Ayah merupakan figur yang dihormati, dicintai, dan diandalkan. Mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membimbing, melindungi, dan menyediakan dukungan tanpa batas bagi keluarga mereka.Â
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ayah hebat harus bisa segalanya?
Terkadang saya pernah merasakan sedikit minder ketika melihat Ayah-Ayah lain yang bisa memperbaiki mainan anaknya dengan baik, sedangkan saya tidak.Â
Mungkin masih ada lagi hal-hal yang tidak bisa saya lakukan dengan baik, sedangkan sosok "Ayah lainnya" bisa. Apakah anda juga pernah merasakan hal yang demikian?
Saya rasa peran Ayah telah mengalami perubahan signifikan dari waktu ke waktu. Di masa lalu, ayah mungkin dianggap sebagai tulang punggung keluarga yang tangguh dan bertanggung jawab secara finansial.Â
Namun, peran Ayah telah berkembang menjadi lebih dari sekadar penyedia materi. Ayah masa kini juga diharapkan terlibat secara aktif dalam mendidik anak-anak mereka, merawat rumah tangga, dan memberikan dukungan emosional yang besar.
Tuntutan ini pada Ayah modern sering kali memunculkan pertanyaan dan ekspektasi yang tinggi. Apakah Ayah harus menjadi ahli dalam mengganti popok, memasak makan malam, memperbaiki kerusakan rumah, dan sekaligus menjadi pencari nafkah yang sukses? Apakah Ayah harus sempurna dalam setiap perannya?
Penting untuk diingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap individu memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing, termasuk Ayah. Mengharapkan Ayah untuk bisa segalanya secara sempurna dapat menciptakan beban yang berat dan tidak realistis.
Alih-alih mengevaluasi apakah Ayah harus bisa segalanya, penting untuk menghargai kontribusi dan upaya yang mereka berikan.Â
Ayah hebat bukanlah tentang keahlian atau kemampuan yang dimiliki, tetapi tentang komitmen, kasih sayang, dan keteladanan yang mereka tunjukkan kepada keluarga mereka.