Mohon tunggu...
Rahmat Derryawan
Rahmat Derryawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya seorang automotive enthusiast, traveller, movie goers, ayah dari 4 orang anak, suka menulis dan fotografi. Blog pribadi jbkderry.wordpress.com Twitter @jbkderry email derry.journey@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lucu Sih, Partai Politik Kok Gak Calonkan Kader Sendiri?

12 September 2016   17:34 Diperbarui: 12 September 2016   17:43 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Obrolan a la warung kopi soal politik memang kurang menarik diangkat ke permukaan, tapi yang pasti kejujuran lebih terasa di situ.

Seperti halnya ungkapa seorang kerabat dekat saya, Minggu (11/9), “Kalau partai politik milih kader dari partai lain itu sama halnya dengan mengungkapkan jika gak ada kader potensial dan layak dipercaya dari kalangan mereka. Bener, khan?!”

Ungkapan kerabatku ini ada benarnya juga yah, IMHO…, atau mungkin saya memang kurang tertarik dan ketinggalan perspektif politik macam itu.

“Kelemahan dari partai-partai politik yang menolak Ahok juga menurut gw lebih karena mereka gak lebih leluasa jadi maling di era Ahok,” katanya.

Lagi-lagi, saya hanya bisa menganggut.  

“Kalau menurut gw sih yang paling pinter mainkan ritme sekarang PDIP. Soal Risma sih menurut gw gak bakalan dibawa ke Jakarta, karena merupakan pendulang suara di Surabaya dan Jawa Timur. Kampanye soal Risma lebih kepada kepentingan pemberitaan gratis di media nasional,” katanya lagi.

Saya kembali hanya bisa menggangguk.

“Yang gw sayangkan sih pak presiden yang agak kasian, karena jadi terjebak kepentingan politik. Mestinya sih menteri-menteri gak usah dari parpol, mendingan diisi dengan para profesional. Para politisi partai yah biarlah ngumpul di DPR saja,” katanya lagi.

Saya masih terus menyimak.

“Tapi hebatnya presiden kita sekarang ini mau kerja dan sederhana. Lihat saja, kemejanya sekarang hanya putih semua dan sederhana. Selain netral ini menunjukkan image mau kerja dengan lengan digulung,” katanya lagi.

Saya pun masih terus menyimak. Kerabat saya ini pun ingin kembali membuka suara, namun suara di pengeras suara menggemakan, “Pintu studio empat sudah dibuka, bagi penonton yang telah memiliki karcis dipersilahkan masuk.”

Hmm, masih ingin mendengar penuturan wawasan politik dari kerabat itu, namun senyum manis mbak pemeriksa tiket sudah mengembangkan magnetnya. Kami pun melenggang masuk ke ruang sinema 21 Tasikmalaya.

Selepas menonton film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1, saya pribadi lebih teringat ungkapan kerabat itu…

“Kadang-kadang dagelan politik memang menarik dibanding dagelan film Indonesia,” IMHO…

Ciamis, 12 September 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun