Mohon tunggu...
Nisrina Rahma Silkha
Nisrina Rahma Silkha Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN Kudus

English Department

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Peluang Literasi Digital di Era Globalisasi: Menanggapi Kesenjangan Akses bagi Penyandang Disabilitas dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

15 Desember 2024   10:22 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi digital adalah kemampuan untuk memanfaatkan, menilai, dan menggunakan teknologi informasi dalam berbagai konteks, termasuk dalam pendidikan. Literasi digital juga telah menjadi keterampilan dasar yang sangat penting sekali untuk dikuasai di tengah gelombang revolusi digital yang sedang melanda hampir semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi dalam aspek pendidikan, terutama pembelajaran bahasa Inggris, sangat berpengaruh dalam era globalisasi saat ini. Karena bahasa ini merupakan salah satu bahasa internasional yang dimana dapat mendominasi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik di seluruh dunia, bahasa ini sangat penting dalam memfasilitasi akses informasi maupun kesempatan kerja. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi digital yang ada,banyak masalah yang harus diatasi. Yang paling penting adalah aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Pada essay ini,akan membahas masalah dan prospek yang muncul dalam literasi digital, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi penyandang disabilitas,hingga membahas pentingnya membangun sistem pendidikan yang inklusif di era globalisasi.

Literasi digital mengacu pada kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi seperti aplikasi, dan sumber daya digital untuk mengakses, mengevaluasi, serta menghasilkan informasi. Dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, literasi digital melibatkan keterampilan yang menggunakan beragam alat bantu digital seperti aplikasi pembelajaran, perangkat lunak pengajaran bahasa, serta akses konten pembelajaran digital. Penggunaan teknologi digital memungkinkan pengembangan pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan interaktif seperti game edukatif, video pembelajaran, serta kursus daring yang tersedia secara fleksibel. Namun, meskipun dapat memberikan beragam keuntungan, akses yang merata terhadap teknologi tidak selalu terjamin, terutama bagi individu dengan disabilitas. Di berbagai negara berkembang, kendala dalam akses terhadap teknologi yang memadai, serta kurangnya perhatian pada aspek aksesibilitas, menjadi hambatan yang signifikan dalam mewujudkan pembelajaran bahasa Inggris secara inklusif. Kesenjangan akses ini semakin terasa ketika teknologi pembelajaran yang ada tidak memperhatikan kebutuhan individu dengan disabilitas seperti tunanetra, tunarungu, atau gangguan mobilitas.

Keterjangkauan dalam mengakses teknologi merupakan salah satu faktor utama dalam pembelajaran bahasa Inggris terutama bagi individu dengan disabilitas. Sebagian besar aplikasi maupun platform digital tidak memperhatikan kebutuhan penyandang disabilitas dengan baik. Sehingga akan sulit bagi penyandang disabilitas visual atau tunarungu untuk mengakses aplikasi pembelajaran yang berbasis gambar atau video yang tidak memiliki opsi suara atau teks terjemahan. Aksesibilitas seperti pembaca layar atau subtitle seringkali tidak optimal atau bahkan tidak tersedia dalam beberapa situasi.

Infrastruktur teknologi yang kurang memadai juga merupakan faktor pendukung penghambat dalam akses pembelajaran. Beberapa penyandang disabilitas dari daerah pedesaan hingga negara berkembang sulit untuk memperoleh perangkat teknologi atau koneksi internet yang tepat. Ketidaksetaraan terus meningkat seiring dengan kualitas pendidikan yang berbeda. Keberadaan perangkat keras yang memadai dan infrastruktur jaringan yang bagus sangat membantu dalam meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan dari pengalaman pembelajaran. Keandalan sumber daya inklusif juga merupakan tantangan yang besar. Sebagian besar sumber daya pembelajaran bahasa Inggris tidak terjangkau oleh penyandang disabilitas, terutama karena sumber daya menggunakan teks dan gambar sebagai metode penyajian utama. Sumber daya pembelajaran dibutuhkan agar setiap orang memiliki kesempatan yang adil dalam pengalaman belajar.

Namun demikian di balik tantangan tersebut, perkembangan teknologi digital untuk pembelajaran bahasa Inggris bagi penyandang disabilitas yang mungkin biasa dilupakan yaitu perbaikan pada aksesibilitas. Salah satu peluang terbesar adalah pengembangan aplikasi perangkat pembelajaran untuk siswa penyandang disabilitas. Beberapa aplikasi saat ini sudah menyediakan fitur aksesibilitas bagi penyandang disabilitas seperti pembaca layar, teks lisan, dan subtitle pada video. Metode ini mempermudah penyandang disabilitas dalam kegiatan pembelajaran Bahasa inggris. Contohnya, aplikasi pembaca layer dapat membantu bagi penyandang disabilitas tunanetra agar bisa mendengarkan isi yang ada di layar.

Pembelajaran daring, atau belajar melalui internet, tidak hanya memberikan kesempatan untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, tetapi juga memungkinkan akses serta ditujukan melalui material pembelajaran berbeda tanpa tergantung pada infrastruktur fisik atau pertemuan tatap muka yang memadai. Para ahli membuat klaim ini sangat keren terutama bagi penyandang disabilitas, yang sering memberikan tantangan saat mengakses pendidikan konvensional. Dalam metode pembelajaran online, mereka bisa mendapatkan metode yang cocok untuk kebutuhan mereka masing-masing, seperti menggunakan aplikasi yang memilili petunjuk penulisan bagi penyandang disabilitas pendengaran atau aplikasi dengan pembaca layar untuk penyandang disabilitas penglihatan.

Berpeluang besar ketika ada inovasi pengembangan kurikulum yang lebih merata utamanya pada dunia pembelajaran. Banyak lembaga pendidikan yang telah menyadari akan pentingnya kesediaan materi yang dapat diakses oleh seluruh siswa, termasuk siswa dengan penyandang disabilitas. Teknologi mengambil peran penting pada konsep pembelajaran ini. Melalui konsep pembelajaran literasi berbasis teknologi digital akan memungkinkan kemudahan akses literasi bagi siswa penyandang disabilitas sehingga mereka lebih ikut andil dalam pembelajaran dan dapat merasakan penuh manfaat teknologi.

Pada konsep ini juga melibatkan pelatihan guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif. Sebagian guru mungkin belum maksimal dalam mengajar siswa penyandang disabilitas, terutama dalam hal pembelajaran digital. Oleh karena itu, konsep ini mendesak untuk memberikan pelatihan tentang cara menggunakan teknologi yang mudah diakses khususnya bagi para rekan difabel dan merancang pengalaman pengajaran merata. Pelatihan ini tidak hanya membantu guru memahami pentingnya peran mereka dalam pembelajaran literasi digital pada penyandang disabilitas, namun juga memberikan sarana yang mereka perlukan untuk mengembangkan materi pembelajaran yang dapat diakses oleh semua siswa.

Inovasi ini diharapkan akan menjadikan literasi digital sebagai sarana yang ampuh dalam menciptakan dunia pembelajaran bahasa Inggris yang adil, dan variatif. Bukan hanya menerima pembelajaran bahasa Inggris, teknologi yang tepat akan menciptakan perluasan keterampilan yang diperlukan mereka untuk berperan dalam kehidupan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun