Mohon tunggu...
Rahman Patiwi
Rahman Patiwi Mohon Tunggu... profesional -

Writer, Trainer, Speaker (WTS) I Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan I Fouder KOMUNITAS PARENTING COACH I Penulis Buku METAMORFOSA; Change Your Life, Touch Your Dream (Mizan) I MOTTO: Jangan jadi orang INSTANT yang suka enaknya saja. Jadilah orang INTAN yang sukses karena proses. \r\nJangan lupa berkunjung kembali disetiap kesempatan yang mungkin, karena kami akan selalu meng-update hot artikel dengan spesifikasi khusus dibidang PARENTING dan PENDIDIKAN yang mengubah hidup anak. Salam METAMORFOSA...! I \r\n www.RahmanPatiwi.Com, Mari Bergabung di Komunitas Parenting Coach I \r\n 0823-4415-1480. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sex Matang Dini, Waspadalah! By @Rahman Patiwi

28 November 2014   16:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_338318" align="aligncenter" width="625" caption="Sumber: http://coretan-sangpemimpi.blogspot.com"][/caption]

Saat itu menjelang petang. Seorang anak balita yang baru berusia 4 tahun, dengan gaya khas Makassar, berujar pada teman saya. “Bu sudah-ma Mandi, Sudah-ma juga pake parfum, harum-ka to?, karena kusuka’ki”(Bu, aku sudah mandi, sudah juga pakai parfum, aku harum kan? karena aku suka kamu) Teman saya langsung meledak tertawa hingga terdengar pada teman lainnya.Bocah itupunkembali berkata dengan cemas, “Bu, jangan beritahu sama bundaku, yah”

Pikiran saya langsung menerawang pada satu untaian kalimat, “Sex Matang Dini” (SMD). Yah, kalimat ituyang kini telah menjadi perhatian internasional, pasca ditemukannya anak usia dini yang mengalami menstruasi di Brazil. Di jaman edandigital ini, SMD memang mudah saja hadir lebih cepat. Gempuran berbagai media massa maupun media elektronik seperti sinetron misalnya, sangat memungkinkan itu terjadi lebih dini. Menjadikan anak kita tak ubahnya bagaikan buah yang di petik lebih cepat lalu di peram demi untuk matang dini.

Fenomena SMD, sangat berkaitan dengan pesatnya kematangan hormon pertumbuhan seks berupa testosterone dan esterogen pada anak kita. Sebenarnya tak ada yang salah dengan Sex, ia adalah Netral. Namun hal itu akan menjadi masalah besar bagi anak, jika ia hadir belum pada waktunya. Karena ternyata mampu mereduksi komponen lain yang justeru sangat dibutuhkan dalam masa awal pertumbuhan golden age anak.

Dalam pandangan neurosains, pada bagian depan otak anak ada yang namanya frontal Lobe. Tempat dimana bersemayamnya visi dan cita-cita anakdibuat. Jika SMD terlalu cepat datang makaFrontal lobe tidak bisa bekerja secara maksimal pada fase awal tumbuh kembang anak (masa Golden Age), karena terhambat oleh reaksi hormon endorphin dan dopamine yang dibawa oleh SMD. Impeknya anak jadi malas mikir, kurang kreatif, kurang mandiri dan sebagainya.

Inilah salah satu hal penting sehingga mengapa SMD kini menjadi perhatian Internasional. So, redamlah kehadiran SMD pada anak kita. Dengan cara apa?

1.TELEVISI; Perhatikanlah tontonan TV anak, jangan sajikan Sinetron melulu. Hari gini isi sinetron cinta-cintaan mulu, Bahkan kerap ada pelakunya anak balita sekalipun. Waspadalah

2.GAME, Perhatikan pada game anak, kini banyak game beredar isi luarnya memang aksi tembak-tembakan, namun kalau bisa menang di kasih hadiah perempuan PSK dan bebas kencan. Memiriskan…!

3. PONSEL; Situs porno bertebaran dimana-mana, begitu mudah di aksesmelalui ponsel. So, pertimbangkan membelikan anak ponsel berdasarkan asas manfaat, bukan asas gaya-gayaan

4.KOMUNIKASI; Hal terpenting dari semua itu, jalin hubungan komunikasi yang berkualitas dengan anak. Ciptakan emotional bounding yang baik dan dekatkan ia pada Tuhan-nya.

Akhirnya, mari kita berbuat sesuatu yang terbaik, untuk orang orang yang kita cintai. Embanlah amanah yang diberikan oleh Tuhan, dalam kapasitasnya kita selaku orang tua, dengan sebaik-baiknya. Antarkan mereka pada karpet merah kehidupan terbaiknya, dan itu artinya mereka harus bisa terhindar dari jebakan tersebut diatas.

Terima Kasih Semoga bermanfaat.

Salam Metamorfosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun