"Bener Vey" Balas Rey
"Ya mudah-mudahan ini ada dampaknya buat stabilitas kampus" Hito menambahkan
"Kuy kumpul makanan udah siap nih" Terdengar suara Babe memanggil
Para ikhwan mistis langsung berkumpul di sumber suara. Bale dan Mou yang tertidur pun lekas dibangunkan. Walau sederhana dan apa adanya mereka menyantap makanan itu dengan lahap, tentu saja karena lapar.Â
Seusai itu mereka bergegas melanjutkan perjalanan. Proses ekspedisi tersebut memberikan banyak pengalaman berharga bagi mereka, mulai bagaimana bekerjasama dalam tim, membaca trek perjalanan, saling percaya, dan mengatur siasat ekspedisi agar selamat.
Menjelang subuh mereka hampir sampai di titik finish. Urip juga meyakinkan pada teman-temanya bahwa tak lama lagi mereka akan tiba di garis akhir.Â
Namun sebelum sampai rupanya ada bagian dari peta yang hilang, dan itu jelas membuat rute perjalanan mereka menjadi kabur. Urip lantas menyiasatinya dengan membagi para ikhwan mistis menjadi beberapa kelompok. Ia menyuruh mereka untuk mencoba mencari bekas jejak kaki, atau jalan setapak penuh kerikil.
Bursh dan yang lainnya langsung menyebar mencari apa yang ditugaskan oleh Urip. Cukup lama mencari dan menelusuri sampai akhirnya Izal menemukan jalan tersebut. Jalan tersebut diujungnya ternyata becek, licin dan penuh lumpur.Â
Namun agar bisa sampai ke garis akhir mereka mau tidak mau harus melaluinya. Bursh memimpin para ikhwan mistis, di sepertiga jalan bajunya sudah tak karuan kotor berlumpur, bahkan Babe harus mandi lumpur karena lagi-lagi terpeleset.
Lewat usaha dan kerja keras, berjibaku, saling membantu dalam jalan berlumpur mereka akhirnya tiba diujung jalan. Terlihat kini di depan mereka batas akhir hutan dan tanah lapang.Â
Sesuai dengan ucapan tentara di awal perjalanan, titik akhir mereka adalah ketika mereka menemukan lapangan. Langkah kaki mereka dipercepat karena sudah tidak bersabar ingin segera sampai dan mengakhiri ekspedisi yang melelahkan. Beberapa saat sebelum sampai kemudian terdengar suara dari sisi jalan.