Mohon tunggu...
Rahmat Abd Fatah
Rahmat Abd Fatah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Feature/Opini/Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Mati Bukan Cengkehnya

21 Januari 2023   07:17 Diperbarui: 21 Januari 2023   07:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Oleh; Rahmat Abd Fatah

Moloku kieraha
Tuhan mencipta
kau
sepenggal firdaus di bumi
kau
kemilau di mata
kau
syahdu di jiwa
kau
Teduh rupa
Kau
Ter-alasi rindu,di seanteromu

Bersamamu, sajak(ku) hidup,
Syairku bangkit, melaju bagai kora-kora
melintasi pulau demi pulau
Tuhan telah memilih
kau
memikul cengkeh
kau
menggendong pala

Padamu  benua seteru
Padamu janji di seru
Padamu janji menjagamu
Lalu janji dan tinggal janji

Padamu jua, saudara berjibaku
lalu darah mendarah, air mata melaut, dalam tarung. Kau
terjerembab, kering kerontang

Masihkah negeri rempah
Menghiasi roman dan aroma negeri ini
Masihkah cengkeh bagai ibu kandung
Menjaga martabat moloku kieraha
Ber-abad abad lamanya

Negeri rempah yang pilu
Cengkeh hidup di redup
Di atas pusaramu
Mereka memadu kasih

aku
terhenyak, para belia riang rayakan kematian ibu kandung
aku
pilu, mereka bilang: wisata  cengkeh mati, menggigil, tangan terkepal,
aku
teriak: Bukan yang mati bukan cengkehnya
Cengkeh tak mati, hati yang mati, putusan yang tak hati-hati.

Fitu,30/4/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun