"Sudah-sudah, cukup. Kalau kalian seperti ini terus-menerus, kalian tidak akan pernah selesai. Bapak bisa-bisa sampai lumutan mendengar ocehan kasar kalian berdua." ucap Pak Budi dengan lelucon bapak-bapaknya yang juga bertujuan untuk mencairkan suasana.
*HAHAHAHAHA* (suara tertawa murid-murid yang lain)
"Bapak bisa ae, kayak kacang pilus aja jokesnya, renyah pisan euy." ujar salah satu murid sembari tertawa.
Dengan suasana yang sudah mencair, tidak lagi dingin dan serius, pada akhirnya pelajaran pertama di kelas mereka yaitu matematika pun dimulai dan Pak Budi ikut mengajar materi baru.
*45 menit kemudian*
"Selanjutnya, karena bapak sudah mengajari kalian materi baru, bapak akan mengambil nilai dengan menanyai kalian jawaban dari soal yang bapak berikan di papan tulis." ujar Pak Budi. Pernyataan tersebut memberikan dampak dan perasaan yang berbeda-beda pada tiap murid di kelas.
"Baik, pak."
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM."
"Hah, tadi bapaknya bilang apa? enggak kedengeran."
"Akhirnya selesai juga Pak Budi mengajar, kepalaku sudah mau meledak tiap pelajaran matematika."
Dari beberapa jawaban dan respons tiap murid yang berbeda-beda, terdapatlah Bintang yang sudah tidak sabar ingin menjawab soal dari Pak Budi.