"Jangan khawatir soal ayahmu," jawab ibunya lembut. "Ibu akan berbicara dengannya. Terkadang, dia hanya butuh waktu untuk mengerti bahwa setiap anak itu berbeda. Kamu punya jalanmu sendiri, dan ibu percaya, kamu akan sukses di jalan itu."
Malam itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Rina merasa sedikit lega. Dengan dukungan ibunya, ia tahu bahwa mimpinya tidak harus mati. Masih ada harapan, meskipun jalan menuju mimpinya itu penuh rintangan.
Di suatu tempat dalam dirinya, ia berjanji akan terus berjuang---bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk membuktikan bahwa kebahagiaan bisa datang dari mengejar apa yang benar-benar ia cintai. Terlepas dari apa yang dunia, bahkan ayahnya sekalipun, harapkan darinya.
Dan di situlah Ara berdiri, di antara cinta ayahnya dan mimpi yang ia genggam erat, berharap suatu hari nanti keduanya akan berjalan berdampingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H