Mohon tunggu...
Rahman Kamal
Rahman Kamal Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Graphic Designer and Social Media Marketing Expert

Menulis, bercerita, dan berbagi kekuatan. Pecinta bola yang kadang romantis dan menulis berbagai topik ringan sehari-hari. #COYG

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kai Havertz dan Dubai Effect Arsenal

13 Februari 2024   08:17 Diperbarui: 13 Februari 2024   08:36 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Kai Havertz usai ceploskan goal lawan Brentford.(Foto: AP/Kirsty Wigglesworth)

Arsenal mengucurkan sebanyak  200 juta euro selama transfer window musim panas 2023-2024 untuk mendatangkan banyak pemain baru guna menguatkan daya gedor meriam london. 

Sebuah gerakan agresif dan tidak biasa dari Arsenal. Klub besar yang kental dengan budaya akademi dan pemain muda.

Nama-nama seperti Kai Havertz, Declan Rice, Jurrien Timber dan David Raya adalah alasan dibalik kucuran dana besar The Gunners, sebutan Arsenal.

Penampilan apik Declan Rice yang langsung nyetel dengan skuad Meriam London sungguh menggembirakan. Seakan, 105 juta yang dibanderol untuk eks kapten West Ham United itu terlalu murah. Sayangnya, tidak semua rekrutan baru menunjukkan performa apik seperti Rice.

Jurrien Timber dilanda cedera dan Kai Havertz tak kunjung menunjukkan performa terbaiknya dalam skema yang dibawakan oleh Mikel Arteta.

Sebagai Gooner, sebutan bagi fans Arsenal, sungguh pusing dan tidak nikmat rasanya menonton pertandingan Arsenal. Pemain yang itu-itu saja, rotasi yang minim dan taktik yang sangat-sangat textbook.

Gelontoran 200 Juta dan Berlian yang Belum Diasah

Langkah agresif Arsenal mengeluarkan 200 juta euro adalah hal mengejutkan. Namun, hal itu, bagi saya, masuk akal. Arsenal yang kembali bergairah setelah lebih dari 20 tahun tidak pernah membawa pulang piala EPL dan hanya puas sebagai Big Four bersama Liverpool, Chelsea, dan Manchester United yang bergantian memenangi liga sepakbola terpopuler di dunia itu.

Memang, tidak semua pemain bisa langsung nyetel seperti Declan Rice dengan performa konsisten yang ditunjukkannya. Ada Kai Havertz dan rentetan pemain muda menunggu waktu untuk memperoleh jam terbang dan menunjukkan kemampuannya.

Benar, semua transfer pemain dalam sepakbola tidak pasti berhasil. Ada yang gagal, ada yang rugi, ada pula yang sukses, bersinar dan menjadi legenda.

Khusus untuk Kai Havertz (dan pembelian lainnya), saya menilai hal itu bukan sebuah kegagalan. Benar, awalnya memang sedikit membingungkan melihat polah Arteta yang tak kunjung memboyong striker baru untuk mempertajam lini depan. 

Saya juga tidak memahami alasan Arteta terus memaksimalkan Gabriel Jesus dan Lord Nketiah sebagai juru gedor Meriam London. Namun, belakangan hal itu mulai terjawab. Perlahan, performa tim mulai kembali baik, kembali maksimal, kembali garang setelah sekian lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun