Dalam setiap pelaksanaan kegiatannya, Tim PAKSI Kabupaten Karawang yang terdiri dari: M. Faiz Marasabessy dari Inspektorat Kabupaten Karawang serta Rahman Tanjung dan Lina Jazuli dari BKPSDM Kabupaten Karawang, memulainya dengan mengajak para siswa untuk bersemangat melalui yel-yel dan ice breaking.
Di sesi selanjutnya, mereka diminta menuliskan tentang apa yang mereka cita-citakan, kemudian melengkapinya dengan hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar mereka dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Beberapa perwakilan dari mereka pun kemudian diminta untuk maju ke depan menyampaikan apa yang telah mereka tuliskan.
Sesi ini mendapatkan respons yang antusias dari para siswa di kedua sekolah tersebut. Bahkan ada beberapa dari mereka yang menyampaikan cita-cita yang mungkin biasanya sedikit anak-anak menyebutkannya, seperti ingin menjadi Masinis Kereta Api, Petinju sampai dengan punya Toko Kue. Namun yang sangat membanggakan adalah, mereka kompak menjawab bahwa untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah dengan disiplin belajar, kerja keras dan doa orang tua. Disiplin dan Kerja keras sendiri merupakan dua nilai dari Sembilan nilai anti korupsi yang ada.
Sesi selanjutnya adalah para siswa diberikan materi tentang Sembilan nilai anti korupsi dan mereka pun diminta menghafal dan memahami serta memberikan contoh dari implementasi nilai-nilai tersebut dalam kegiatan sekolah dan kehidupan sehari-harinya. Agar mereka lebih cepat memahami, Sembilan nilai anti korupsi tersebut oleh Tim PAKSI disampaikan dengan akronim "JUMAT BERSEPEDA KAKA" yang merupakan kepanjangan dari Jujur, Mandiri, Tanggung jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil dan Kerja keras.
Selanjutnya adalah sesi inti permainan "Jaga Hutanku". Sesi ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa oleh para siswa. Permainan ini menuntut mereka untuk dapat berkolaborasi, teliti dan tidak egois. Walaupun setiap kelompok yang mewakili peran "korporasi, masyarakat, aparatur pemerintah, dan penegak hukum" memiliki tujuan masing-masing, tetapi ada tujuan bersama yang harus dicapai. Yaitu jumlah pohon di seluruh area hutan minimal harus berjumlah 20 pohon.
Siswa dengan aktif berpartisipasi dalam setiap permainan, saling berbagi ide, dan menunjukkan pemahaman mereka tentang pentingnya kerjasama dan integritas. Walaupun pada awal permainan banyak peserta yang masih kebingungan, namun pada akhirnya mereka menikmati, termasuk beberapa guru yang mengikuti kegiatan ini pun terlihat terkesan dan terinspirasi. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana metode permainan ini mampu membuat topik serius seperti korupsi menjadi lebih mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
Tanggapan Siswa dan Guru
Pelaksanaan kegiatan ini mendapatkan berbagai tanggapan yang positif, baik dari para siswa maupun perwakilan Guru yang juga telah hadir bersama. Mereka mengapresiasi  kegiatan penyuluhan anti korupsi yang telah disampaikan oleh Tim Paksi Kabupaten Karawang dan menilainya sebagai langkah penting dalam membangun kesadaran dan pemahaman tentang korupsi bagi peserta didik di kedua sekolah tersebut.