Mohon tunggu...
Rahmat Hidayat
Rahmat Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAILM Suryalaya

Kesuksesan Diawali Dengan Langkah Kecil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MENGGALI KEDALAMAN PERAN GURU SEBAGAI PEWARIS PARA NABI

22 November 2023   21:15 Diperbarui: 29 November 2023   17:03 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru memiliki peran penting dalam Islam sebagai pewaris para nabi. Dalam pandangan Islam, kedudukan guru menempati posisi yang sangat penting sebagai penunjuk jalan dalam menuntut ilmu. Pendidikan tanpa guru bukan hanya tidak bisa dilaksanakan, tetapi bahkan bisa menjadi menyesatkan. Guru dikatakan sebagai pewaris para nabi (Waratsatul Anbiya’) yang memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan-pesan Allah SWT kepada para muridnya. Dalam tradisi tasawuf, orang yang belajar tanpa guru, maka gurunya ialah setan.

Maka dari itu, guru memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting, terutama apabila berhubungan dengan pendidikan akidah dan agama. Guru termasuk pewaris nabi karena Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menjadi guru bagi umat Allah. Sebagai tindak lanjutnya, guru harus mengoptimalkan peran dan tanggung jawabnya sebagai pendidik umat manusia. Dalam tujuan pendidikan nasional, guru adalah tulang punggung dalam membangun peradaban. Guru yang profesional akan menyokong tujuan pendidikan nasional untuk menuju Indonesia yang maju dan beradab. Karena itu, profesionalisme guru harus menjadi prioritas yang pertama dan utama. Anggota Komisi X DPR Fahmi Alaydrus mengatakan guru adalah pewaris nabi karena Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menjadi guru bagi umat Allah. Dalam bahasa Agama Islam, guru juga disebut dengan “Warasatul Anbiyaa” pewaris para nabi dan rasul Allah, karena tugas para guru hampir sama dengan tugas para nabi

“Guru itu disejajarkan dengan kedudukan Rasul, Kenapa Guru itu bisa disejajarkan dengan Rasul SAW? Karena Guru memiliki kemuliaan, kenapa Rasul dimuliakan apakah Rasulnya dimuliakan karena hartanya? apakah Rasul muliakan karena kekayaannya? tidak Rasul dimuliakan karena akhlaknya. Hadits إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ maka kalo guru ingin di sejajarkan dengan Rasul Guru harus memiliki ahlak.”

Suryana, N. [NANA SURYANA]. (2023, 22 November). KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI GURU. [Video]. Youtube. https://youtu.be/gjdt-qqlEz4?si=4CdQk_mguDbTqf2Y

Peran guru sebagai pewaris para nabi dapat dijelaskan melalui pemahaman dan penyaluran nilai-nilai moral, etika, dan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya. Guru memainkan peran kunci dalam mendidik dan membimbing siswa untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, adil, dan beretika, sejalan dengan ajaran-ajaran yang diteruskan oleh para nabi. Menggali kedalaman peran guru ini melibatkan tanggung jawab untuk menyampaikan pengetahuan serta membentuk karakter dan spiritualitas siswa. Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dalam perilaku sehari-hari. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para nabi, guru membantu mewariskan warisan moral dan spiritual kepada generasi penerus. Dengan demikian, peran guru sebagai pewaris para nabi bukan hanya tentang mentransfer informasi, tetapi juga tentang membentuk kepribadian siswa agar dapat menjalankan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai cita-cita menjadi guru “Waratsatul Anbiya" atau menjadi pewaris nilai-nilai para nabi tidaklah mudah, banyak tantangan yang harus dihadapi, hal penting yang harus dimiliki seorang guru dalam mencapai cita-cita mulia tersebut, di antaranya

Memperoleh pendidikan formal dan informal dalam bidang agama untuk memahami ajaran-ajaran agama dengan baik. Ini dapat melibatkan studi di institusi pendidikan agama, kursus, dan pembelajaran mandiri. Mendalami Al-Qur'an dan Hadis untuk memahami ajaran-ajaran langsung yang diterima dari para nabi. Ini dapat membantu guru menyampaikan pesan-pesan utama yang harus diwariskan kepada siswa. Fokus pada pembinaan karakter dan moral. Sebagai guru, perhatikan tidak hanya aspek akademis tetapi juga perkembangan moral dan etika siswa. Berikan contoh dengan perilaku dan tindakan Anda sendiri.

Menjadi teladan dalam menjalankan nilai-nilai agama sehari-hari. Guru yang melestarikan warisan para nabi harus mencerminkan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan pribadi dan profesionalnya. Mampu menyampaikan ajaran agama dengan cara yang dapat dipahami dan relevan untuk siswa. Komunikasi yang baik membantu memperkuat pemahaman dan penerimaan ajaran-ajaran tersebut. Memberikan dukungan untuk perkembangan spiritual siswa. Bantu mereka memahami nilai-nilai agama secara mendalam dan membimbing mereka dalam menjalankan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terlibat dalam kegiatan komunitas dan bekerja sama dengan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran nilai-nilai agama.

Dengan menggabungkan pendidikan agama, pemahaman mendalam terhadap ajaran-ajaran agama, dan komitmen untuk membimbing murid dalam pengembangan moral dan spiritual, maka seorang guru dapat menjadi guru yang mewarisi nilai-nilai para nabi.

Dalam mengakhiri artikel ini, dapatlah kita menyadari bahwa tugas ini bukan sekadar tanggung jawab akademis, melainkan suatu panggilan untuk membentuk karakter dan spiritualitas generasi penerus. Sebagai pewaris nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para nabi, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk jalan bagi siswa untuk menjelajahi kedalaman moral, etika, dan pengetahuan.

Semakin dalam guru menggali makna "Waratsatul Anbiya" atau pewarisan para nabi, semakin besar pula dampaknya terhadap pembentukan masyarakat yang berakhlak dan beretika. Dengan melestarikan dan menerapkan ajaran-ajaran yang diteruskan oleh para nabi, guru menjadi pilar yang kokoh dalam mengarahkan perjalanan spiritual dan moral siswa. Dengan demikian, setiap ruang kelas menjadi wadah untuk membentuk pewaris-pewaris nilai-nilai luhur, mengukir jejak tak terhapuskan dalam sejarah panjang peradaban umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun