Mohon tunggu...
Rahmat Derryawan
Rahmat Derryawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya seorang automotive enthusiast, traveller, movie goers, ayah dari 4 orang anak, suka menulis dan fotografi. Blog pribadi jbkderry.wordpress.com Twitter @jbkderry email derry.journey@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Naik Commuter Line: Cermin Perjuangan Hidup Kelas Menengah Ibukota

4 Desember 2015   08:56 Diperbarui: 4 Desember 2015   09:05 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kini, peningkatan kualitas layanan CL bisa disebut paling signifikan di antara mode transportasi publik lain. Gerbong CL lebih bersih dan segar, dengan biaya perjalanan yang justru jadi lebih terjangkau. Situasi stasiun dan pembatas jalan sepanjang jalur rel Commuter Line juga terus disempurnakan.

[caption caption="Situasi stasiun Citayam yang bersih dan modern."]

[/caption]

Saat tulisan ini dibuat, saya masih menjadi pengguna setia CL untuk pergi dan pulang kerja, dari stasiun Citayam menuju stasiun Pasar Minggu Baru.

Dari stasiun Citayam ke stasiun Pasar Minggu Baru butuh waktu sekitar 30 menit dengan biaya Rp 12.000. Sesampainya di stasiun tujuan, tiket dapat ditukar di loket dan uang deposit kartu sebesar Rp 10.000 segera dikembalikan petugas. Artinya cukup bayar Rp 2.000 dari Citayam ke Pasar Minggu, sudah bisa naik angkutan umum yang telah dilengkapi fasilitas pendingin udara atau AC.

Jika Anda tidak ingin mengantri tiket setiap hari, bisa mengikuti jejak saya untuk menggunakan Kartu Multi Trip (KMT). Harga KMT cukup Rp 50 ribu dengan isi saldo Rp 30 ribu. Tips dari saya, pengguna KMT perlu mengingat berapa isi saldo di KMT, karena minimal harus terisi Rp 11 ribu.

Pihak KCJ pun telah memudahkan pengecekan saldo di KMT, karena mesin pengecek saldo tersedia di setiap stasiun. Saya sendiri berusaha untuk mengecek isi saldo setelah keluar dari pintu otomatis. Gunanya, agar senantiasa tahu sisa saldo selepas melakukan perjalanan naik CL.

Naik CL juga menjadi tempatku mencari inspirasi untuk membuat ide dan kerangka tulisan di smartphone. Bahkan beberapa kali saking asyiknya membuat kerangka tulisan, saya baru tersadar telah sampai di stasiun tujuan setelah suara yang terlontar di speaker dari ruang masinis yang mengingatkan. Lamunanku pun buyar dan bergegas menuju kantor menggunakan angkot atau berjalan kaki melewati kawasan perumahan mewah dan penduduk yang padat.

Tiba di kantor, saya senantiasa melihat antrian padat kendaraan dari arah Pasar Minggu menuju arah Kalibata. Sementara sore hari, pemandangan kemacetan yang terjadi dari arah sebaliknya. Saya jadi turut membayangkan, entah berapa rupiah biaya BBM, efisiensi waktu dan kapasitas kesabaran mereka yang harus terbuang untuk sampai ke tujuan.

Sementara, saya cukup setengah jam perjalanan untuk kembali menjalankan aktivitas sebagai buruh untuk memperbaiki kualitas taraf hidup istri dan anak-anak tercinta yang menanti di rumah.

“Ayah, bekerja dulu yah... Sampai ketemu nanti petang di rumah!”

[caption caption="Peningkatan kualitas layanan CL bisa disebut paling signifikan di antara mode transportasi publik lain."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun