Bahkan dalam kacamata hukum yang kualitatif urusannya lebih pelik lagi. Ada yang namanya jomblo bukan sebagai jomblo. Dalil ini muncul didasari oleh asas yang substansial.
Dikatakan bahwa jomblo bukan sepenuhnya jomblo, teorinya adalah bahwa jika misalnya seorang pria mempunyai rasa dan ikatan secara batin dan moral kepada seorang wanita maka hal tersebut bisa menjadikan dirinya sebagai jomblo yang bukan jomblo. Karena teori ini berpegang lebih kepada asas substansi hubungan jomblo liberal yang berbunyi "Jomblo itu tanpa hubungan formal, bukan moral" dan "Jomblo itu bukan soal legalitas, tapi legitimasi".
Terakhir, soal apakah jomblo itu pilihan atau takdir, maka saya menilai bahwa jomblo adalah pilihan. Ingat tuhan menciptakan manusia itu berpasang-pasangan.
Jadi, takdir manusia, termasuk jomblo sendiri adalah memiliki pasangan. Hanya saja itu bisa terlaksana secara langsung yaitu saat ini di alam fana, atau kelak di alam baka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H