Mohon tunggu...
Rahma Roshadi
Rahma Roshadi Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer Bahagia

Penikmat tulisan dan wangi buku

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pejuang Kartu Prakerja, Mana Semangatnya?

15 Maret 2021   07:44 Diperbarui: 15 Maret 2021   07:44 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kartu Prakerja gelombang 14 akhirnya secara resmi dibuka. Program yang sejak kemunculannya menjadi 'rebutan', tampaknya menggeliat lagi setelah rehat sejenak. Pada awal programnya, kartu Prakerja sempat diwarnai kelucuan ketika pilihan platform wirausahanya mengarah pada situs besutan anak muda Indonesia, yang baru saja dipersilakan duduk di kursi staf khusus milenial.

Gonjang-ganjing manfaat yang sempat dipertanyakan. Alih-alih memberikan pelatihan keterampilan, namun dimanfaatkan oleh mereka yang memburu enam ratus ribu. Belum lagi proses evaluasi pelamar kartu Prakerja sejak gelombang 1 sampai 13 yang dinilai tidak transparan. Meskipun tetap tidak terlihat bagaimana cara seleksi para pendaftarnya, faktanya kartu Prakerja gelombang 14 tetap tersimpan di lubuk hati penggemarnya, yang masih penasaran ingin lolos evaluasi.

Peserta Kartu Prakerja

Program kartu Prakerja gelombang 14 kali ini akan menerima 600.000 peserta. Mereka yang siap mendapatkan bekal keterampilan dan bekal uang saku, harus terlebih dahulu berjibaku dengan para pesaing dari seluruh Indonesia.

Tidak ada yang berbeda pada persyaratan calon penerima kartu Prakerja, yaitu minimal usia 21 Tahun atau sudah menikah, dan tidak berada dalam pengampuan. Pertanyaan pilihan yang diajukan pun tetap sama, yaitu status kebekerjaan saat ini dan apakah calon peserta menganggur karena terdampak covid-19.

Hal ini berarti, siapapun warga negara Indonesia yang sudah ber-KTP, adalah pesaing satu sama lain. Bayangkan, satu platform dirangsek oleh ratusan juta calon peserta dengan beragam motivasi. Wajar kalau sempat terkendala down system, atau lebih banyak calon peserta yang gagal daripada yang berhasil.

Lagi-lagi kritikan mengarah kepada sistem seleksi yang harus transparan. Mendaftarnya saja sudah penuh perjuangan, maka jangan sampai tertunda hanya karena seleksi 'kocok dadu'. Karena faktanya, pendaftar kartu Prakerja tidak dikhususkan pada pengangguran, melainkan terbuka juga bagi yang masih bekerja untuk mendapatkan bekal keterampilan. Semoga saja bukan pencari peluang 'bekal' bulanan.

Pelatihan yang Ditawarkan

Pelatihan Keterampilan/freepik.com
Pelatihan Keterampilan/freepik.com

Melihat kondisi sosial dan ekonomi di tengah wabah yang tak kunjung usai, pemerintah memberikan penawaran kelompok pelatihan keterampilan bagi para pendaftar Prakerja. Mulai dari pelatihan bahasa, kecantikan, tata boga, pengembangan diri, hingga IT.

Sebagai pengikut kartu Prakerja mulai dari gelombang 1 sampai 13, rasanya ada yang berbeda dengan tawaran kelompok pelatihan tersebut. pada gelombang 14 ini, kelompok pelatihannya ditanyakan di awal setelah memperbarui data pribadi.

Kelompok pelatihan dan rinciannya benar menarik. Sayangnya, peserta hanya diperbolehkan memilih 1 kelompok pelatihan saja. Bayangkan, di masa sulit seperti ini, sertifikasi pengembangan diri atau pelatihan jurnalistik untuk optimasi SEO pasti sudah menyentuh angka jutaan rupiah.

Maka bersyukurlah bagi yang mendapat kesempatan lebih awal untuk bergabung bersama program Prakerja. Manfaatkan kesempatan pelatihan untuk benar-benar menggali ilmu, alih-alih hanya mengejar insentif ratusan ribu.

Bagaimana Memilih Pelatihan?

Tidak sedikit dari peserta yang berubah bimbang ketika menghadapi pilihan pelatihan yang ditawarkan. Tentu saja, karena yang ditawarkan tidak lain adalah kelompok keterampilan yang akan sangat dibutuhkan di masa depan. Semuanya bebas dipilih dengan saldo pelatihan sebesar 1 juta rupiah.

Sebut saja kemampuan berbahasa. Zaman sekarang, orang sudah tidak boleh meremehkan kemampuan berbahasa asing. Pasar global sudah membuka pintu negara-negara untuk 'saling sapa' lalu bersaing kemudian. Apa jadinya jika Indonesia sudah dibanjiri turis mancanegara, sementara para pedagang hanya mengandalkan bahasa daerah, Bahasa Indonesia seperlunya, atau bahasa Inggris yang begitu-begitu saja.

Demikian halnya dengan keterampilan wirausaha. Berwirausaha bukan hanya bicara cara berdagang atau menjual barang. Namun bagaimana caranya pedagang bisa mengemas barang yang sama, menjadi bernilai jual yang lebih tinggi karena branding yang lebih baik. Semuanya membutuhkan pelatihan keterampilan dan harus menjadi target belajar yang serius, jika seseorang ingin sukses di masa depan sebagai pribadi yang siap bersaing.

Para calon peserta tak perlu khawatir apalagi bingung memilih jenis pelatihan. Hal pertama yang bisa dijadikan acuan adalah, ke arah mana passion atau keinginan hati kita ingin melangkah. Ini sudah bukan saatnya coba-coba. Maka, ketika pilihan kita jatuhkan pada keterampilan yang sesuai dengan kehendak hati, kesempatan untuk mencintai dan menggali ilmu di bidang tersebut akan jauh lebih besar.

Kedua, selain passion, calon peserta pelatihan seharusnya memperhatikan prospek usaha di masa depan. Gali informasi sebanyak mungkin tentang peluang-peluang usaha baru, atau start up yang mungkin dikembangkan. Upayakan tidak asal-asalan memilih pelatihan, hanya karena mudah dan gratis. Tujuannya adalah ilmu dan pengembangan keterampilan, bukan sekadar sertifikat apalagi mengejar segera cair insentif.

Ketiga, calon peserta harus memiliki keseriusan mengikuti pelatihan, evaluasi, sampai lulus mendapatkan sertifikat. Namun bukan itu saja, pastikan keterampilan yang sudah dipelajari segera diaplikasikan. Bahkan jika perlu, ajarkan kepada orang lain, setidaknya untuk membuatnya tetap bertahan di dalam ingatan. Satu tips agar tidak mudah melupakan ilmu, teach one thing you learn every day.

Kesempatan untuk bergabung menjadi peserta kartu Prakerja gelombang 14 memang sudah tertutup sejak 14 Maret 2021 lalu. Namun sepertinya, di luar sana masih banyak masyarakat yang mengharapkan terus bergulirnya program ini ke gelombang lima belas, enam belas, dan seterusnya.

Dampak wabah covid-19 tidak turut reda hanya karena disebarkannya vaksin kepada warga negara Indonesia. Karena di saat yang sama, inflasi sudah lebih dulu menyapa dengan melangitkan harga-harga. Kartu Prakerja gelombang 14, semoga bisa menjadi asa bagi sebagian rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun