Mohon tunggu...
Rahma Roshadi
Rahma Roshadi Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer Bahagia

Penikmat tulisan dan wangi buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencari Khalifah Islam Sekarang

29 Januari 2021   04:54 Diperbarui: 21 Juli 2021   14:51 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Khalifah di dalam Islam adalah gelar pemimpin kepada penerus perjuangan dakwah baginda nabi. Perjuangan Islam dilanjutkan para khalifah yang dikenal dengan khulafaur-rasyidin setelah kewafatan Nabi Muhammad saw. Namun, pernahkah kita sejenak mencari bahkan di google, apakah ada yang menjadi Khalifah Islam Sekarang?

Dilansir dari Wikipedia, Khalifah Islam saat ini menunjuk pada nama Hazrat Mirza Masroor Ahmad. Beliau tidak lain adalah pemimpin internasional komunitas muslim Ahmadiyah. Organisasi tersebut, sebagaimana tertulis pada situs resminya di Indonesia, memiliki seorang khalifah sebagai pemimpin rohani, yang saat ini sudah berada pada kepemimpinan khalifah kelima.

Akhlak sempurna yang dimiliki Nabi Muhammad salallaahu alaihi wasallam, benar-benar memunculkan semangat juang para penerusnya.  Tidak hanya pada diri khalifah saja, namun juga kepada para pengikutnya. Motivasi yang besar untuk bisa meniru setiap perilaku dan perkataan Sang Teladan, menjadikan sebagian besar umat berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.

Gelar khalifah adalah sebuah penghormatan bagi mereka yang didapuk untuk memimpin segolongan orang-orang yang beriman, yang juga disebut Amirul Mukminin. Gelar tersebut mulai digunakan ketika periode khalifah kedua, dan terus dipakai oleh seluruh khalifah selanjutnya. Hal ini berarti, sistem khilafat seharusnya berjalan dengan dasar yang mempedomani seseorang dalam hal keimanan.

Jika kita menilik sebuah artikel yang dikutip dari web Ahmadiyah.id tentang konsep khilafah, Al-Qur'an menggunakan kata Khulafa untuk mengisyaratkan sebuah perlakuan khusus kepada orang yang bertakwa dan memiliki anugerah rohani. Sebuah makna yang dalam, karena hal ini berarti, siapapun yang memiliki gelar khalifah adalah mereka yang diyakini telah memiliki kedekatan dengan Allah Taala.

Lebih jauh lagi, mereka yang bergelar khilafah, adalah orang terpilih yang telah mampu meredam api nafsu duniawinya. Dengan demikian, bagaimana mungkin seorang khalifah memiliki keinginan untuk menguasai wilayah negara tertentu. Alih-alih menjadi penguasa negara, khalifah adalah mereka yang 'mengambil hati' orang-orang beriman untuk tetap setia di jalan Allah taala.

Khalifah Islam Saat Ini

Kembali kepada pertanyaan sebagian besar umat Islam tentang 'Siapa Khalifah Islam Sekarang', maka seharusnya kita pun turut mengkaji kondisi umat Islam saat ini, sebagai media utama untuk menerima kehadiran Khalifah Islam selanjutnya. Sebagaimana pemimpin dipilih untuk mengatur kesemrawutan, demikian halnya seorang khalifah pasti hadir di tengah kondisi akhlak para mukmin mulai bergeser.

Hadirnya seorang khalifah pasti akan berhubungan dengan kondisi moral alih-alih pemerintahan dan politik. Hal itu karena, khilafah dan kenabian memiliki tujuan yang sejalan, 'Khilafah 'ala minhajin-nubuwwah', khilafah yang mengikuti jejak kenabian. Maka seorang penerus sejati dari kenabian, tentu tidak akan meniggalkan perilaku dan kebiasaan yang dilakukan oleh nabi, dan memimpin umat seperti cara nabi melakukannya.

Terdapat puluhan negara di dunia, namun tak satupun yang memiliki khalifah. Tentu saja, semua karena pengejawantahan khalifah yang keliru dan disejajarkan dengan kepala negara atau pemimpin pemerintahan belaka. Tujuan yang demikian, tidak akan membawa umat Islam kembali kepada kemenangan, karena berdirinya kekhalifahan yang dimotori dengan cara-cara perang dan pemberontakan.

Perhatikan bagaimana Iran menyeruak dengan pola pemerintahan berdasarkan agama Islam, dengan mengikuti ajaran Syiah. Teritori berdiri tanpa pernah berhasil menunjuk siapa khalifahnya dan bagaimana harus menjalankan sistem pemerintahannya. Lebih jauh, pemberontakan dan peperangan meledak, bahkan melibatkan negara super power Amerika yang terganggu dengan misi negara Islam Iran.

Sistem pemerintahan kekhalifahan, belum berhasil seperti yang diharapkan Islam. Tentu saja tidak akan berhasil, karena hal ini tidak sejalan dengan nubuwatan mengenai kekhalifahan, yang seharusnya hanya fokus kepada pembenahan akhlak dan rohani umat. Khalifah-khalifah duniawi hanya akan membuat banyak wilayah tergulung ke dalam ombak peperangan yang semakin membesar.

Khalifah Ahmadiyah

Rujukan Wikipedia yang menyebutkan nama Hazrat Mirza Masroor Ahmad, adalah sebuah tanda tanya besar yang harus dijawab dengan damai dan jauh dari prasangka. Bagaimana sebuah organisasi yang berawal dari Qadian, memiliki sebuah pola kekhalifahan yang langgeng sejak tahun 1889. Sudah lebih dari seabad komunitas muslim ini berdiri dan terus meluas.

Hazrat Mirza Masroor Ahmad adalah khalifah kelima yang meneruskan perjuangan dakwah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, sang pendiri Ahmadiyah. Hal ini berarti, ada kelanggengan kepemimpinan di bawah tampuk Ahmadiyah, yang telah tersebar di 220 negara, tanpa satu negara pun yang mereka kuasai pemerintahannya.

Sebuah hikmah yang perlu kita renungkan bersama, bahwa benar khalifah rohanilah yang diinginkan berdiri tegak di bumi. Mereka menjunjung tinggi slogan Love for All Hatred for None, sebagai bentuk kontemplasi perlunya kehidupan yang damai di muka bumi, mengasihi sesama tanpa membedakan latar belakang ras, budaya, agama, dan memberikan kesempatan yang sama bagi siapapun untuk beribadah sesuai keyakinan mereka.

Bukan sekadar slogan ucapan, faktanya tak sedikit aksi kemanusiaan yang dilakukan, pesan-pesan perdamaian yang disampaikan, dan anjuran untuk mencintai tanah air dan taat kepada pemerintah sebagai bagian dari keimanan. Tentu saja, hal tersebut juga dilakukan karena mencari keridhoan Allah semata, sebagaimana selalu dinasihatkan oleh pimpinan mereka, Sang Khalifah Islam saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun