Â
1. Konsep DiriÂ
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Menurut William D Brooks dalam jalaludin rakhmat, presepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologis, sosial, dan fisis. Song dan Hattie (1984) mengemukakan bahwa aspek konsep diri dibedakan menjadi konsep diri akademis dan konsep diri non-akademis.
Perkembangan konsep diri ini sangatlah penting untuk membantu seseorang mengembangkan kepribadian yang lebih baik, dalam perkembangan diri peran orang tua, dan guru merupakan hal yang penting. Fungsi dari konsep diri memiliki perbedaan, yaitu:
- Fungsi konsep diri positif
- Menggangap semua sama rata
- Punya keyakinan mampu mengatasi berbagai macam masalah
- Bisa menerima pujian tanpa rasa malu
- Menyadari perbedaan perasaan dan perilaku orang lain
- Berkeinginan dan mampu memperbaiki diri
- Fungsi konsep diri negatif
- Merasa pesimis saat menghadapi persaingan
- Sangat sensitive terhadap kritikan
- Responsif terhadap pujian
- Cenderung bersikap terlalu kritis
- Merasa tidak disukai orang lain
Konsep diri sangat berpegaruh terhadap perilaku individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan konsep yang dimilikinya (Rahmat, 1996). Dan konsep diri ini juga akan memengaruhi cara individyu dalam bertingkah laku di Tengah Masyarakat.
2. EmosiÂ
Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relative tinggi, dan menimbulkan gejolak batin. Emosi antara lain adalah takut, cemas, khawatir, marah, rasa bersalah, rasa duka, dan masih banyak lagi. Emosi memiliki ciri-ciri:
- Pengalaman emosional bersifat pribadi: kehidupan emosional seorang individu tumbuh dari pengalaman emosionalnya sendiri.
- Perubahan aspek jasmmaniah: apabila individu menghayati suatu emosi, maka terjadi beberapa perubahan pada aspek jasmaniah.
- Emosi diekspresikan dalam perilaku: Â diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/Bahasa
- Emosi sebagai motif: dorongan seseorang akan menjauhi atau mendekati sesuatu objek yang memberikan rangsangan emosional.
Upaya mengembangkan emosi remaja dan implikasinya bagi Pendidikan dapat menggunakan metode intervensi Pendidikan. Karena intervensi Pendidikan dapat mengembangkan emosi remaja agar cenderung kearah kecerdasan emosional.
- Dalam kamus psikologi (chaplin, 2006) moral merujuk pada akhlak yang sesuai dengan norma sosial, atau berkaitan dengan hukum dan kebiasaan yang mengatur perilaku individu.
- Nilai merupakan tolak ukur atau acuan yang digunakan untuk menilai, mengukur, atau memberikan bobot pada sesuatu, baik dalam aspek akademis, moral, sosial, maupun ekonomi.
- Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk merespon sesuatu hal, baik melalui pikiran, perasaan, namun Tindakan terhadap objek, individu, siatuasi, atau peristiwa tertentu.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan moral, nilai dan sikap adalah lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan dan lingkungan Masyarakat. Banyak Upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan ini, dan sangat berimplikasi pada Pendidikan, antara lain:
- Teknik pengasuhan
- Perasaan dan empati
- Pengembangan sikap altruisme (minat yang tidak mementingkan diri sendiri untuk menolong orang lain).Â
- Menciptakan komunikasi
- Menciptakan iklim lingkungan yang serasi (pelajari nilai moral, sehingga tercipta lingkungan yang positif, jujur, dan konsekuens).Â