Pengaitan Dr. Kwok antara gejala pusing yang ia derita dengan bumbu yang umum ditemukan di masakan Cina-Amerika ini hanyalah firasat saja. Namun, suratnya mengubah secara dramatis hubungan dunia dengan MSG, mengundang kepanikan internasional, sains bias, dan jurnalisme sensasional.
Setelah surat Dr. Kwok itu terbit, sontak langsung terjadi kehebohan. Ilmuwan dan masyarakat menuntut penyelidikan ilmiah mengenai zat aditif populer itu. Di satu sisi, reaksi ini masuk akal. Zat ini belum diuji toksisitasnya pada saat itu dan dampak kesehatannya sebagian besar belum diketahui.Â
Namun, kemungkinan besar masyarakat bereaksi bukan karena kurangnya regulasi keamanan pangan terhadap MSG, namun terhadap judul dari surat itu, yang mana berjudul Sindrom Restoran Cina atau Chinese Restaurant Syndrome.Â
Meski MSG umum digunakan dalam berbagai hidangan, banyak orang Amerika yang sudah lama memiliki prasangka buruk terhadap budaya makan orang Asia.Â
Mereka melabeli makanan asia sebagai makanan yang eksotis atau berbahaya. Prasangka ini memicu munculnya jurnalisme berunsur SARA, dan menyebarkan ketakutan jika makan di restoran Cina akan menyebabkan penyakit.
Setelahnya...
Berbagai studi mengenai MSG dan umami pun bermunculan dan hasilnya kurang konklusif dari apa yang termuat di berita. Contohnya, ketika sebuah studi tahun 1969 menemukan bahwa menyuntik tikus dengan MSG menyebabkan kerusakan pada retina dan otaknya, beberapa sumber berita menyimpulkan bahwa konsumsi MSG menyebabkan kerusakan otak.Â
Meskipun beberapa studi melaporkan bahwa kelebihan glutamat dapat memicu penyakit seperti Alzheimer, hal ini kemudian ditemukan disebabkan oleh ketidakseimbangan glutamat internal, tidak ada hubungannya dengan MSG yang kita konsumsi.
Namun, berita-berita ini tidak hanya datang dari reportase sepihak. Dari akhir tahun 60-an hingga awal tahun 70-an, banyak dokter yang menganggap "Sindrom Restoran Cina" sebagai penyakit yang nyata.
Jadi Apakah Micin Baik Atau Buruk Untuk Kesehatan?
Ilmuwan-ilmuah saat ini tidak lagi menganggap zat aditif MSG itu secara diskriminatif. Studi terkini telah membuktikan pentingnya glutamat dalam metabolisme kita, dan beberapa ilmuwan bahkan berpikir bahwa MSG adalah alternatif sehat dari lemak tambahan dan sodium.Â
Ilmuwan lain menyelidiki keterkaitan konsumsi rutin MSG dengan obesitas, dan kemungkinan jika konsumsi MSG berlebih menyebabkan sakit kepala, sesak dada, atau debar jantung pada beberapa orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H