
aku
teriak: Bukan yang mati bukan cengkehnya
Cengkeh tak mati, hati yang mati, putusan yang tak hati-hati.
Fitu,30/4/2022