Mohon tunggu...
Rahman Tanjung
Rahman Tanjung Mohon Tunggu... Dosen - Widyaiswara / Dosen / Reviewer

Widyaiswara dan Dosen yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

BPS (Belajar Pada Senja)

20 April 2021   21:58 Diperbarui: 20 April 2021   22:46 12341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja, setiap mendengar kata itu pikiran saya tiba-tiba melayang ke masa sekitar 15 tahun yang lalu. Masa di mana saya pernah mengenal seseorang yang dulu pernah mengisi hati ini, namun saat ini dia pergi entah ke mana.

Aku teringat, ketika saat itu sang Mentari nampaknya akan segera mengakhiri tugasnya, tanpa penjelasan apa pun, dia yang telah lama mengisi hati ini, menyampaikan bahwa semuanya telah berakhir, tak ada yang bisa dipertahankan dari hubungan kami. Saat itu kecewa, sedih tak bisa disembunyikan begitu saja, seiring dengan langit yang beranjak menjadi jingga kemerahan.

Saya harap pembaca semua jangan baper ya alias terbawa perasaan. Penggalan kalimat-kalimat di atas tadi merupakan penggalan dari cerpen yang saya baca di sebuah majalah, jadi bukan menceritakan pengalaman saya loh.

Yang saya sampaikan disini memang ingin menyoroti kata "senja", karena kata ini unik menurut saya, banyak sekali digunakan oleh para seniman di Indonesia, baik itu dalam puisi, cerita, lagu sampai dengan judul film.

Sebut saja pada lagu Menuju Senja milik Payung Teduh, lagu Melukis Senja karya Budi Doremi atau lagu milik  Maliq & D'essentials yang berjudul Senja Teduh Pelita. Kata senja seakan-akan memiliki makna penuh cinta, keromantisan dan kasih sayang.

Saya juga sering mendapatkan kata senja dihubungkan dengan rindu, kenangan, air mata atau bahkan secangkir kopi. Sehingga seolah ketika senja datang dapat menghadirkan bumbu-bumbu romantisme dan kedamaian dalam kehidupan manusia.

Mungkin bagi para penulis lagu atau penyair, waktu senja adalah yang bisa begitu banyak memberikan inspirasi yang mendalam. Indahnya langit di waktu senja yang cukup eksotis, mungkin bisa dijadikan alasan mengapa senja selalu dapat memberikan imajinasi dan suatu momentum yang sempurna yang cukup indah bila dituangkan dalam kata dan kalimat bermakna.

Senja dan Sore

Sering muncul pertanyaan dalam benak saya, apakah senja itu sama dengan sore? ataukah senja merupakan padanan dari kata sore? Walaupun sebenarnya kata senja dan sore mempunyai terjemahan yang berbeda juga dalam Bahasa Inggris. Di mana senja dalam Bahasa Inggris adalah dusk, sedangkan sore adalah afternoon.

Bila kita melihat ke Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) online pada laman situs kbbi.web.id. Kata senja diartikan sebagai waktu (hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam; hari mulai malam. Atau dicontohkan juga ketika kata senja dapat diartikan sebagai kata tua, bila disandingkan dengan kata usia. Usia senja artinya usia tua. Namun ada yang membuat saya bingung, ketika melihat arti dari kata sore pada laman situs kbbi.web.id. Sore diartikan sebagai petang. Jawaban tersebut belum dapat memuaskan pertanyaan saya, tentang apakah senja itu sama dengan sore.

Rasa penasaran saya akhirnya terjawab sudah, ketika kembali saya menggunakan bantuan laman situs kbbi.web.id, dengan menuliskan kata petang pada kolom pencarian. Di sana tertulis bahwa kata petang didefinisikan sebagai waktu sesudah tengah hari (kira-kira dari pukul tiga sampai matahari terbenam).

Dari penjelasan-penjelasan tersebut, saya barulah paham bahwa persamaan dari senja dan sore merupakan kata yang menunjukkan sebuah waktu. Sedangkan perbedaannya adalah waktu antara sore dan senja itu merupakan waktu yang berbeda, di mana sore adalah waktu sebelum senja.

Maka, menurut pendapat saya, bahwa umumnya waktu sore itu lebih lama dibandingkan dengan waktu senja. Karena waktu sore bisa diperkirakan berlangsung sekitar 3 sampai 4 jam menuju senja, sedangkan waktu senja hanya beberapa menit saja, sebelum berganti ke waktu malam.

Memaknai Senja

Senja merupakan suasana yang sering dinanti dan digemari oleh beberapa orang, khususnya anak-anak muda. Mungkin hal itu karena saat senja merupakan suasana pergantian antara sore menuju malam dengan memunculkan perubahan warna pada langit yang akan terlihat jauh lebih indah dan mempesona.

Terkadang banyak yang memburu waktu senja dan orang-orang pergi ke suatu tempat untuk melihat pergantian sore dan malam ini, kemudian mengabadikannya dengan menggunakan kamera. Namun bagi saya, senja tidak hanya sekedar pergantian waktu yang menghadirkan suasana indah, nyaman dan penuh keromantisan. Kita dapat belajar pada senja tentang berbagai makna kehidupan.

Senja dan Perpisahan

Dahulu sewaktu kecil, mungkin anda pernah bermain dengan teman-teman sebaya anda mulai dari sore hari sampai dengan matahari meredupkan semburat cahayanya. Mungkin kita belum tahu, waktu itu dinamai senja. Waktu dimana orang tua kita biasanya meminta kita pulang saat itu.

Dari sana kita bisa memaknai senja sebagai tanda perpisahan. Ya..... perpisahan dengan teman-teman kita untuk segera membersihkan diri, mengisi perut yang sudah keroncongan, sambil bersiap menyambut malam untuk beristirahat.

Waktu senja juga dapat diartikan sebagai tanda perpisahan kita dengan aktivitas rutin pekerjaan kita. Setelah sekian jam kita menghabiskan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas, mencari dan mengumpulkan bekal untuk keluarga, kemudian senja datang untuk mengingatkan kita berpisah dengan rutinitas tersebut dan segera melepas penat  serta segera berkumpul dengan keluarga atau orang-orang tercinta.

Senja sebagai tanda perpisahan bisa kita maknai juga untuk melakukan evaluasi atas segala kegiatan, kejadian yang berlangsung dari pagi hingga sore. Melalui evaluasi yang kita lakukan, dapat menjadi modal kita untuk memperbaiki atau menjadikan sesuatu hal yang lebih baik lagi di keesokan harinya.

Senja dan Usia Kita

Senja merupakan kondisi waktu antara sore dan malam hari. Waktu senja seperti yang saya sampaikan sebelumnya sangat pendek dibandingkan waktu lainnya. Waktu senja berkisar mulai dari Maghrib sampai Isya.

Dari singkatnya waktu pergantian tersebut, waktu senja dapat mengingatkan kita pada singkatnya usia manusia hidup di dunia.

Kita sering merasa waktu berlalu dan berganti begitu cepat. Misalnya ketika kita bertemu dengan anak teman kita yang dulu masih bayi, tanpa terasa sudah beranjak dewasa. Bahkan ketika kita lulus sekolah atau kuliah, seakan kita baru kemarin saja daftar sekolah atau kuliah. Begitulah senja, terjadi sangat singkat antara maghrib dan isya yang sama singkatnya dengan usia kita sebagai manusia.

Senja dan Kemenangan

Ketika kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, pasti ada waktu yang kita nantikan, yaitu waktu berbuka puasa. Waktu berbuka tersebut bisa diibaratkan sebagai kemenangan bagi umat Islam yang telah berjuang untuk menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsunya selepas imsyak sampai dengan kumandang adzan magrib terdengar.

Saat waktu magrib itu tiba, bisa dikatakan merupakan waktu senja. Sehingga senja bisa dimaknai juga sebuah kemenangan. Kemenangan sendiri merupakan kata yang berasal dari kata menang, yang dalam KBBI terdapat beberapa arti, diantaranya: 1) dapat mengalahkan (musuh, lawan, saingan); 2) meraih (mendapat) hasil (perolehan) karena dapat mengalahkan lawan (saingan); 3) lulus (ujian); dan 4) mendapat hadiah.

Ketika kita selesai menunaikan kewajiban berpuasa sepanjang hari dan di waktu senja kita mengakhirinya dengan berbuka, bisa diartikan kita sudah dapat mengalahkan "musuh" kita, yaitu hawa nafsu.

Ketika kita bisa menahan lapar dan dahaga serta melawan hawa nafsu selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, kita dianggap telah lulus ujian dan meraih hasil dari itu semua berupa hadiah kemenangan yang disebut dengan taqwa, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183, yang artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Dari senja kita dapat belajar banyak hal, dari senja kita dapat memaknainya dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun