Mohon tunggu...
Rahman Patiwi
Rahman Patiwi Mohon Tunggu... profesional -

Writer, Trainer, Speaker (WTS) I Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan I Fouder KOMUNITAS PARENTING COACH I Penulis Buku METAMORFOSA; Change Your Life, Touch Your Dream (Mizan) I MOTTO: Jangan jadi orang INSTANT yang suka enaknya saja. Jadilah orang INTAN yang sukses karena proses. \r\nJangan lupa berkunjung kembali disetiap kesempatan yang mungkin, karena kami akan selalu meng-update hot artikel dengan spesifikasi khusus dibidang PARENTING dan PENDIDIKAN yang mengubah hidup anak. Salam METAMORFOSA...! I \r\n www.RahmanPatiwi.Com, Mari Bergabung di Komunitas Parenting Coach I \r\n 0823-4415-1480. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mulailah dari yang Akhir, By @RahmanPatiwi

28 Januari 2015   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:13 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu KetikaAngkatan laut Jerman melatih anggotanya yang baru lulus untuk digembleng menjadi tentara mudayang berbakat dan andal. Puncak latihan terberat itu ditutup dengan aksirenang sejauh kurang-lebih 15 kilometer. Sebagian besar diantara mereka keteter dangugur. Hanya sebagian kecil diantaranya yang selamatsampai dititik finis.

Momentum ini pun tak luput dari liputan wartawan. Mula-mula ia mewawancarai kepada yang gagal. “Pak, apa yang membuat anda tak mampu bertahan hingga Finis.” Sang pemuda pun menjawab, “bagaimana mungkin saya bisa sampai ke finis, sementara ujungnya tak mampu terlihat oleh gelapnya kabut, bercampur petir, berselimut badai.”

Pertanyaan yang sama diajukan pada segelintir yang berhasil. Dan jawabnya sungguh berbeda. “Ya, itu semua karena saya berhasil memvisualisasikan dan melihatnyadengan jelas akan arah finis yang saya tuju, meski cuaca tidak bersahabat. Sehingganya saya merasakan suntikan gelora energy, tiba-tiba mengalir dalam tubuh saya.” Demikian jelasnya.

Hal yang sama ternyata juga berlaku pada diri dan terlebih lagi dalam kehidupan anak kita yang masih terbentang luas. Jangan pernah membiarkan anak menjalani pendidikannya dengan mengalir, karena pada gilirannya akan mudah terkena “off-side” dan masuk dalam perangkat school minded. Hal itu akan menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, sekaligus sector financial, dengan out-put yang kerap mengecewakan.

Tetapi besarkanlah mereka dengan pola terdesain. Sehingga mereka bisa masuk dalam tataran Profession oriented, bukan school oriented. Hal itu guna mempercepat mereka memasuki lintasan terpola yang bersifat stay on track. Jika sudah begitu, maka akan memudahkan mereka menjalani karpet merah kehidupan terbaiknya.

Olehnya Segera kenali kemana ending perjalanan anak anda akan tertuju. Setelah itu barulah ditempel dengan pendidikan yang selaras. Bukan masuk pendidikan dulu yang tinggi-tinggi nanti baru cari profesi. Ini tentu keliru.

Menurut Farid Poniman, Jika anak sudah ngeklik dan sadar diri, bahwa setiap hal yang ia lakukan adalah sebuah implementasi menuju selangkah lebih dekat pada tujuannya, maka komposisi keberhasilannya bisa dikatakan telah mencapai 50%. Selebihnya di tentukan oleh kemampuan stay on track. Tetapi jika pertama itu masih kabur, maka waspadalah.

So, Jadilah orang Tua yang hebat. Ibarat pemanah professional, jangan hanya bisa melepaskan anak panah dari busurnya, tetapi kawallah hingga ia benar-benar menancap pada sasarannya dengan tepat. Itu artinya anda harus bisa membantu anak, untuk jeli membidik arah. Semua Itu dimulai dari prinsip, starting with the end, mulailah dari yang akhir.

Terima Kasih, Semoga bermanfaat

Salam Metamorfosa..

Rahman Patiwi

Praktisi Parenting-Pendidikan

Related Posts:

Seputar Pendidikan: Tragedi Paling Menyedihkan

Resolusi 2015: Ini Aksimu Mana Aksiku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun