Kenalkah anda dengan sosok fenomenal bernama Peter J. Daniels? Jika tidak, berarti kita sama. Sama-sama tidak kenal secara langsung hehehe... Namun pembelajar yang dicatat dibalik sejarah tentangnya, menjadikan patut kiranya kita bercermin dan mengambil hikmah.
Masa Kecil Peter Daniels dianggap anak bermasalah dari gurunya. Bayangkan, tak jarang ia mendapatkan perlakuaan tidak mengenakkan dari gurunya, hanya karena tidak faham saat guru menjelaskan.
Bahkan tak cukup sampai disitu. Tidak jarang sang guru menuliskan angka di jidatnya sebagai jawaban, saat Daniels tidak mengetahui pertanyaan matematika yang di lontarkan padanya. Hmmm… Guru kayak gini mungkin enaknya dibikin apa yah, JJ. Ayo ngacung siapa yang pernah ngerasain juga. Hehehe…
Salah satu gurunya yang sangat sulit di lupakannya adalah Miss Phillips. Pasca menuliskan angka di jidat Daniels, Miss Phillips pun berkata: “Hai Daniels, Jika kamu seperti ini terus, kelak kamu akan menjadi orang yang gagal, dan jangan pernah bengharap bisa jadi orang sukses.
Belasan tahun berlalu pasca kejadian itu. Dan siapa sangka, Daniels kini menjadi milyarder kaya danpengusaha paling dermawan dari Australia, serta juga penulis buku-buku best seller. Meski waktu telah lama berlalu, namun ia tidak pernah melupakan kejadian itu.
Terbersitlah didalam hatinya untuk memberikan hadiah terindah pada gurunya, Miss Pillips. Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah satu diataranya dipersembahkan khusus bagi guru “spesialnya” itu, dengan judul: “Miss Phillips, You Were Wrong!” Yah, sebuah kado “elegan” dari seorang Murid untuk Gurunya.
Bercermin dari sejarah Peters J. Daniels tersebut diatas, sejatinya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita para guru, maupun para orang tua. Khususnya dalam mendidik dan memandang ank-anak kita. Jangan terlalu mudah menyalahkan mereka. Daripada menyalahkan dan meyudutkan anak melulu, sebaiknya mari renungkanlah sejenak akan hal berikut:
“Jangan-jangan, bukan anak yang gagal belajar, namun kitalah yang gagal menjadi pengajar yang baik.Jangan-jangan, bukan anak kita yang bermasalah, tapi kitalah yang tidak memahami akan multi talenta dan keunikan mereka masing-masing dari Tuhannya.”So, Tetaplah Berbenah… Tetaplah Menghargai….”
Terima Kasih Semoga Manfaat.
Rahman Patiwi
Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan