Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mentalitas Viral, Secepat Kilat Minim Manfaat

27 Januari 2019   19:48 Diperbarui: 27 Januari 2019   22:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay.com/FirmBee

Atas dasar modernisasi, khususnya dalam bidang teknologi secara nyata membuat alur penyebaran informasi menjadi lebih mudah dan praktis. Kita hanya cukup menggunakan dua buah jempol dan simsalabim, informasi bisa langsung tersebar sebegitu mudahnya, menembus batasan ruang dan waktu yang sangat jauh dengan waktu cepat dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Kemudahan tukar menukar informasi seperti ini membuat suatu budaya baru dalam masyarakat yaitu gemar menyebarluaskan informasi tanpa filtrasi. Inilah yang kemudian kini santer disebut sebagai "viral". Sebagai sebuah kata kerja, viral dapat menunjukan pula karakteristik dari tiap pribadi. Seseorang yang suka menyebarkan informasi, bertukar pikiran, bisa disinyalir memiliki kecerdasan interpersonal yang menonjol. (Gardner, 2009).

Tentu kecanggihan teknologi akan membuat seseorang dengan kecerdasan interpesonal yang tinggi akan lebih optimal dalam mengembangkan kemampuannya, ini tidak telepas karena adanya kemudahan interaksi yang dapat dilakukan, terutama dari fasilitas internet. Namun hal yang perlu disadari adalah, kebutuhan kontrol diri dalam berhubungan sosial perlu juga diimbangi.

Nyatanya saat ini, dengan kemudahan transfer informasi budaya viral memviralkan ini tidak hanya berisi konten yang positif saja, justru tak sedikit pula yang negatifnya. Disinilah mentalitas viral menjadi binal karena minimnya kontrol diri dan sosial. 

Banyak orang saat ini sangat hobi menyebarluaskan informasi tanpa pernah melakukan klarifikasi, refleksi, dan filterisasi terlebih dahulu apa info yang disebarkannya itu fakta, apakah dapat menimbulkan perpecahan, atau dapat menyakiti perasaan orang lain.

Ribuan bahkan jutaan informasi hasil viral memviralkan berceceran dan berseliweran begitu saja di berbagai platform sosial media. Contohnya di Instagram, Facebook, dan Whatsapp, banyak sekali informasi - informasi seperti berita mudah diakses setiap kalangan. Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini, rasanya Instagram maupun Facebook isinya politik semua.

Sialnya berita tadi sulit sekali dibedakan mana yang valid dan mana yang julid. Ya, saya sendiri acapkali menemukan berita julid dan setelah di cek lebih dalam rupanya isi berita tersebut kebohongan belaka. Hal unik menjurus menjengkelkan adalah caption ampuh yang seringkali menghipnotis kita untuk melakukan ajakan dari kontennya. Caption ampuh itu adalah VIRALKAN!1!1!1 atau SEBARKAN!1!1!1

Sebuah kata persuasi yang sebetulnya dalam konteks ini memiliki makna agitasi pada faktanya ampuh menggiring pikiran masyarakat luas untuk juga menyebarkannya pula. Belum lagi jika sudah hal yang besinggungan dengan perkara agama atau politik. 

Bukan main respon yang akan diberikan masyarakat, sering saya iseng melihat komentar dari para netizen menanggapi berita yang belum tentu benar itu. Rata - rata netizen jika sudah tidak suka naudzubillah komentanya dan terkadang bikin sakit mata pula membacanya.

Hal diatas jelas menandakan bahwa masih rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengolah informasi yang beredar secara matang dan bijaksana. Bahkan menurut Lemhanas seperti dikutip Tirto.id, 90 persen masyarakat Indonesia rentan untuk menyebar atau memviralkan berita hoax. 

Banyak pakar yang menyebut bahwa salah satu faktor yang menyebabkan mental viral yang binal ini merajalela adalah karena budaya membaca masyarakat Indonesia yang masih rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun