Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Babad Ikhwan Mistis: Mengharu Biru bersama Kesedihan Baru

10 Juli 2020   07:57 Diperbarui: 10 Juli 2020   07:55 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Izal menghembuskan nafas perlahan-lahan dan seolah terasa bahwa hembusan nafasnya mengeluarkan kegundahan yang selama ini menjadi benalu di benaknya.

"Mungkin sepertinya itu De"

Tak disangka oleh Dede, ternyata berawal dari jawaban singkat tersebut Izal selanjutnya makin terbuka. Awalnya Izal berbicara tentang masalahnya dengan seorang akhwat kampus adalah karena perbedaan pandangan semata, namun setelah diusut lebih jauh dengan beberapa bantuan intel, rupanya data dan fakta yang diperoleh ternyata cukup membuat Izal tidak dapat tidur dan tidak enak makan. Persoalan ternyata boleh dikatakan cukup serius, dan nampaknya akan menjadi bom waktu yang di waktu-waktu ke depan akan cepat meledak. Dari situlah Dede menjadi cukup tertarik untuk menanggapi masalah yang didera oleh Izal secara lebih intens dan serius.

 Selain menjelaskan masalah yang dialami oleh Izal sendiri, ia juga mengungkapkan beberapa masalah yang juga dialami oleh yang lain, di sinilah Dede juga berkenalan dengan ikhwan kampus garis tengah yang selama ini kurang begitu terekspos kabar beritanya, di antaranya adalah Heru, Iyan, dan Ganjar. Untuk kasus Heru misalnya ia menjadi korban dari penikungan di garis akhir saat hendak melakukan pendekatan dengan seorang akhwat, Iyan dan Ganjar kasusnya pun tak jauh berbeda. Pelakunya sendiri tentang sabotase pendekatan akhwat seperti yang sudah diduga oleh Dede tidak lain adalah ikhwan borjuis.

Tuturan Izal pun makin meluas kepada orang-orang baru yang sebelumnya tidak disangka-sangka oleh Dede, satu di antara yang cukup membuat geger adalah munculnya nama Bos Aman. Namanya memang tidak banyak muncul dalam pergumulan ikhwan mistis selama ini, tetapi jika ditilik dari segi pengaruh, sejarah membuktikan bahwa ia merupakan salah satu orang paling berpengaruh dalam kehidupan kampus. Bos Aman merupakan the invisible hands layaknya konspirasi elit global soal tatanan dunia, dan di lingkungan kampus ialah gambaran atau analoginya.

Sebagaimana informasi yang diperoleh itu, maka Dede makin dibuat was-was, pasalnya ketika Bos Aman mulai terganggu dari zona nyamannya selama ini sepertinya akan membuat suasana makin panas, karena pengaruh Bos Aman dapat membuat suasana makin runyam. Dalam pikirannya mungkin akan terjadi semacam perang dingin atau bahkan lebih buruk adalah perang terbuka antara ikhwan proletar dan borjuis kembali terjadi. Hal ini semakin jelas mungkin terjadi karena informasi Heru dan Iyan menyatakan bahwa nama-nama seperti Bale, Egi, dan Roy terlibat dalam skandal sabotase pendekatan akhwat.

"Jadi yang terlibat di antaranya ada Bale, Egi, sama Roy, mereka setau gue main belakang, padahal mereka juga tau kalo akhwat itu udah jadi inceran seseorang di antara kita-kita, tapi sikap mereka seolah nggak menghargai kita juga yang susah payah berjuang" Ujar Heru pada Izal.

Pada situasi tersebut Dede menilai bahwa pikirannya soal kemungkinan terburuk bisa jadi benar adanya. Dede saat ini berada pada situasi yang cukup sulit nan dilematis. Di satu sisi ia kecewa juga dengan ikhwan borjuis dan di satu sisi ia juga ingin menjaga kedamaian situasi kampus, terutama antara ikhwan borjuis dan proletar yang selama ini ia perjuangkan. Semuanya menjadi tidak pasti dan membingungkan.

To be continued!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun