Mohon tunggu...
Rahmat Afandi
Rahmat Afandi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kheir annas anfa'uhum li annas

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Peduli UMKM, Mahasiswa KKN UPI Perkenalkan Digital Marketing kepada Pelaku Usaha Kopi Bukit Apit Puhun

10 Agustus 2022   09:30 Diperbarui: 10 Agustus 2022   09:33 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN UPI menyerahkan banner kopi Carano kepada Ibu Wen selaku owner kopi Carano (Dokpri)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Kelompok 143 melaksanakan kegiatan KKN Tematik online di Kelurahan Bukit Apit Puhun, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi  selama periode Juli-Agustus 2022. KKN kali ini mengangkat tema “Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata”.  Kelompok ini beranggotakan 5 orang yang terdiri dari berbagai program studi di bawah bimbingan bapak Fajar Nugraha Asyahidda, S.Pd., M.Pd. 

Kelurahan Bukit Apit Puhun merupakan daerah di Kota Bukittinggi - Sumatera Barat, dimana penduduknya mayoritas bekerja memproduksi bubuk kopi jenis robusta, sebagai aset pendapatan perekonomian penduduk setempat. Aroma dan rasanya yang khas membuat kopi Bukit Apit terkenal karena diolah secara tradisional dengan disangrai. 

Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah ‘marandang kopi’. Dengan aroma yang khas ini sangat disayangkan pemasaran bubuk kopi masih bersifat konvensional. Sebagaimana yang kita tahu pemasaran konvensional pada zaman sekarang bersifat regresif/mundur dikarenakan kemajuan teknologi yang menggeser jenis pemasaran ini. Karena itu pemasaran baru seperti pemasaran online perlu diperkenalkan kepada masyarakat desa mengingat semua aktivitas dilakukan secara digital.    

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UPI di kelurahan Bukit Apit Puhun, salah satu permasalahan yang terjadi pada UMKM adalah keterbatasan ilmu pengetahuan teknologi dalam memasarkan produk. Kurangnya motivasi dan minat dari pelaku usaha untuk mempelajari teknologi untuk memperluas pasar juga menjadi salah satu alasan rendahnya daya jual online yang bisa merambah pasar internasional. 

Berdasarkan permasalahan diatas mahasiswa KKN Kelompok 143 memiliki program bertemakan “Desa Pertumbuhan Ekonomi Merata” yang berguna untuk membantu UMKM dalam memaksimalkan pemasaran secara online serta meningkatkan daya jual sekaligus memotivasi UMKM untuk melakukan promosi usaha secara digital. 

Program kerja tersebut berupa Pembuatan Buku Saku/ Panduan untuk jualan online, spanduk, logo, serta pendampingan promosi produk bubuk kopi hitam melalui sosial media. Salah satu pelaku UMKM adalah usaha bubuk kopi hitam  milik Ibu Wen yang memproduksi kopi dengan merek “Carano" yang dipasarkan di kawasan Pasar Banto, Kota Bukittinggi.

“Ada dua jenis kopi yaitu kopi Robusta dan kopi Arabika, akan tetapi kopi yang diproduksi merupakan jenis robusta. Saat ini pemasaran masih dilaksanakan secara konvensional dan pemesanan semi digital yaitu melalui whatsapp atau SMS dan belum merambah ke online shop” jelas Ibu Wen.

 Kelompok KKN 143 Bukittinggi melakukan pendampingan dalam kegiatan promosi secara online.

"Promosi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan omset penjualan bagi suatu usaha baik skala kecil maupun besar. Sekarang ini bentuk promosi yang dirasa paling efektif sebagai salah satu penunjang pemasaran yaitu digital marketing atau promosi online," kata Syifa tentang kegiatan yang dilakukan kelompoknya.

“Untuk meningkatkan daya jual perlunya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar memanfaatkan keberadaan teknologi di society 5.0 di mana masyarakat dan teknologi hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan taraf hidup manusia secara berkelanjutan” Ujar Andi sebagai ketua kelompok.  

Mahasiswa KKN lainnya, Nadilla Rahma mengutarakan tujuan pendampingan UMKM yang dilakukan kelompoknya adalah untuk memperbesar dan memperluas jangkauan pemasaran produk. Promosi yang semula dilakukan hanya secara offline atau pasar ke pasar sekarang dikembangkan melalui media sosial (medsos).

“Dalam melakukan promosi, salah satu yang menentukan dan menarik minat dari pembeli adalah dari segi packaging atau kemasan produk. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kualitas kemasan dari produk kopi Carano ini agar lebih eye catching," Tambah Nadilla.

“Yaa, Ibu setuju dan bersedia bila ada perubahan dari segi kemasan dan packaging nya, ”  Kata Ibu Wen ketika ditemui disela kesibukannya di pasar.

Dijelaskan oleh Afifa yang merupakan anggota kelompok lainnya, pelaksanaan pendampingan dan sosialisasi kopi Carano dilaksanakan dalam beberapa tahap. 

"Tahap pertama dilaksanakan pada 21 Juli 2022 berupa pembuatan kemasan baru disertai pembuatan logo yang lebih menambahkan identitas dari kopi Carano ini, lalu dilanjutkan dengan foto-foto produk, pembuatan video proses produksi kopi, dan video promosi kopi Carano," ujar Afifa ketika memaparkan kegiatannya. 

Tahap kedua dilaksanakan 30 Juli 2022, dengan sosialisasi penjualan online lewat aplikasi Shopee dan Instagram sebagai sarana promosi. Mahasiswa KKN 143 Bukittinggi  menyerahkan buku saku sebagai panduan bagi UMKM dalam berjualan di online shop.

Mahasiswa KKN UPI menyerahkan buku saku
Mahasiswa KKN UPI menyerahkan buku saku "UMKM Go Online" (Dokpri)

"Di depan warung tempat Ibu Wen berjualan, tim KKN 143 Bukittinggi melakukan pemasangan banner yang bertujuan untuk memudahkan pembeli menemukan lokasi," tambah Afifa.

Mahasiswa KKN UPI menyerahkan banner kopi Carano kepada Ibu Wen selaku owner kopi Carano (Dokpri)
Mahasiswa KKN UPI menyerahkan banner kopi Carano kepada Ibu Wen selaku owner kopi Carano (Dokpri)

"Semua mahasiswa KKN anggota kelompok 143 juga melakukan promosi online melalui akun medsos masing-masing, seperti instagram, youtube, dan whatsapp," ujarnya.

Selain UMKM Kopi Carano, kelompok KKN 143 Bukittinggi juga mensosialisasikan program kerja mereka ini ke beberapa UMKM kopi lainnya, seperti Kopi Wid, Buk Jun, Amak, Rumah Gadang dan Kopi Buk Yul.

“Kami menyambut baik niat dari para mahasiswa ini “Ujar Ibu wid ketika ditemui di kediamannya.

"Kendala yang dihadapi oleh pemilik usaha adalah mereka masih mengalami kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi penjualan online seperti Shopee dan sejenisnya, tetapi dengan pengarahan serta pendampingan yang baik pelaku UMKM mulai aware/menyadari dengan keberadaan teknologi yang tidak bisa dihindari" pungkas Resi 

Hasil dari KKN 143 adalah beroperasinya akun sosial media serta akun jualan online para pelaku UMKM yang telah diberikan pendampingan. Harapan kedepannya adalah konsistensi pelaku UMKM untuk mempertahankan digital marketing di Bukit Apit Puhun serta mensosialisasikan kepada masyarakat yang masih awam dalam dunia digital marketing. Harapan lainnya yaitu meningkatkan, memperluas pasar serta menaikkan omset penjual.(*) 

Penulis : Afifa, Andi, Nadilla, Resi, Syifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun