Mohon tunggu...
Rahma Salsabila
Rahma Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

tugas bahasa indonesia

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Berpikir dan Menjadi Kaya

23 Februari 2021   21:44 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hidup tidak akan berarti tanpa memiliki tujuan atau alasan yang jelas. Betapa benarnya pernyataan ini, karena tanpa tujuan yang jelas, hidup tidak akan kemana -- mana. Demikian juga jika ingin sukses, kita harus memiliki tujuan atau impian -- impian sehingga dapat bekerja keras untuk mewujudkanya.

Setiap malam, sebelum tidur aku selalu duduk diteras rumahku hanya sekedar untuk melihat bintang. Betapa menakjubkanya bintang itu dapat menghiasi bumi dan bebas terbang di luar angkasa. Waktu menunjukan pukul 11 malam. Aku langsung bergegas masuk ke kamarku. Agar aku nyenyak untuk tidur aku selalu mendengarkan podcast yang menceritakan tentang kesuksesan orang orang. Banyak mereka lakukan untuk meraih kesuksesan tersebut. Lalu ada salah satu orang sukses yang ternama dia kuliah jurusan hukum tetapi dia mengambil alih prosefi menjadi seorang pebisnis. Dia becerita bahwa bisnis yang dia miliki dapat meraih omset sampai 300 juta. Ini keren sekali ucapku.
"Selamat pagi, kita mulai pembahasan mengenai bisnis. Sebelumnya saya akan memberi tahu omset terbesar yang didapatkan selama satu tahun dimemangkan oleh Gwen."

Lalu suara tepuk tangan dan ucapan selamat dilontarkan.
"YASSSHHH,akhirnya aku mendapatkan omset terbesar di perusahaanku."
Sinar matahari masuk kedalam celah kamarku. Aku membuka mata dari tidurku. Aku kaget suara tepuk tangan dan ucapan selamat telah mendapatkan omset terbesar hanyalah mimpiku saja. Aku berharap mimpi tersebut dapat menjadi nyata. Tapi nyatanya untuk mewujudkan mimpi bukan hanya sekedar tidur lalu bermimpi tetapi harus ada perjuangan dan usaha dalam setiap langkahnya.
Namaku Jasmine Gwen Carmenatta atau biasa dipanggil Gwen. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Aku memiliki 2 adik berumur 12 tahun dan 2 tahun. Papahku seorang arsitek dan pengusaha batu bara dan ibuku seorang ibu rumah tangga. Harapan kedua orang tuaku sangat besar terhadapku untuk menjadi anak yang sukses dan bernilai. Aku dibesarkan oleh orang tuaku yang hebat. Dan aku bersyukur memiliki mereka.
Tujuan dan misi hidupku merupakan fondasi awal untuk menjadi orang sukses. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas, aku dapat memiliki semangat dan sikap mental yang diperlukan dalam membangun sebuah kesuksesan yang memberi nilai tambah bagi kehidupanku..

Aku sedang melaksanakan sekolah menengah atas atau SMA tepatnya di kelas 12. Aku bercita -- cita ingin menjadi seorang pebisnis. Maka dari itu, aku selalu mempelajari tentang ekonomi atau matematika. Aku selalu berprestasi di sekolahku seperti menjuarai Olimpiade Ekonomi Nasional yang digelar Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada saat di bangku SMP aku meraih perak matematika di Bulgaria. Dan pada kelas 11 aku mendapat medali emas OSN SMA Ekonomi dan pada kelas 12 meraih medali perak di Olimpiade Matematika Internasional di Rumania. Aku suka sekali matematika, karena pada saat taman kanak -- kanak aku dikenalkan matematika oleh mamahku melalui permainan olah pikir. Dan aku selalu mendapatkan peringkat 1 di kelas.Pada saat ini teman -- temanku sedang mempersiapkan untuk melanjutkan sekolah perguruan tinggi termasuk aku juga. Teman -- temanku memiliki cita -- cita yang sangat keren seperti polisi, tentara, dokter gigi, psikolog, pengusaha dan yang lainya. Teman -- temanku ingin melanjutkan kuliah di universitas yang sangat bagus seperti ITB,Unpad,Upi,UGM,UI dan yang lainya.
Aku juga sama ingin melanjutkan kuliah seperti mereka. Tetapi aku ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri. Namun, kedua orang tuaku tidak mengizinkan karena kekhawatiran mereka jika aku hidup disana sendiri tidak ada yang mendampingi. Kedua orang tuaku menyarankan agar aku nanti saja melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Jadi aku memutuskan untuk kuliah disini saja. Aku anaknya selalu ingin tahu dengan hal apa saja karena ini dapat menambah wawasanku. Lalu di sekolah guruku bertanya.
"Apa arti kesuksesan menurut kalian?." Tanya guruku.
Dari pertanyaan tersebut teman temanku kebanyakan menjawab memiliki banyak uang. Ya benar memang kesuksesan dapat kita lihat yang pertama yaitu memiliki harta atau uang yang banyak. Tapi menurutku kesuksesan   itu kemampuan untuk menjalani hidup dengan sesuai keinginan kita, dan melakukan apa yang kita nikmati , dikelilingi oleh orang orang yang kita senangi dan hormati. Memang memiliki uang banyak menjadi sebuah kesuksesan tetapi apakah uang itu dapat kita nikmati atau tidak. Apakah kita bahagia atau tidak. Maka dari itu aku ingin mencari tahu dengan sendiri arti dari kesuksesan.
Setelah menyelesaikan sekolah, aku mendaftar ke universitas favorit yang banyak diidamkan oleh siswa sekolah. Aku ingin mengambil  jurusan administrasi bisnis.Karena aku ingin mendalami tentang bisnis seperti apa. Aku mendaftar melalui jalur rapot karena aku terpilih menjadi siswa eligible pada saat itu. Prestasi aku masukan ke dalam pendaftaran jalur rapot.Karena lumayan untuk aku agar mendapatkan peluang besar untuk masuk universitas tersebut.
Pengumuman diterima atau tidaknya akan diumumkan sebulan sesudah mengikuti pendaftaran. Saat ini aku serahkan semuanya kepada Allah aku selalu berdoa agar perjuanganku dan usahaku membuahkan hasil yang manis. Ku tikung universitas favoriku di sepertiga malamku, agar aku bisa menjadi mahasiswa disana. Ku minta restu dan doa orang tua karena ini hal yang paling utama. Setelah sebulan berlalu. Hari ini tepat hari senin,merupakan pengumuman penerimaan mahasiswa baru, aku dengan kedua orang tuaku berkumpul di ruang tamu, untuk mengetahui apakah aku diterima atau tidak. Setelah membuka pengumuman jantungku berdetak kencang karena aku tidak ingin melihatnya. Lalu mamahku membuka pengumuman itu akhirnya aku diterima di universitas yang aku idamkan. Aku berteriak mendengar hasil tadi, mataku berlianang air mata karena hasil perjuanganku dan usahaku membuahkan hasil yang manis. Kupeluk kedua orang tuaku berkat mereka aku bisa seperti ini. Lalu satu persatu keluargaku  memberi selamat kepadaku. Sepertinya prestasiku dapat menjadi point utama aku diterima di universitas ini.
"Nak,selamat papah bangga dengan hasil usaha kamu. Apabila kamu sudah memutuskan untuk mengetahui suatu bidang. Jadilah orang yang konsisten. Itu adalah kunci keberhasilan yang sebenarnya." Ucap papahku.
"Selamat anaku sayang, jangan pernah menyerah atas impianmu. Impian memberikan tujuan hidup. Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan, kebahagiaanlah kunci untuk sukses." Ucap mamahku.
Aku terharu dengan apa yang dilontarkan oleh mereka, mereka semangatku untuk terus menjadi sukses. Aku berterimakasih kepada mereka karena mereka telah berhasil mendidiku sampai seperti ini.
Keesokan harinya teman temanku juga memberi selamat kepadaku. Guruku dan teman dekatku sama memberi semangat dan juga selamat kepadaku. Aku juga memberi selamat dan semangat kepada teman -- temanku yang sudah diterima di universitas pilihanya. Dan memberi semangat juga kepada mereka yang tidak dterima agar terus berusaha dan berjuang agar semua cita -- cita mereka dapat tercapai.
Pada saat memasuki kuliah pertama, aku memutuskan untuk kost dekat dengan kampusku. Karena rumahku, cukup jauh untuk menuju kampus. Jika bulak -- balik rasanya akan cape berlipat jadi aku memutuskan untuk ngekost. Saat ngekost hidupku diharuskan untuk mandiri karena aku jauh dengan orang tuaku. Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan dirumah seperti mencuci baju, membuat sarapan, memasak harus dilakukan sendiri saat ini.
Pada di semester kedua keadaan ekonomi keluargaku menurun. Karena perusahaan papahku mengalami kebangkrutan dan memiliki hutang yang harus dibayar. Papahku menjual semua asset yang dia miliki dan termasuk asset mamaku juga agar hutang perusahaan dapat lunas. Aku kaget mendengar kabar itu.Cobaan datang bertubi -- tubi, sampai papahku jatuh sakit. Aku juga harus pindah kost- an karena di bulan ini aku belum membayarnya jadi,aku memutuskan untuk pindah ke rumah saja. Setengah tahun berlalu, setelah kejadian perusahan papahku bangkrut hanya bersisakan rumah yang bisa ditempati saat ini. Saat ini aku diharuskan membayar UKT atau uang kuliah tunggal. Karena papahku belum mendapatkan lagi pekerjaan yang menetap hanya kerja serabutan, jika ada panggilan dari temanya untuk bekerja. Mamahku berangkat ke kampus sambil membawa adiku dengan bermodal bismillah dan berharap keringanan dari pihak kampus untuk membayar UKT. Mamahku menghadap bagian administrasi dan muter -- muter untuk membuat surat keringanan agar bisa menunda pembayaran UKT, namun hasilnya nihil usaha itu sia -- sia pembayaran harus segera dilakukan karena jika tidak aku tidak bisa mengikuti kuliah. Aku sesampai dirumah menangis sejadi -- jadinya karena bagaimana jika aku tidak bisa mengikuti pembelajaran di kampus. Papahku dan mamahku meminta maaf kepadaku karena mereka tidak bisa membiayaiku untuk saat ini.
"Maaf ya nak, papah belum bisa membiayai kuliah kamu saat ini, doakan papah agar papah bisa mendapatkan pekerjaan yang tetap." Ucap papahku.
Tapi, aku selalu bilang tidak apa -- apa tidak usah meminta maaf aku akan mencari cara. Lalu aku berfikir untuk menjual macbook ku agar aku bisa membayar uang kuliah. Aku jual macbook kesayanganku pemberian dari papah waktu aku ketika 17 tahun. Kujual macbook ku seharga 6 juta. Karena aku harus membayar ukt sebanyak 4 juta jadi ada sisa 2 juta yang akan aku pakai untuk berbisnis. Karena aku akan investasikan uangku untuk membuat usaha berjualan. Namun mamaku bercerita kepadaku bahwa mamaku harus juga membayar uang sekolah adku sebanyak sejuta delapan ratus. Karena adiku juga sama sepertiku belum membyar uang bulanan atau spp. Dan sisa uangku hanya dua ratus ribu. Aku mencari cara agar dua ratus ribu ini dapat dijadikan usaha berbisnis, agar aku mempunyai uang jajan sendiri dan bisa membiayai kuliahku sehingga aku tidak usah meminta lagi kepada orang tuaku. Dan sekalian aku juga ingin belajar terjun langsung ke dunia bisnis bukan hanya sekedar tau teori saja.
Aku suka sekali membuat kue brownies. Lalu aku terpikirkan untuk menjual kue brownies ini dikampusku. Urusan laku atau tidak itu gimana nanti karena yang terpenting aku mau ada usaha.
"Mah, aku mau jualan kue brownies dikampus. Lumayan buat nambah pemasukan buat jajan." Ucapku
"Boleh nak, mama bantu kamu jualan juga ya." Jawab mamaku.
Lalu aku bergegas menuju supermarket untuk membeli bahan -- bahan membuat brownies. Membeli terigu, telor, coklat dan yang lainya. Sesudah membeli bahan -- bahan,aku membuat brownies dengan bermodal 200 rb aku bisa membuat brownies sebanyak 10 cup 650 ml. Aku menjual brownies ini seharga 20 rb untuk satu cup.  Keesokan harinya aku membawa semua daganganku untuk dijual di kampusku. Kutawarkan kepada teman -- temanku.
"Temen -- temen aku jualan brownies siapa yang mau beli?." Ucapku.
"Wah apatuh, brownies kaya gimana?."
"Brownies biasa kue coklat." Ucapku.
"Aku mau beli, aku suka coklat suka brownies". Ucap temanku.
Lalu kue brownies ku terjual hanya 4 pcs. Sisanya belum ada yang beli dikarenakan sudah masuk jam kuliah
"Makasih ya, sudah mau membeli jualanku. Kalo ada kurang dari kueku aku minta saran ya, saran kalian sangat berharga". Ucapku
"Iya, sama sama Gwen. Menurutku enak,cuman kurang manis aja." Ucap Putri.
"Gwen, kalo bia browniesnya agak kering dan yang dalamnya lembek jadi lebih ke fuddgy brownies." Ucap Elina.
"Oke siap, makasih ya atas saranya." Ucapku.
Karena masukan saran dari teman -- temanku sangat berharga aku akan memodifikasi bentuk kue browniesku menjadi lebih baik. Karena mata kuliah akan segera dimulai, aku fokuskan pikiranku untuk mengikuti pembelajaran.
Setelah selesai mengikuti mata kuliah di kampus. Aku langsung pulang ke rumah, tidak seperti mahasiswa yang lain setiap selesai ngampus mereka nongkrong. Aku juga ingin seperti mereka, tapi apa daya uangku tidak akan cukup untuk nongkrong di caffe. Aku cepat bergegas pulang, karena aku akan melanjutkan jualanku lagi esok hari. Keuntungan yang aku dapatkan hari ini cukup untuk makanku dan keluargaku. Ku sedekahkan browniesku yang tidak terjual kepada pengamen yang ada di jalanan. Jika tidak dimakan mubadzir lebih baik aku kasihkan kepada pengamen yang ada di jalanan.
Senyum sumringah pengamen jalanan setelah mendapatkan kue brownies dariku, mereka mengucapkan terimakasih kepadaku. Dan aku bahagia melihat mereka karena mereka bisa mencicipi kue browniesku. Walaupun kue browniesku hanya laku sedikit aku tetap tidak menyerah, aku melanjutkan jualanku untuk esok hari untuk besok mungkin aku akan berjualan ke setiap kelas padajam istirahat agar jualanku laku.Jadi aku semakin semangat untuk melanjutkan berjualan kue brownies.

Di rumah aku ceritakan kepada mamah dan papahku, aku berjualan brownies.
"Mah, pah aku jualan brownies hanya laku 8 pcs."
"Ga apa -- apa gwen semua juga berawal dari hal yang kecil nanti lama -- lama akan menjadi besar. Layaknya kue browniesmu untuk penjualan pertama kamu hanya sedikit yang membeli mungkin 2 atau 3 hari kedepan akan menjadi banyak." Ucap mamahku
Mereka mengapresiasiku karena aku sudah bisa mendapatkan uang sendiri. Lalu papahku memberi nasihat kepadaku.
"Kalo kamu ingin jadi pebisnis yang sukses kamu harus belajar dari pesaing, tapi jangan pernah menjiplak. Kalo kamu menjiplak maka kamu mati. Uang bukan satu -- satunya modal sukses. Kita tidak pernah kekurangan uang. Kita hanya kekurangan orang orang pemimpi yang mampu berjuang keras untuk mimpinya. Kenali ranah bisnis kamu dan ciptakan motivasi dan yang terakhir pantang menyerang dalam berjuang dalam jalan menuju sukses, kamu akan sadar bahwa orang yang sykses bukanlah orang yang suka merengek maupun yang sering mengeluh. Kalo mau sukses ya kamu harus merasakan capek nya dulu. Dan jangan sampai kamu lupa dengan tugasmu sebagai mahasiswa." Ucap papahku
Wejangan dari papahku sangat mendalam membuat aku semakin yakin dengan kesuksesan.  
Aku mencari cara agar kue browniesku laku banyak. Di kampusku aku sudah belajar strategi marketing penjualan. Ku terapkan strategi tersebut di salah satunya adalah social media. Social media untuk saat ini merupakan teknologi yang memberikan informasi -- informasi yang ada, sehingga orang -- orang bisa mengetahui segalanya hanya dengan lewat hp. Lalu aku berpikir untuk membuat poster dengan bermodalkan hpku. Mungkin dengan cara ini aku bisa memberi tahu kepada orang -- orang. Ku foto kue browniesku, aku membuat brownies, bukan hanya sekedar kue saja tapi aku mengubahnya dengan menambahkan coklat cair yang banyak diatas kue brownies dan juga menambah topping seperti kacang, chocochip, keju,almond, dan yang lainya untuk dijadikan poster agar bisa menarik pembeli untuk membeli kueku. Dan kunamakan "Brownies Lumer." Lalu kutambahakan harga jualku didalam posterku. Ku sebar poster tersebut lewat social mediaku agar orang lain tahu. Dan ternyata banyak sekali yang komen untuk membeli di social mediaku. Ku buat akun social media untuk jualan browniesku di instagram bernama @browlum._ .Aku mendapatkan pesanan sebanyak 7 pcs. Karena aku tidak mau bisnisku mengganggu kuliahku. Jadi aku memutuskan untuk memesan terlebih dahulu dengan batas waktu 5 hari. Agar nanti aku bisa focus untuk membuat kue ku di hari libur.  Setiap hari ku posting posterku di social mediaku dan di akun jualanku hingga di hari ke 5 ini aku mendapatkan total pesanan sebanyak 30 pcs.
Temanku bernama Ales mengajaku untuk berkolaborasi bisnis denganya. Dia Ales teman SMA ku dulu, dia juga seorang pebisnis namun dia sudah lama menjalankanya dari lulus SMA. Karena dia tidak melanjutkan kuliahnya. Dia adalah seorang pebisnis coklat. Ada banyak varian rasa yang ia jual.
"Gwen, kebetulan kamu lagi bisnis brownies. Kamu mau ga ambil coklatnya dari aku?, nanti aka ada harga khusus kalo kamu ambil banyak." Ucap Ales.
"Boleh juga tuh les, tapi aku belum punya modal banyak untuk membeli coklat kamu."
"Gapapa, itu urusan nanti."
"Yaudah deh, aku mau ambil coklat kamu 30 pcs." Ucapku.
Aku meminta bantuan kepada mamahku untuk membantu aku membuatkan kue brownies.
"Mah, Alhamdulillah kue browniesku laku banyak, mama bantu aku bikin brownies ya."
"Iya gwen, boleh makasih ya gwen udah mau bantu mama sama papah dalam keadaan ekonomi kaya gini, mama yakin gwen bisa jadi pebisnis yang sukses."
"Iya, aamin mah akan kuraih semua yang aku mau.
Kukerjakan semua pesanan kue browniesku dengan semangat dan ku buat dengan penuh cinta. Aku menyelesaikan pesanan 30 pcs brownies sampai jam 11 malam, hingga mamahku tertidur lelap di dapur. Lalu kukatakan dalam hati
"Suatu saat, aku akan membanggakan mamah dan papah, akan kubuat mereka bangga memilikiku, doakan selalu anakmu ini ya mah." Ucapku sambil melihat wajah mamah yang cape.
Di pagi hari yang cerah ini, aku akan mengantarkan semua pesanan dengan menggunakan motor kesayanganku si beat merah. Ku kemas pesanan browniesku  dengan cantik dan kusisipkan kartu tanda terimakasih.
"Hai pecinta browlum, terimakasih ya sudah order jangan lupa tag ke ig kami @browlum._ dan masukan serta saran kalian untuk kami sangat berharga."
Lalu ku antar semua pesanan browniesku hingga depan rumah. Aku mengantarkan semua pesanan dengan penuh semangat. Semua pesanan beres diantar hingga sore hari. Lalu aku bergegas untuk pulang ke rumah. Di rumah aku langsung menyegarkan tubuhku dengan mandi, karena aku sudah terkena debu asap dan keringat. Setelah itu, kuhitung penghasilan dan keuntunganku. Ku sisipkan uang untuk menabung. Dan keuntunganku dibagi dua dengan mamahku, karena mamah sudah membantu aku membuatkan pesanan brownies. Awalnya mamahku menolak hasil pemberianku, karena untuk
Aku merebahkan tubuhku diatas kasur, mengingat kejadian yang aku alami tadi.
"Ternyata cari uang itu susah, harus kesana kemari untuk mendapatkanya. Aku ingin bisa mendapatkan uang yang lebih lagi."
Dengan berbisnis aku jadi lebih mudah memahami materi yang disampaikan di perkuliahan.  Keesokan harinya aku melaksanakan kuliah seperti biasa, seperti seblumnya sebelum berangkat kuliah aku membagikan poster jualan terlbih dahulu di social mediaku. Aku berangkat ke kampusku menggunakan motor kesayanganku walaupun jauh dari rumah dengan menempuh waktu 2 jam untuk sampai di kampus, aku merasa tidak apa -- apa karena aku bersyukur masih bisa melanjutkan kuliah. Saat ini di kampusku sedang mencari peserta untuk mengikuti lomba Kompetisi Bisnis dan Keuangan Nasional. Teman -- temanku menyarankan aku untuk mengikuti lomba tersebut karena aku sebelumnya pernah mengikuti dan menjuarai lomba -- lomba.
Aku tertantang untuk mengikuti ini, tapi aku memikirkan lagi karena aku memiliki bisnis mungkin fokusku akan terbagi jika aku mengikuti lomba. Tapi, aku juga ingin memiliki prestasi di tempat kuliahku. Setelah berpikir panjang akhirnya aku mengikuti lomba tersebut. Sebelumnya aku cht mamahku tentang perlombaan ini.
"Mah,Gwen mau ikut lomba tentang kompetis bisnis dan keuangan nasional. Tapi Gwen bingung jika Gwen mengikuti nanti fokusku terbagi karena aku kan jualan juga dan ini ada pesanan 15 pcs untuk di hari ini. Menurut mamah gimana?." Pesanku yang dikim ke mamah lewat whatsapp
"Tidak apa -- apa Gwen kamu ikut lomba saja cari pengalaman lagi dan menambah wawasan yang lebih luas lagi, urusan jualan biar mama yang urus saja." Pesan mamahku.
Lalu aku mendaftar untuk mengikuti lomba tersebut. Sepulang kuliah aku berkumpul dulu untuk memberi tahu materi yang akan dilombakan. Setelah selesai aku pulang ke rumah, lalu aku bercerita kepada papahku dan mamahku.
"Pah, mah aku mau mengikuti lomba kompetisi bisnis, udah daftar tadi dan udah dikasih materi untuk lombanya, tetapi diseleksi lagi dan besok untuk tes nya siapa saja yang berhak untuk mengikuti lomba." Ucapku kepada mereka.
"Iya Gwen,papah dukung Gwen cari pengalaman yang banyak. Semoga dengan mengikuti lomba ini kamu bisa menjadi pemenangnya. Semangat terus untuk beajar dan jangan menyerah, berdoa dan sholat jangan lupa itu nomer satu." Ucap papahku.
"Tapi jualanku nanti siapa yang urus pah, ini lumayan ada pesanan untuk hari ini."
" Yaudah gapapa, biar papah sama mamah yang urus, mamah yang bikin kue, papah yang anterin pesanan."
Ku beri resep browniesku kepada mamahku dan kubilang terimakasih kepada mereka karena, sudah mau membantu bisnisku. Aku sekarang sedang difokuskan untuk belajar yang akan dilombakan. Keesokan harinya aku akan melaksanakan seleksi, setiap kegiatan diharapkan dapat memberikan akselerasi pembelajaran untuk menganilisis bisnis secara menyuluruh. Setiap kegiatan lomba diharapkan dapat memberikan akselerasi pembelajaran untuk menganalisis kasus bisnis. Rangkaian perlombaan dimulai dengan seleksi administrative / tulisan / makalah atau video presentasi terkait dengan tugas lomba. Untuk menyelesaikan ini dilakukan dengan membuat tim. Timku terdiri dari 3 orang.
Hari senin besok kegiatan lomba akan berlangsung, sebelumnya aku meminta doa restu kepada orang tua ku terlebih dahulu agar semuanya berjalan dengan lancar. Aku yakin aku bisa mendapatkan lomba ini.
Pagi -- pagi aku bergegas menuju kampusku untuk mengikuti lomba bersama teman temanku. Ku serahkan semuanay kepada allah, aku hanya bisa berserah diri dan yakin saja. Ku lewati setiap perlombaan. Ku analisis bersama timku setiap kasus bisnis. 5 jam kulalui. Dan setelah itu, timku lolos ke final.
"Alhamdulillah ya allah terimakasih." Ucapku sambil sujud suku bersama timku.
"Selamat, semoga semakin semangat, untuk babak selanjutnya harus diperhatikan lagi setiap kasus bisnis nya lebih jelas ya." Ucap dosenku.
Tim yang lolos ke final akan mengikuti rangkaian dengan tugas yang akan dibagikan dua minggu sebelum babak final dimulai. Dan peserta harus menganalisis kasus tersebut. Aku dan teman -- temanku selama 2 minggu tersebut menganalisis tugas yang diberikan. Aku merasa tertantang dan kemampuanku meningkat pesat dalam menganalisa berbagai bisnis perusahaan dan juga kemampuan untuk melakukan kasus model keuangan. Sebuah kompetisi yang melelahkan dengan kasus yang menantang. Lalu aku pulang dengan membawa raut wajah yang membahagiakan tidak seperti biasanya dengan raut wajah yang cape dan lesuh.
"Mah, Pah aku dan tim ku lolos ke final." Ucapku sambil teriak.
"Selamat nak, terus belajar semoga kamu bisa menjuarai perlombaan tersebut." Ucap papahku.
Lalu aku dan timku selama 2 minggu menganalisa kasus bisnis yang diberkan oleh pihak perlombaan. Waktu 2 minggu kulalui. Saatnya aku membuktikan kepada orang tua ku aku bisa memenangkan perlombaan ini bersama timku. Kulalui perlombaan tersebut dan berlangsung selama 6 jam. Setelah selesai, aku dan timku memutuskan untuk makan sembari menunggu siapa yang memenangkan loma tersebut. Saat aku dan timku sedang makan, aku dan timku dipanggil dosen.
"Cepat kalian naik ke atas panggung, kalian memenangkan perlombaan ini."
Aku dan timku kaget dan langsung bergegas ke atas panggung sambil mengunyah makanan yang ada di mulut dan sambil loncat loncat kegirangan karena telah memenangkan lomba bergengsi ini. Lomba ini diikuti oleh 40 universitas. Aku banggakarena aku dan timku dapat memenangkan lomba tersebut dan bisa membawa nama baik universitas. Semua temanku yang mendukungku di perlombaan mengucapkan selamat.
" Selamat atas pencapaian yang membanggakan, semoga semakin termotivasi untuk lebih berprestasi." Ucap dosenku.
Lalu aku pulang ke rumah memberitahu kepada kedua orang tuaku aku memenangkan perlombaan bergengsi ini. Mamah dan papahku bangga melihat aku dapat menjuarai perlombaan.
Setelah mengikuti perlombaan tersebut, aku kembali memfokuskan diriku kepada bisnisku. Aku seperti biasa membagikan poster ke social mediaku dan akun jualanku.  Setelah memenangkan perlombaan tersebut, aku mendapatkan pesanan sebanyak 500 pcs. Karena banyak mahasiswa adik kelas dan kaka tingkat yang memesan dan mereka mengucapkan selamat kepadaku karena telah mendapatkan perlombaan.
"Wah keren sekali ini, aku bangga terhadapku selain memenangkan perlombaan aku juga mendapatkan pesanan yang tidak terduga olehku, terimakasih ya allah." Ucapku.
Untuk kali ini pesananku dibuat setiap hari tidak seperti biasanya hanya dibuat setiap hari libur saja. Karena banyak dari mereka yang memesan ingin diambil pesananya dihari yang berbeda. Aku membuat browniesku setiap harinya 100 pcs. Aku dibantu oleh mamahku karena aku harus membagi waktu dengan waktu kuliahku. Aku memesan coklat untuk bahan browniesku ke Ales, aku memesan sesuai dengan jumlah pesananku. Ales kaget karena biasanya aku memesan coklat hanya 10 pcs saja. Lalu aku ceritakan kepada dia mengapa aku bisa mendapatkan pesanan sebanyak 500 pcs.
"Wah keren salu gua sama lo Gwen." Ucap Ales.
"Hahahaha, semua berkat ridho orang tua dan ikhtiarku." Ucapku.
Aku membeli coklat kepada Ales tidak dibayar kontan, aku mengutang dulu kepadanya, karena aku tidak punya banyak uang untuk membelinya, aku membayarnya jika pesananku sudah sampai kepada orang yang memesan. Ales tidak keberatan dengan hal ini.
Setiap harinya, aku mengantarkan pesananku. Ada yang mengambil pesananku di kampus ada juga yang diluar kampus. Setelah 5 hari berlalu, aku mendapatkan keuntungan yang sangat banyak. Aku tidak menyangka akan seperti ini, aku diberi kemudahan setelah mengahadapi kesulitan di keadaan ekonomiku. Aku tabungkan keuntungan tersebut sebagian untuk membuka toko, dan aku bayarkan kepada Ales karena aku memiliki utang membeli coklat. Lalu aku berterimakasih kepada mamah dan papahku yang rela membantuku untuk membuat brownies hingga larut malam.
Setelah semuanya selesai mengantarkan pesanan dan menghitung keuntungan yang diperoleh dari bisnisku. Aku berpikir bagaimana agar browniesku tidak gampang bosan untuk dibeli. Aku meminta solusi kepada papahku. Papahku menyarankan agar aku lebih kreasi di rasa. Dan aku terpikirkan aku akan menmabhakan rasa di browniesku dengan coklat yang berbagai jenis rasa. Dimulai dari rasa strawberry, greentea , cappuccino , anggur , taro , mint , dan yang lainya. dan aku juga mengubah bentuk browniesku menajadi bulat sehingga bisa dipotong menjadi 8 bagian dan berbentuk segitiga yang asalnya persegi panjang. Aku akan mengubahnya dimulai hari esok. Setelah esok hari, aku berniat membeli coklat rasa kepada Ales, dan beruntung sekali ternyata Ales menjual berbagai macam rasa coklat. Lalu aku membeli semua rasa yang Ales jual.  Ku kreasikan browniesku kusimpan semua rasa coklat yang lumer di atas brownies, lalu ku foto. Setelah selesai foto aku mengganti poster jualanku. Dan kuungah poster tersebut ke social mediaku dan akun jualanku. Di poster tersebut kutambahkan berbagai macam rasa.
Aku meminta bantuan teman -- temanku untuk mengunggah poster tersebut. Belum lama 1 jam browniesku banyak diminati dan sudah ada yang memesan sebanyak 150 pcs. Ku tunggu hingga batas pesananku jam 18.00 agar yang memesan sekarang, lusa  bisa langsung diantar pesananya. Ku tunggu hinga jam 6 sore, dan ternyata pesananku tembus hingga 1500 pesanan.
"Mama, Alhamdulillah pesanan tembus 1500 pcs." Ucapku.
"Wah Alhamdulillah rezeki kita dimudahkan."
"Tapi mah, kalo tembus 1500 pesanan dikerjain sama 2 oang gabakal sanggup deh." Ucapku.
"Yaudah, kamu buka lowongan kerjaan aja siapa yang mau bantu untuk 10 orang. Mereka kerjanya ada yang dibagian mixer,oven dan nuangin bahan ke kemasan. Untuk resep biar mama atau Gwen saja yang membuat takaranya. Kalo mau sodara sodara kamu kan ada yang seangkatan lumayan banyak mau kali ngebantu, kan ini hari libur sabtu minggu. " Ucap mamahku.
Kebetulan saudaraku banyak dari mamah dan seangkatan juga denganku dan rumahnya hampir berdekatan. Lalu aku whatsapp mereka, dan akhirnya mereka mau. Kukerjakan semua pesanan browniesku dengan bantuan mama dan saudara -- saudaraku. Lalu papahku datang.
"Gwen, kalo mau kamu sambil buka lowongan pekerjaan, ntar disaat ada pesanan kamu banyak dan sodara -- sodara kamu sibuk siapa yang ngebantu." Ucap papahku.
"Iya juga ya." Ucapku.
Sambil membuat brownies aku whatsapp teman -- teman SMA ku, kutawarkan pekerjaan kepada mereka yang mau. Dan akhirnya ada 8 orang yang  mau, karena mereka sedang menganggur. Aku membuat brownies dibagi menjadi 2 sesi. Setiap sesi di hari pertama membuat sebanyak 750 brwonies dan di hari kedua juga sama. Aku dan saudaraku membuat brownies dengan penuh cinta dan senang.  Setelah semuanya selesai ku antar brownies tersebut seperti biasa, tapi untuk kali ini aku mengantarnya dengan ojek pengantar makanan dan menambah biaya ongkos kirim. Aku menyelesaikanya sampai sore hari, untungnya sudah selesai jadi aku bisa memberi bekal kepada saudara -- saudaraku karena telah membantuku.
Aku melakukan hal seperti itu setiap hari, setiap harinya pesananku bertambah banyak. Aku sekarang sudah memiliki karyawan untuk bisnis browniesku. Ku serahkan semuanya kepada mereka. Tapi untuk resep tetap mamaku dan membeli coklat tetap di Ales. Untuk sekarang aku hanya memanage keuangan dan menuliskan pesanan. Jadi aku bisa terfokus untuk kuliah. Setahun sudah bisnisku berjalan, aku sekrang sudah bisa membuat toko untuk bisnis browniesku. Terkadang bisnisku juga sepi peminat dan ramai peminat. Tapi aku selalu berusaha untuk meramaikan bisnisku dengan mengadakan BBG atau bagi bagi brownies sehingga mereka yang belum pernah nyoba bisa mencoba. Sehingga bisa membuat mereka ketagihan.
Sekarang merupakan 3 tahun bisnisku berjalan, aku sudah mempunyai 1001 toko di berbagai macam kota. Aku sudah lulus kuliah dan aku mendapat gelar camluede.  Aku juga sekarang sudah bisa membeli lagi perusahaan papahku yang kemari sempat dijual. Aku bisa membeli perusahaan untuk papahku berkat bisnisku yang setiap tahunya mendapatkan omzet mencapai milyaran. Mimpiku yang kemarin hanya ilusi saja untuk mendapatkan omzet yang tinggi sekarang bisa menjadi kenyataan. Ini semua juga berkat doa dan restu orang tuaku. Aku bangga kepada diriku sendiri karena disaat keadaan ekonomi keluargaku sulit aku bisa merubahnya menjadi mudah. Semua cobaan dan rintangan yang aku lalui merupakan proses yang akan mendewasanku. Rintangan hadir bukan untuk mematahkan dan menghentikan langkahku, namun itu semua ada agar aku lebih belajar serta menjadi pribadi yang kuat. Aku selalu kuatkan niat dan tekadku untuk meraih impian. Lakukan semaksimal mungkin untuk mewujudkan impian dan hargai selalu setiap proses sekecil apapun itu. Kita bisa meraih semuanya kalo kita mau dan berusaha.Semua kesuksesan diperoleh dari perjuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun