Sebuah metode tapping dan scanning kemudian terluhat berkembang sebagai sebuah cara baru menggunakan kartu, tanpa harus digesek ke mesin EDC, dan juga tanpa perlu membubuhkan tanda tangan atau meng-input nomor PIN. Pembayar cukup menempelkan kartunya yang seketika akan memotong saldo simpanannya sesuai transaksi yang dilakukan. Di lain perangkat, metode scanning menggunakan kode batang juga semakin popular, karena semakin memudahkan transaksi bahkan tanpa menggunakan kartu apapun.
Fenomena ini menarik, karena nasabah pemilik kartu menjadi tidak terlalu cemas dengan kerusakan yang mungkin terjadi karena gesekan pada mesin EDC, atau bahkan batal bertransaksi hanya karena lupa membawa kartu kredit atau debit. Optimasi sistem tapping dan scanning ini sebenarnya sangat bisa untuk dioptimalkan, dengan memunculkan pola keamanan tinggi pada penggunaannya. Bayangkan, masih ada resiko penggunaan kartu bukan oleh pemiliknya ketika terjadi kehilangan yang lambat disadari oleh si pemegang kartu.
Satu contoh, tapping dan scanning ini, meskipun tidak menggunakan PIN atau tanda tangan, bisa diperketat penggunaannya dengan menambahkan scan sidik jari pemegang kartu. Pengembangan aplikasi finger scan bisa dikembangkan, sehingga penggunaan sistem yang sudah praktis ini, tetap memiliki keamanan yang baik, mengingat sidik jari adalah pola unik yang bentuknya berbeda pada setiap jari manusia.
Pembayaran dengan transaksi digital tetap bisa dilakukan jarak jauh, dengan tetap memperhatikan standar keamanan yang tinggi bagi nasabah pemilik dana. Dengan demikian, penggunaan transaksi digital akan semakin optimal dan mendukung siklus pedagangan, yang secara otomatis juga mendukung perekonomian skala nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H