Mohon tunggu...
Tyara Rahmannisa
Tyara Rahmannisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kau kuabadikan dalam kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tukang Kayu

3 April 2014   02:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:09 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari, ada seorang tukang kayu yang sangat setia kepada majikannya. Dia selalu membantu apapun yang diperlukan oleh sang majikan. Mulai dari membereskan kebun hingga membuat rumah beserta perabotannya. Tukan kayu ini selalu menggunakan bahan-bahan terbaik untuk membuat rumah ataupun peralatan rumah tangga lainnya. Ia selalu bekerja dengan tekun dan penuh kesetiaan.

Namun pada suatu ketika, si tukang kayu ini berkata pada majikannya bahwa ia akan pensiun dan tidak bisa lagi mengabdi pada majikannya itu. Majikannya mengizinkan tukang kayu ini untuk melaksanakan keinginannya, namun sang majikan meminta si tukang kayu untuk membuatkan satu rumah lagi.

Kemudian ia bergegas untuk membuat rumah terakhir atas permintaan majikannya itu. Namun sayangnya, kali ini Si Tukang Kayu membuatnya dengan bahan yang tidak sebaik rumah-rumah yang pernah ia buat sebelumnya. Dalam mengerjakannya pun ia terlihat asal-asalan.

Akhirnya, selesailah rumah terakhir yang diminta sang majikan tersebut dan si Tukang Kayu itu segera menyerahkan kunci rumahnya kepada majikannya. Tapi tiba-tiba, tanpa disangka ternyata sang majikan malah menyerahkan kunci rumah tersebut kepada si Tukang Kayu sambil berkata,
"Ini rumah untukmu, ambilah kuncinya sebagai hadiah terakhir dariku atas kesetianmu selama ini."
seketika tukang kayu ini tersentak lalu hatinya berkata, "Mengapa aku membuat rumah ini dengan asal-asalan?? Padahal sesungguhnya ternyata aku sedang membuat rumah untuk diriku sendiri."
Begitulah akhirnya penyesalan yang dirasakan oleh di Tukang Kayu tersebut.

Teman-teman, kita dapat memetik hikmah dari cerita ini, bahwa sesungguhnya apapun perbuatan yang kita lakukan sejatinya akan kembali lagi pada diri kita sendiri. BArang siapa berbuat kebaikan, maka akan menuai kebaikan pula. Namun sebaliknya, barang siapa yang melakukan keburukan, maka akan mendapatkan keburukan pula.

Mari, berlomba-lombalah dalam kebaikan. :)
Terima kasih, kak Anwar atas cerita-cerita hikmahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun