Siang hari itu para ikhwan mistis menghabiskan waktunya di kantin belakang kampus. Panas yang terik membuat mereka lebih memilih nongkrong dan melepaskan dahaganya dengan memesan sebuah es jeruk. Ada yang lainnya malah asyik ngobrol-ngorol saja. Mungkin tidak punya duit. Maklum saja di tanggal tua seperti ini akomodasi mereka untuk makan sudah mencapai tahap krisis.
Apalagi Dede dan Wahyu, sebagai orang yang berasal dari keluarga pas-pasan, tujuan mereka datang ke kantin kampus bukan untuk cari makan. Tetapi mencari hotspot gratis. Karena untuk makanan mereka pasti sudah membawa bekal dari rumah. Kehadiran mereka membuat suasana kantin menjadi riuh dan semarak. Kala itu padahal baru ada beberapa orang saja. Akan berbeda jika satu korps KIMBERLI sudah merapat semua, niscaya kantin seolah akan menjadi kapal pecah.
Di tengah suasana ceria itu, suara dari gawai Izal menjeda percakapan mereka. Untuk suara sebuah pesan singkat nampaknya ia terlalu berlebihan. Bagaimana tidak, kalau biasanya orang-orang cukup menggunakan nada notifikasi singkat, Izal malah menggunakan lagu Lily dari Alan Walker versi koplo yang durasinya kurang lebih 4 menit. Izal segera meraih gawai dalam saku celananya.
Dilihatnya dengan seksama pesan yang diterimanya itu. Setelah mengatur kecerahan layar, barulah diketahui bahwa ada pesan masuk dari Ivan. Isinya singkat dan lugas, namun cukup untuk membuat Izal terperanjat. Dede, Mou dan Wahyu yang ada disekitarnya sontak kaget melihat reaksi Izal ketika membaca isi pesan yang diterimanya. Terlihat wajahnya mendadak lusuh, dengan tatapan nanar dan dahi mengkerut. Setelah mulutnya berkomat-kamit sambil membaca pesan, ia lantas menoleh ke arah tiga temannya itu dengan pandangan kosong.
Dede yang tidak sabaran kemudian bertanya "Kenapa lu Zal?"
Izal masih bergeming "Heh lu kesambet Zal?" Ujar Wahyu tidak sabar
Izal meletakan gawainya di meja, lalu ia menegakan posisi duduknya "Kode merah bro!"
Seketika Wahyu terkaget, darahnya terkesiap. Wajahnya mulai menampakan ekspresi cemas "Kode merah?" Tanyanya sedikit tidak percaya
"Bener bro"
"Kapan? Dimana?" Sergah Mou
Gawai yang diletakannya, kini diambil lagi oleh Izal. Ia membuka isi pesan dari Ivan. "Alerta! Red Code!" Izal membacakan isi pesan yang diterimanya, kurang lebih lanjutan isi pesan yang dibacakannya itu begini