Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa Takut Dipenjara

27 September 2019   21:25 Diperbarui: 27 September 2019   21:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Alexa_Fotos

Perkenalkan namaku Johan Albert Bowo Monhagan, keren bukan? Untuk nama mantan seorang kepala lembaga legislatif tentu namaku ini tidak bisa dianggap remeh temeh.

Sekitar dua tahun lalu setidaknya aku pernah menempati jabatan itu. Ah sungguh indah nian bercokol pada posisi yang prestisius macam itu. Mobil, perhiasan, dan rumah tak ada apa-apanya, jika ingin, tinggal beli.

Itu cerita dua tahun lalu, selama aku masih menjabat. Lalu kini? Ah kini aku mendekap di tahanan. Ya, aku terciduk oleh KPK. Kejadian kala itu ketika aku sedang di suatu apartemen dan tengah melakukan nego proyek tambang emas. Sayang, proyek besar di depan mata harus kandas tatkala datang satu kompi petugas KPK dan langsung menahanku.

Kesialan memang tengah menderaku, padahal jika tidak, mungkin saat ini aku sudah kabur ke luar negeri dan jejakku pastilah juga akan hilang. Namun naas, nasib berkata lain.

Tak ada rasa penyesalan berlebih sebenarnya dengan tertangkap basah ketika hendak menjual aset negara. Prinsipku hanya satu, bodo amat rakyat melarat, yang penting aku dan keluargaku selamat.

Dasar KPK, hobinya memang menegakan keadilan. Mungkin tak cukup kasus penjualan aset negara, ia juga mengorek hasil jerih payah korupsiku yang lainnya pula. Sungguh kejam kau

 Ya, ia juga mengusut kasus cuci uang dana legislatif, pengadaan barang, dan nego tambang timah. Sejatinya aku sudah bermain rapih atas yang kulakukan, namun yah lagi-lagi aku memang sedang sial saja.

Tidak ada rasa takut atau malu sama sekali dalam diriku. Soal gugatan hukuman 20 tahun penjara? Halah, uang hasil korupsiku masih banyak, investasiku ada dimana-mana, tinggal gunakan saja untuk membeli suara majelis hakim, mudah toh.

Hasilnya jelas, aku yang dituntut oleh KPK untuk di bui selama 20 tahun, nyatanya kan putusan hakim berkata lain. Selain pangkat dan auraku sebagai mantan orang penting, uangku rupanya telah berhasil membeli putusannya. Aku hanya dihukum 5 tahun penjara ditambah denda 200 miliar. Itu sih receh.

Kini, aku mendekam di salah satu lapas terkemuka. Ya, lapas ini diperuntukan bagi para bangsat kelas elit. Tentu saja aku tidak ketinggalan menjadi bagian keluarga besar mafia pencucian uang, bahkan aku dianggap sebagai salah satu gembong terbesarnya. Hahaha sungguh aku bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun