Pertanyaannya kemudian, "Masihkah jurnalis hari ini bisa menjadi lokomotif informasi yang akurat?"
Saya tiba-tiba coba berandai-andai, "Apa sih pengertian peran jurnalis hari ini?"
Kalau jurnalis masih memposisikan diri sebagai garda depan penyampai informasi pencerahan publik, nyatanya peran ini mulai pupus. Mungkin perlahan tapi pasti.
Terlebih semakin banyak perdebatan di kalangan civil journalism (katakanlah dibaca "blogger") dan para pengguna jejaring sosial yang meragukan independensi media dari tekanan para penguasa politik negeri ini.
Saya tiba-tiba ingat pula hal lain saat bertemu salah satu manajer PR dan timnya dari salah satu merek mobil paling terkemuka di negeri ini.
"Kami sempat bertanya-tanya seberapa banyak orang yang masih membaca koran hari ini? Mungkin saja tinggal bos-bos di kalangan industri," katanya.
Saya lalu ingat kepingan pesan yang lain dari informasi viral dari seorang direktur salah satu perusahaan pameran terkemuka di negeri ini. Ia mantan jurnalis, pemred pula.
Dalam pesan tersebut dikatakan semakin banyak media berita online di luar negeri yang tutup, karena gagal menjalankan roda bisnisnya.
Para media buying sudah banyak yang beranggapan (katanya lho), jika placement iklan di media massa tidak lagi berdampak besar untuk memperkuat nilai merek, apalagi menstimulus kenaikan angka penjualan.
Wah, jika ini benar, jangan-jangan memang peran jurnalis memang sudah mati, atau malah sudah beralih peran.
Jangan-jangan publik lebih suka informasi yang disampaikan Isyana Saraswati atau Raisa Andriana. Buat penggemar berita politik lebih suka informasi yang disajikan Jonru atau Tommi Lebang.