Mohon tunggu...
Rahman Saputra
Rahman Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi main game

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sinergi Pendapatan dan Pengeluaran Negara Dalam Perspektif Keuangan Publik Islam: Solusi untuk Kesejahteraan Berkelanjutan di Indonesia

13 Januari 2025   14:44 Diperbarui: 13 Januari 2025   14:44 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keuangan publik merupakan fondasi utama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan sosial suatu negara. Sebagai instrumen yang mengelola pendapatan dan pengeluaran negara, keuangan publik memegang peran penting dalam memastikan alokasi sumber daya yang efisien, transparan, dan berkeadilan. Dalam konteks Indonesia, keuangan publik tidak hanya mencerminkan upaya untuk memenuhi kebutuhan anggaran nasional, tetapi juga menjadi alat strategis dalam mengurangi ketimpangan sosial dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Di tengah tantangan modern, pendekatan keuangan publik Islam dapat menjadi solusi yang relevan untuk menciptakan keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran negara.

Keuangan Publik dalam Perspektif Islam

Keuangan publik Islam adalah konsep yang berlandaskan nilai-nilai syariah, yang menekankan keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan umum. Dalam Islam, pendapatan negara tidak hanya bersumber dari pajak atau retribusi, tetapi juga melibatkan instrumen syariah seperti zakat, infaq, sedekah, dan wakaf. Sementara itu, pengeluaran negara diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial. Prinsip ini mencerminkan tujuan utama syariah (maqashid syariah), yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta masyarakat.

Keuangan publik Islam juga mengatur prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya yang efisien dan adil. Larangan terhadap riba (bunga) dan pemborosan (israf) menciptakan pendekatan yang berbeda dalam mengelola anggaran negara. Instrumen berbasis syariah, seperti sukuk (obligasi syariah), menawarkan alternatif pembiayaan yang lebih etis dan berkelanjutan dibandingkan utang konvensional berbunga tinggi. Hal ini sangat relevan bagi Indonesia, yang masih menghadapi tantangan berupa beban utang negara yang terus meningkat.

Pendapatan Negara dalam Perspektif Keuangan Publik Islam

Pendapatan negara dalam sistem keuangan publik Islam berasal dari berbagai sumber, baik yang bersifat wajib seperti zakat maupun sukarela seperti infaq dan sedekah. Selain itu, pendapatan negara juga dapat diperoleh melalui pengelolaan sumber daya alam, keuntungan dari investasi berbasis syariah, dan pajak yang sesuai dengan prinsip Islam.

Zakat Sebagai Instrumen Pendapatan Negara

Zakat adalah salah satu sumber pendapatan negara yang sangat potensial dalam sistem keuangan Islam. Sebagai kewajiban agama, zakat memiliki fungsi redistribusi kekayaan yang efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial. Di Indonesia, potensi zakat sangat besar, namun realisasi pengumpulan zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan lembaga terkait masih jauh dari optimal. Dalam praktiknya, optimalisasi zakat sebagai pendapatan negara membutuhkan pengelolaan yang transparan, akuntabel, dan berbasis teknologi.

Sukuk dan Investasi Syariah

Selain zakat, sukuk merupakan instrumen penting dalam memperkuat pendapatan negara. Sukuk tidak hanya menawarkan alternatif pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah, tetapi juga memberikan stabilitas ekonomi karena berbasis pada aset nyata. Di Indonesia, sukuk telah digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan tol, bandara, dan fasilitas publik lainnya. Namun, pemanfaatan sukuk masih perlu diperluas untuk mencakup sektor-sektor strategis lain, seperti energi terbarukan dan teknologi.

Pajak dalam Kerangka Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun