Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Daerah Jangan Sampai Punah

12 Desember 2017   05:51 Diperbarui: 12 Desember 2017   09:58 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi kini lebih lebih tertarik dan bersemanagat ketika membicarakan artis K-POP, film produksi Marvel, anime dan budaya luar lainnya. Jarang tampaknya generasi saat ini yang masih tertarik menonton misalnya wayang golek, teater ludruk, tari tor - tor, atau menyanyi lagu cing cangkeling. 

Rasa kecintaan budaya daerah di Indonesia masih berkutat pada ranah formalitas saja, sebagai contoh seruan rebo nyunda bagi para pelajar di Jawa Barat tampaknya hanya diterapkan disekolah saja dan berdasar atas aturan sekolah, belum sampai pada aspek kesadaran moral akan pelestraian dan urgensi budaya daerah. Memang tidak ada salahnya menyukai budaya - budaya luar, namun seharusnya tanpa juga mengurangi spirit kecintaan dan apresiasi terhadap budaya sendiri.

Cepat atau lambat jika kita semua tidak bergegas bertindak atas kondisi yang terjadi terhadap budaya daerah saat ini, maka dapat dipastikan kepunahan budaya merupakan hal buruk yang tinggal kita tunggu terjadi. Perlu adanya upaya rekonstruksi budaya daerah agar hal yang menjadi kekuatiran diatas tidak terus terjadi. 

Hal ini tentunya perlu disadari oleh semua pihak mulai dari pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat guna mengembalikan citra Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya daerah, dan yang terpenting adalah bukan hanya kaya budaya namun juga dapat melestarikan dan mengembangkan budayanya.

Sebagai tambahan, upaya tersebut dapat dilakukan dengan internalisasi nilai - nilai budaya kedalam sistem pendidikan nasional mengingat keterkaitan yang sangat erat antara pendidikan dan kebudayaan, serta juga dalam upaya mengembangkan peran lembaga pendidikan sebagai pewaris nilai - nilai kebudayaan. 

Contohnya dengan memperkuat kedudukan mata pelajaran seni budaya yang mestinya bernilai strategis dan setara dengan mata pelajaran lain seperti matematika, bahasa Indonesia, bahkan bahasa Inggris. Hal lainnya yang penulis harapkan adalah penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar kelas rendah, tujuannya tentu untuk memperkuat pondasi kecintaan dan kesadaran akan pentingnya budaya daerah sejak dini kepada para siswa khususnya untuk masa depan dirinya dan umumnya bagi bangsa Indonesia. 

Referensi :

Rosidi,  Ajip. (2010). Masa Depan Budaya Daerah.  Bandung: Pustaka Jaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun