Setelah melihat dinamika perkembangan sebuah bangsa, Singapura yang memiliki wilayah teritorial yang  kecil namun termasuk kategori maju, Australia yang hanya memiliki waktu 150 tahun untuk menjadi negara maju, negara lain di Eropa yang menjelajahi luar angkasa sedangkan di Indonesia masih sibuk dengan isu agama dan madzhab, sungguh ironis.Â
Bangsa melihat dirinya sebagai negara yang membutuhkan waktu yang lama untuk melepaskan penyakit yang dideritanya. Namun, pada hakikatnya pikiran mampu mengontrol kondisi fisik tubuh, oleh sebab itu, wajar jika pemerintah sebaiknya memberikan kabar gembira jika ada perubahan status negara menjadi negara maju, dengan demikian, bangsa ini tidak minder dengan negara lain  dalam berkompetensi.Â
Tidak berhenti sampai disitu, apabila sudah memiliki pikiran yang mendorong agar selalu berkompeten, Â pemerintah perlu meyakinkan kepada masyarakat dengan memberikan program dan arahan yang pasti. Bangsa ini teruji kemampuannya dalam bidang teknologi, Â sudah banyak peralatan yang mampu diproduksi dalam negeri seperti sistem persenjataan dan energi.Â
Ini adalah awal dari kejayaan bangsa, harus dipertahankan, jika tidak akan  terbawa arus  oleh pujian dari negara lain maupun tekanan dari masyarakat.  Dewasa ini adalah kesempatan besar bagi bangsa untuk menujukkan tajinya kepada dunia. setidaknya masyarakatnya bisa bangga dulu, itu yang terpenting, kemudian negara medukung dengan menfasilitasi SDM yang ada.Â
Peningkatan kualitas SDM adalah modal terbesar untuk mengukuhkan sebagai negara maju. apakah ini menguntungkan bagi Indonesia? Tentu saja menguntungkan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah Indonesia mau memanfaatkan kesempatan itu atau tidak, itu bisa ditemukan pada diri masing-masing pembaca. kalau tidak ada yang merintis dari sekarang, kapan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H