Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Legok Pego, Kampung di Atas Awan yang Terasingkan

2 Januari 2018   18:03 Diperbarui: 3 Januari 2018   17:49 2483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayoritas anak - anak disana khususnya perempuan setelah lulus SD kalau tidak menikah ya langsung kerja dikebun membantu orang tua. Pun sama dengan anak laki - laki, setelah lulus SD kebanyakan juga bekerja membantu orang tua. Program wajib belajar 9 tahun tidak berlaku disini!. Sungguh sebuah potret yang jauh dari cita - cita pendidikan kita.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan, selain diperoleh dari hasil berkebun, dalam rentang waktu satu minggu sekali biasanya warga berbelanja untuk kebutuhannya selama seminggu ke pasar Majalaya yang berjarak 5 kilometer. Akses jalan yang sulit dan ekstrem memaksa mereka melakukan hal tersebut.

Kita lihat pemerintah setempat seolah tutup mata dan enggan memperhatikan kondisi warga disana yang serba kekurangan, atau bahkan bisa jadi pemerintah setempat tidak tahu akan keberadaan kampung ini!. Hal ini dapat kita ketahui dari minimnya pasokan bantuan yang datang.

Berat rasanya ketika penulis dan rekan lainnya ketika meninggalkan kampung Legok Pego dengan segala suka dan dukanya. Di hari ketiga truk yang menjemput untuk pulang telah datang, bersiap memisahkan dengan warga sekitar yang telah kami anggap seperti keluarga sendiri. Derai air mata tentu bercucuran dari para panita.  Beban pikiran kemudian adalah bagaimana sepulang dari sana kami tetap mampu berkontribusi dalam memperjuangkan hak - hak warga disana yang tertindas.

Ya, perjuangan ini tidak boleh berakhir sampai disini, sudah kepalang basah, mereka adalah bagian dari tanggung jawab kami selaku mahasiswa untuk terus membela siapa saja kaum yang tertindas. Legok Pego hanya sebagian kecil dari banyaknya daerah yang terasingkan di negeri ini. Otonomi daerah hanya sebuah bualan belaka tatkala masih banyak daerah seperti Legok Pego bertaburan di nusantara.

Pemkab Bandung dalam hal ini perlu kiranya meninjau dan memperbaiki kondisi kampung Legok Pego dan daerah yang serupa dengannya. Warga disana begitu mendambakan perhatian serta belas kasihan kalian wahai para pemangku kebijakan. Ingatlah bahwa pembangunan daerah tertinggal adalah upaya meningkatkan kualitas masyarakat dan wilayah yang merupakan bagian intergral dan sistemik dari pembangunan nasional. Maka segeralah bertindak!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun