Mohon tunggu...
Rahma sheri Ramadhani
Rahma sheri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

i dont even know what this is

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sprain Ankle

25 Januari 2023   22:11 Diperbarui: 25 Januari 2023   22:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setiap orang pasti pernah mengalami sprain ankle atau yang biasa disebut terkilir pada pergelangan kaki. Sprain ankle adalah kondisi dimana ligament (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) yang menjaga stabilitas sendi. Sprain ankle sering dijumpai pada atlet, salah satunya atlet voli. 

Hal ini dapat terjadi karena atlet voli banyak memerlukan gerakan pada ankle contohnya berlari dan melompat. Dua gerakan ini rentan menyebabkan sprain angkle misalanya saat melompat lalu mendarat dengan tidak stabil atau mendarat dengan sisi ssamping telapak kaki. Sprain ankle seringkali kambuh sehingga akan menghambat aktivitas dan performa dari atlet tersebut. 

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranyayaitu factor usia, berat badan, tinggi badan, dan jenis kelamin. Beberpa penelitia mengatakan bahwa wanita lebih banyak mengalami sprain ankle dibandingkan dengan laki-laki. Angkle prain sering kali menjadi kronis dengan kondisi nyeri, bengkak, dan ketidakstabiloan setidaknya 6-12 bulan setelah terjadinya cidera.

Klasifikasi daris sprain ankle dibagi menjadi tiga yaitu :

Sprain ankle deraja 1 : kondisi ini terjadi Ketika adanya overstretch dari ligament tapi tidak terjadi robekam.

Sprain ankle derajat 2 : kondisi dimana adanya robekan kecil pada ligament yang akan menyebabkan memar dan bengkak selama 12 sampai 24 jam.

Sprain ankle derajat 3 : kondisi dimana adanya robekan total pada ligament yang akan menyebabkan nyeri yang sangat hebat hingga tidak dapat atau kesulitan berjalan.

Terapi latihan telah terbukti untuk mencegah kambuhnya sprain ankle. Bagi atlet yang memiliki hiperlaksiti disarankan untuk melakukan pemanasan dan pendinginan sekitar 15-30 menit lebih lama dibandingkan dengan atlet dengan kondisi normal untuk menghindari cedera saat berolahraga. 

Sedangkan bagi atlet yang mengalamai kelainan anatomi difokuskan pada terapi rehabilitasi untuk mengurangi malformasi anatomis sehingga menurunkan resiko terjadinya kekambuhan. Focus awal untuk penatalaksanaan ankle sprain adalah mengurangi nyeri dan bengkak serta  memulihkan kekuatan dan lingkup gerak sendi. 

Salah satu caranya adalah dengan mengistirahatkan ankle yang cidera, kompres menggunakan es, dan elevasi atau meninggikan bagian tubuh yang cidera. 

Sebagian ahli merekomendasikan untuk melakukan mobilisasi selama 2 minggu dan tidak memberikan beban poada kaki yang cidera. sprain ankle tidak perlu dilakukan tindakan pembedahan, namun jika pasien tidak membaik dengan terapi konservatif maka perlu ditimbangkan untuk dilakukannya operasi.

Bagi atlet yang mengalami sprain ankle derajat 3 juga disarankan untuk dilakukannya tindakan pembedahan dikarenakan pada sprain ankle derajat 3 ligamen pada angkle mengalami robekan total atau terputus sehingga membutuhkan tindakan bedah untuk memperbaikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun