Karakter merupakan gabungan dari habits (kebiasaan) kita. Habits sulit diubah, tapi bisa dilakukan dengan komitmen yang sungguh-sungguh. Jadi, berikut ini merupakan cara membangun kebiasaan untuk menjadi sukses:
1. Be Proactive
Don't approach life's challenge by being "reactive"! Kita harus memiliki kebiasaan yang dapat menunjang segala aktivitas kita secara efektif. Orang yang efektif tentunya memiliki sikap proaktif, yaitu bergerak aktif mencari solusi dan selalu cekatan dalam menyelesaikan permasalahan. Tidak hanya itu, orang yang proaktif juga mengerti akan tindakannya dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jadi, kita harus memiliki sikap proaktif, seperti:
- Proaktif dalam merencanakan masa depan.
- Proaktif dalam membangun self-competency.
- Proaktif dalam mengubah nasib ke arah yang lebih baik.
2. Begin With The End In Mind
Kita memang boleh gagal dalam membangun hubungan tetapi kita tidak boleh gagal dalam membangun visi atau tujuan hidup. Bangunlah visi yang sangat jelas tentang jalan hidup. Sebab, visi yang jelas akan membantu kita untuk mencapai masa depan yang cerah, baik dalam kehidupan personal ataupun profesional. Selain itu, visi yang jelas akan membantu kita untuk bisa merumuskan dua hal di bawah ini:
- Apa impian yang ingin diraih dalam 3, 5, atau 7 tahun ke depan?
- Apa aspirasi profesional dan personal yang ingin diwujudkan?
Ingat bahwa setiap manusia pasti memiliki tantangan dan hambatannya masing-masing dalam mengarungi kehidupan. Jadi, berhentilah untuk selalu menginginkan posisi orang lain, berhentilah juga untuk selalu membawa semua aspek kehidupan ke dalam perbandingan.Yuk, tentukan visimu mulai dari sekarang!
3. Put First Things First
Kita harus memiliki prioritas pekerjaan yang jelas supaya segala hal yang akan kita lakukan dapat terstruktur dengan baik. sebagian orang seringkali tidak memiliki prioritas yang jelas, sehingga terdapa beberapa hal yang terabaikan. Hirarki prioritas itu sendiri ada empat:
- Important and Urgent
- Important and Not Urgent
- Not Important and Urgent
- Not Important and Not Urgent
Yuk buat skala prioritas dan ingt untuk selalu utamakan yang utama!
4. Think Win-Win
Think Win-Win bukan tentang bersikap baik, juga bukan teknik perbaikan cepat. Ini adalah kode berbasis karakter untuk interaksi dan kolaborasi manusia.
Sebagian besar dari kita belajar untuk mendasarkan harga diri kita pada perbandingan dan persaingan. Kita berpikir tentang berhasil dalam arti orang lain gagal yaitu jika saya menang, Anda kalah atau jika Anda menang, saya kalah. Hidup menjadi permainan zero-sum. Ibaratkan dengan begitu banyak kue untuk dibagikan, dan jika Anda mendapatkan potongan besar, saya akan menguranginya dan itu tidak adil, kemudian saya akan memastikan Anda tidak mendapatkannya lagi.
Kita semua memainkan permainan, tetapi seberapa menyenangkan sebenarnya?
5. Synergize
Make a SUPER TEAM not a SUPERMAN OR SUPERWOMAN! Kita harus memiliki kebiasaan untuk membangun sinergi yang didasarkan pada pentingnya kerjasama tim yang kuat dari berbagai latar belakang  yang ada nih tujuannya agar tercipta keharmonisan pastinya!
Nah dari Latar belakang berbeda ini akan memberikan ide-ide yang lebih beragam dan membuka jalan bagi solusi yang lebih kreatif dan menguntungkan. Salah satu cara untuk merangkul perbedaan dalam organisasi adalah dengan bersinergi antar anggota tim dengan mendengar satu sama lain, berempati, dan dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang maksimal.
6. Planning and Execution
Hindari NATO (No Action Talk Only)! Kita harus productive dengan menyusun rencana terhadap apa yang akan kita lakukan. Dan tentunya, rencana tersebut harus dieksekusi dengan baik.
7. Sharpen the Saw
Sebagai individu, kita harus selalu mempertajam skills yang kita miliki, baik hard skills maupun soft skills. Sharpen the saw bisa dilakukan dengan membaca buku, observasi terhadap sesuatu, melakukan mentoring dan coaching. Perlu diketahui bahwa sharpen the saw tidak hanya berguna untuk pengembangan skills, tetapi juga berguna untuk menjaga kesegaran ide dan motivasi dalam diri. Perlu diingat bahwa sharpen the saw tidak hanya mempertajam keahlian secara technical, tetapi sharpen the saw bisa diwujudkan dengan melakukan hal-hal menyenangkan yang bisa membantu kita untuk lebih segar lagi agar bisa kembali menjalankan rutinitas.
Penulis : Rahma Sheila Rufaida
Mahasiswa Semester 2 Universitas Airlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H