Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Jitu Menghindari dan Mengatasi Kata "Terserah"

13 Juni 2019   22:44 Diperbarui: 13 Juni 2019   22:48 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai muda - mudi yang saya cintai, kepada para pejuang cinta yang saya hormati, dan tak lupa kepada para jomblo yang saya kasihani. Dalam artikel ambyar ini saya akan coba mengupas tuntas permasalahan laten yang amat horor bagi para kaum adam dalam menyikapi jawaban gebetannya.

Tidak lain dan tidak bukan hal horor itu adalah sebuah kata yang terdiri dari tiga suku kata yaitu ter-lal-lu... eh maksudnya ter-se-rah! Ini adalah problem yang tidak bisa dianggap enteng, buktinya banyak kaum adam yang dibuat kikuk dan tak berdaya dibuatnya. Selain harus memikirkan makna kata yang dimaksud si doi, para kaum adam juga harus dibuat pusing tujuh keliling tatkala menafsirkan ini eh malah disangka itu sama doi. Hadeeeh gemana syih!

Ya, tak usah panjang lebar prolog dari artikel ini, kuy langsung cek aja gimana cara untuk mengindari dan mengatasi kata "terserah"

1. Tenang

Ketenangan adalah kunci dari segala upaya untuk mengajak jalan gebetan. Dengan bermodal ketenangan tentu ini akan membantu kita menjernihkan pikiran dalam menyusun siasat, strategi, sekaligus muslihat agar apa tujuan yang kita inginkan dapat terwujud.

Dalam keadaan tenang pula kita dapat mengatur tempo dan ritme supaya apa yang akan kita ucapkan bisa tersampaikan dengan baik, tidak gurung gusuh, dan yang jelas mengindari agar tidak nervous atau mendadak gagap. Sekali lagi ketenangan adalah modal utama agar rencana mengajak jalan gebetan dapat berjalan lancar.

2. To The Point

Ini juga merupakan aspek penting yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh para kaum adam. Seperti kita tahu bersama, masalah kode - kodean itu urusan kaum hawa, kita jangan sampai ikut - ikutan hegemoni mereka. Apakah sampeyan mau dikira pria cemen ? Tidak gentleman ? Kalo saya sih ogah.

Intinya dengan to the point itu menjadikan bukti tersirat bahwa apa yang kita katakan adalah benar dan bukan main - main. Pada dasarnya kebanyakan wanita lebih suka kepada pria yang jujur dan tidak kode - kodean. Karena urusan kode - kodean cukup di pramuka saja, kalo untuk mengajak jalan gebetan jangan lah. Dikira doi bakal peka gitu dikasih pertanyaan persis sandi rumput ? Nggak bro.

Jadi to the point adalah karpet merah agar rencana kita mengajak jalan gebetan bisa berhasil, dan yang terpenting tidak memakan banyak waktu. Bukankah kita maunya banyak makan waktu itu sama doinya daripada buat kode - kodeannya ?

3. Gunakan pola kalimat tanya tertutup

Ini dia hal fundamental sekaligus jurus utama dalam menghindari munculnya kata "terserah" dari moncong gebetan. Kita sudah terjebak dalam kebiasaan yang menjemukkan dan berakhir dengan kepedihan ketika menanyakan kesediaan gebetan untuk diajak jalan. Kalimat yang lumrah digunakan adalah "Sis kalo malam ini kita nonton gimana ?" atau "Ay kita sekarang mau makan dimana ?" dan juga "Beb kita sekarang mau main kemana ?"

Saya jamin jika sampeyan masih menggunakan pola kalimat tanya seperti ini 90 persen jawaban dari doi adalah kata horor itu "terserah". Ini adalah kesalahan umum yang sampai sekarang tidak juga dipahami kaum adam, sehingga lingkaran setan kata "terserah" dari gebetan tak kunjung usai.

Sudah saatnya kaum adam membuka mata atas kesalahannya itu. Kata tanya terbuka macam diatas tentu akan memberikan multi jawaban pula, dan itu jelas menimbulkan kebingungan bagi doi untuk menjawabya, sehingga kata yang terlontar dari mulut manisnya adalah "terserah" dan akhirnya kita sendiri yang digantung.

Maka wahai kaum adam sudah saatnya kita menggunakan kata tanya tertutup untuk mengajak jalan gebetan. Sebagai contoh "Beb kalo malam ini kita nonton The Cak Nun mau apa nggak?" atau "Sis besok kita jalan - jalan ke Sidrotul Muntaha mau apa nggak?" dan juga "Beb kalo kita besok muncak ke gunung Sinabung mau apa nggak?"

Dengan pola pertanyaan tertutup macam diatas itu jelas meminimalisir munculnya jawaban "terserah" karena secara pola jawaban yang harus dijawab doi adalah antara mau atau tidak. Dengan begini kita para kaum adam tidak akan lagi merasa digantung atas jawaban doi, kalau mau ya sukur kalo nggak ya syedih.

4. Beri Penekanan

Jika dengan menggunakan teknik pertanyaan tertutup tadi doi masih saja bandel menggunakan kata "terserah" kita tidak perlu panik, kita gunakan jurus cadangan yaitu memberi penekanan. Misalnya "Sis nanti malem kita jalan ke segitiga bermuda mau apa nggak ?" dan ketika doi menjawab "terserah" disinilah kita harus melancarkan penekanan itu, tentunya dengan dibarengi raut wajah manis dan sedikit senyum yang menyeringai "Eh mau nggak beb ? Mau yah".

Dengan penekanan ini, setidaknya kita telah berusaha meyakinkan bahwa ajakan kita serius, dan kata "Mau yah" ini sebagai kata untuk memberikan sugesti jawaban pada doi supaya ia memberikan jawaban itu pula. Namun jika masih juga keluar kata horor bin haram jaddah "terserah" maka cara kelima ini saya rasa akan efektif menyelesaikannya.

5. Tawakal

Namanya juga hidup. Kadang realita tak seindah ekspetasi. Lagipula saran dari saya ini hanya sebuah hipotesis saja. Artinya untuk menguji kevalidannya perlu di uji dengan eksperimen secara langsung di lapangan. Lagipula presentase kebehasilannya suatu hipotesis itu kan ya 50 persen, jadi masih ada peluang bagi doi untuk tetap melancarkan serangan "terserah" tersebut.

Kalo berhasil yah setidaknya hipotesis ini valid, namun jika gagal yah berarti kita perlu tawakal menerima keadaan bahwa doi mungkin sedang ogah diajak jalan seraya menerima bahwa takdir tuhan adalah pilihan yang terbaik. Jadi Tawakal aja bro!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun