Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata "korupsi"? mungkin saja Anda berpikir tentang masalah besar yang terjadi di tingkat pemerintahan atau perusahaan besar. Namun, siapa sangka bahwa upaya melawan korupsi bisa dimulai dari lingkungan Sekolah loh. Di SMPN 1 Karawang Barat dan SMPN 2 Karawang Barat, para Penyuluh Anti Korupsi Kabupaten Karawang telah mengambil langkah kreatif dan inovatif untuk menanamkan nilai-nilai integritas sejak usia sekolah.
Pendidikan anti-korupsi di tingkat SMP menjadi sebuah upaya krusial dalam membentuk karakter generasi muda. Di usia remaja, siswa berada pada tahap perkembangan moral yang sangat penting. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan integritas harus ditanamkan dengan kuat agar mereka tumbuh menjadi individu yang berprinsip.
Korupsi bukan hanya soal uang, tetapi juga tentang hilangnya kepercayaan, ketidakadilan, dan dampak negatif jangka panjang terhadap masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah bukan hanya sekadar tambahan materi pelajaran, melainkan investasi jangka panjang untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih bersih dan adil. Namun tentunya materi anti korupsi yang mungkin bagi sebagian orang dirasakan berat, akan lebih dapat diterima dan dipahami oleh para siswa SMP tersebut bila disampaikan dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.
Game Based Learning "Jaga Hutanku"
Selama dua hari berturut-turut, yaitu Kamis dan Jum'at, tanggal 29 dan 30 Agustus 2024 yang bertempat di SMPN 1 Karawang Barat dan SMPN 2 Karawang Barat, Tim Penyuluh Anti Korupsi (PAKSI) Kabupaten Karawang yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Karawang Nomor: 100.3.3.2/Kep. 318-Huk/2024 tanggal 12 Juli 2024 tentang Forum Penyuluh Anti Korupsi Pemerintah Kabupaten Karawang, telah melaksanakan kegiatan edukasi dan penyuluhan anti korupsi yang menyampaikan tentang implementasi nilai-nilai anti korupsi dengan mengimplementasikan metode Game Based Learning melalui permainan berbasis digital web yang bernama "Jaga Hutanku".
Game Based Learning menurut Prasetya, dkk. (2013) dalam jurnalnya yang berjudul "Digital Game-Based Learning Untuk Anak Usia Dini," disebutkan bahwa Game Based Learning adalah bentuk pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dengan menggunakan permainan elektronik atau digital sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui metode pembelajaran Game Based Learning yang seru ini, edukasi anti korupsi menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar ceramah membosankan. Di sini, siswa diajak untuk memahami bahaya korupsi melalui permainan yang interaktif dan menghibur. Kegiatan ini bukan hanya menjadi pembelajaran, tetapi juga pengalaman yang menyenangkan dan membekas di hati para siswa.
Game "Jaga Hutanku" diciptakan oleh Kummara Game Consultant bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komunitas In-Game, adalah jenis Online Facilitated Game Based-Learning (OFGBL) yang dimainkan secara online. Menyadur dari laman situs kummara.com, disebutkan bahwa Program ini juga berkolaborasi dengan Deutsche Gesellschaft fr Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ), yaitu sebuah perusahaan internasional dari pemerintah federal Jerman. Adapun tujuan dari program ini adalah untuk menghadirkan media interaktif yang dapat memberikan gambaran komprehensif tentang masalah-masalah kehutanan, seperti korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Selain itu, program ini juga mengangkat masalah lain terkait integritas para pelaku kehutanan yang menyebabkan kerusakan hutan di Indonesia.
Permainan ini akan membagi peserta ke dalam Empat tim dengan peran yang berbeda, yaitu: korporasi atau perusahaan, masyarakat, aparatur pemerintah, dan penegak hukum. Setiap tim akan mencoba menyelesaikan tujuan berdasarkan kartu aksi mereka setiap ronde. Ada tim yang harus melakukan reboisasi, sementara ada juga tim yang mencari keuntungan dengan mengeksploitasi sumber daya hutan. Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, peserta akan mengeksplorasi bagaimana dampak dari tindakan mereka terhadap hutan yang ada.
Pelaksanaan Kegiatan Edukasi
Dalam setiap pelaksanaan kegiatannya, Tim PAKSI Kabupaten Karawang yang terdiri dari: M. Faiz Marasabessy dari Inspektorat Kabupaten Karawang serta Rahman Tanjung dan Lina Jazuli dari BKPSDM Kabupaten Karawang, memulainya dengan mengajak para siswa untuk bersemangat melalui yel-yel dan ice breaking.
Di sesi selanjutnya, mereka diminta menuliskan tentang apa yang mereka cita-citakan, kemudian melengkapinya dengan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar mereka dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Beberapa perwakilan dari mereka pun kemudian diminta untuk maju ke depan menyampaikan apa yang telah mereka tuliskan.
Sesi ini mendapatkan respons yang antusias dari para siswa di kedua sekolah tersebut. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menyampaikan cita-cita yang mungkin biasanya sedikit anak-anak menyebutkannya, seperti ingin menjadi Masinis Kereta Api, Petinju sampai dengan punya Toko Kue. Namun yang sangat membanggakan adalah, mereka kompak menjawab bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan disiplin belajar, kerja keras dan doa orang tua. Disiplin dan Kerja keras sendiri merupakan dua nilai dari Sembilan nilai anti korupsi yang ada.
Sesi selanjutnya adalah para siswa diberikan materi tentang Sembilan nilai anti korupsi dan mereka pun diminta menghafal dan memahami serta memberikan contoh dari implementasi nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sekolah dan kehidupan sehari-harinya. Agar mereka lebih cepat memahami, Sembilan nilai anti korupsi tersebut oleh Tim PAKSI disampaikan dengan akronim "JUMAT BERSEPEDA KAKA" yang merupakan kepanjangan dari Jujur, Mandiri, Tanggung jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil dan Kerja keras.
Selanjutnya adalah sesi inti permainan "Jaga Hutanku". Sesi ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh para siswa. Permainan ini menuntut mereka untuk dapat berkolaborasi, teliti dan tidak egois. Walaupun setiap kelompok yang mewakili peran "korporasi, masyarakat, aparatur pemerintah, dan penegak hukum" memiliki tujuan masing-masing, tetapi ada tujuan bersama yang harus dicapai. Yaitu jumlah pohon di seluruh area hutan minimal harus berjumlah 20 pohon.
Siswa dengan aktif berpartisipasi dalam setiap permainan, saling berbagi ide, dan menunjukkan pemahaman mereka tentang pentingnya kerjasama dan integritas. Walaupun pada awal permainan banyak peserta yang masih kebingungan, namun pada akhirnya mereka menikmati, termasuk beberapa guru yang mengikuti kegiatan ini pun terlihat terkesan dan terinspirasi. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana metode permainan ini mampu membuat topik serius seperti korupsi menjadi lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
Tanggapan Siswa dan Guru
Pelaksanaan kegiatan ini mendapatkan berbagai tanggapan yang positif, baik dari para siswa maupun perwakilan Guru yang juga telah hadir bersama. Mereka mengapresiasi  kegiatan penyuluhan anti korupsi yang telah disampaikan oleh Tim Paksi Kabupaten Karawang dan menilainya sebagai langkah penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman tentang korupsi bagi peserta didik di kedua sekolah tersebut.
Ibu Five Sri Handayani, Guru PPKN dan juga sebagai salah satu Wakil Kepala Sekolah di SMPN 1 Karawang Barat, menyampaikan bahwa metode pembelajaran berbasis permainan,  selain  menyenangkan juga lebih memudahkan peserta didik dalam memahami materi. Apalagi permainan yang dimainkan tersebut merupakan permainan yang membutuhkan keterampilan bekerja sama dan berpikir kritis, yaitu keterampilan yang wajib dimiliki peserta didik di abad 21 ini. Ibu Five pun berharap sebagai guru PPKN,  bisa mendapatkan pelatihan dan mempunyai software game tersebut, agar bisa diterapkan pada peserta didik yang lain.
Di waktu yang sama, Pak Daniel yang juga Guru PPKN sekaligus Wakil Kepala Sekolah di SMPN 1 Karawang Barat menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus dan menarik dalam mengenalkan karakter atau nilai anti korupsi dengan akronim "JuMaT Ber SePeDA Kk" yang mudah diingat dan merupakan kegiatan yang bisa diimplemetasikan dalam keseharian.
Tanggapan lainnya datang dari Pak Abdul Azis, yang merupakan Guru Bahasa Inggris dan juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SMPN 2 Karawang Barat, menanggapi bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan menarik bagi siswa. Ia menyampaikan juga bahwa materi yang diberikan sangat penting bagi para siswa, terutama karena mereka yang ikut di kegiatan ini adalah perwakilan ketua kelas dan bendahara, di mana nilai-nilai kejujuran, integritas, dan kemampuan memimpin sangat relevan dalam kegiatan mereka sehari-hari di kelas.
Pak Azis juga menyoroti keberanian siswa dalam mengutarakan pendapat, khususnya tentang cita-cita mereka, yang dinilai sangat menarik dan di luar kebiasaan. Selain itu, siswa diajak untuk berpikir kritis dan menganalisis simulasi melalui permainan interaktif, yang sejalan dengan salah satu profil Pelajar Pancasila, yaitu bernalar kritis.
Terakhir, Ia juga berharap agar kegiatan serupa bisa diadakan tidak hanya di beberapa sekolah saja, tetapi juga secara rutin setiap tahun untuk semua sekolah, sehingga siswa dapat menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak dini. Harapannya, dari usia mereka akan lahir generasi pemimpin di masa depan yang akan mewujudkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045.
Atas tanggapan tersebut, Tim PAKSI Kabupaten Karawang sangat berterima kasih kepada pihak Sekolah dan juga mengapresiasinya. Mereka merasa senyum dan tawa yang menghiasi wajah para peserta, adalah bukti bahwa Pendidikan Anti Korupsi bisa menjadi sebuah pengalaman belajar yang positif dan membangun, baik bagi siswa maupun guru.
Edukasi anti korupsi di bangku SMP bukan sekadar upaya untuk memberikan pengetahuan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membentuk generasi yang jujur, berintegritas, dan siap menjadi pemimpin masa depan.
Melalui metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif seperti Game Based Learning, siswa tidak hanya belajar, tetapi juga berusaha memahami dan merasakan langsung pentingnya nilai-nilai anti-korupsi. Dengan antusiasme yang tinggi dari para siswa dan dukungan penuh dari guru, harapan besar tumbuh bahwa langkah-langkah kecil ini akan membawa perubahan besar bagi Indonesia di masa depan dalam membentuk generasi emas yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral dan berintegritas tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H