Mohon tunggu...
Rahmaniar Fauziyyah
Rahmaniar Fauziyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Saya memiliki minat dalam bidang ilmu pengetahuan sosial khususnya dalam bidang sejarah. Saya merupakan seseorang yang berjiwa ekstrovert dan dengan mudah beradaptasi di tempat atau suasana yang baru. Saya juga sangat suka mencoba suatu hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Memahami Konsep Diri dalam Teori Hurlock untuk Perkembangan Diri yang Seimbang

23 Desember 2024   23:51 Diperbarui: 23 Desember 2024   23:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Narasumber

Konsep diri merupakan  aspek penting dalam perkembangan psikologis seseorang yang mempengaruhi cara seseorang memandang dirinya  dan cara berinteraksi dengan dunia luar. Menurut teori Hurlock, konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri yang positif berarti bersikap optimis dan menerima diri sendiri, termasuk segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Sebaliknya, konsep diri negatif terjadi Ketika kita kurang percaya diri,  merasa tidak puas dengan diri sendiri, dan sulit menerima kekurangan diri sendiri. Dengan itu disini saya mewawancarai Nagita yang merupakan siswa di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan, diharapkan dengan melakukan wawancara ini kita dapat lebih memahami bagaimana kedua konsep diri ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan seorang siswa.

Pada wawancara saya dengan Nagita pada hari Jum'at 20 Desember 2024, saya mendapatkan beberapa gambaran tentang konsep diri positif dan negatif menurut pandangan seorang siswa. Pada wawancara kemarin saya menanyakan beberapa pertanyaan, pertma-tama saya bertanya tentang konsep diri positif pada Nagita. Pertanyaannya yaitu apakah Nagita sudah merasa puas dengan usaha yang sudah dilakukan meskipun belum sempurna dan juga apakah ketika menghadapi suatu masalah apakah yakin bisa menyelesaikannya, Nagita menjawab bahwa dia merasa puas dengan usaha yang telah dia lakukan, karena Nagita sendiri mampu menghargai proses yang dijalani dan memahami bahwa kesempurnaan bukanlah satu-satunya tujuan. Meskipun begitu, ketika menghadapi masalah, dia masih merasa kurang yakin apakah bisa menyelesaikannya. Rasa tidak yakin ini sering muncul, namun Nagita berusaha untuk tetap fokus pada langkah-langkah yang dapat diambil dan percaya bahwa setiap tantangan adalah bagian dari proses belajar.

Selanjutnya saya bertanya apakah kamu merasa nyaman dan diterima oleh teman-teman atau orang di sekitarmu, sering melihat kelebihan yang kamu punya dan merasa bersyukur, serta semangat untuk mencoba hal baru dan yakin akan masa depanmu. Nagita menjawab bahwa dia merasa sangat nyaman dan diterima oleh teman-teman serta orang di sekitarnya, dan sangat bersyukur atas hal tersebut. Selain itu, Nagita juga sering melihat kelebihan yang dimilikinya dan merasa bersyukur atas segala potensi yang diberikan. Semangat untuk mencoba hal-hal baru selalu ada dalam dirinya, karena Nagita percaya bahwa dengan mencoba hal baru, dia dapat terus berkembang, menemukan potensi diri yang belum tergali, dan memperluas wawasan. Keyakinan akan masa depan juga sangat penting bagi Nagita, karena itu memberikan motivasi untuk terus maju meskipun ada berbagai tantangan. Nagita percaya bahwa setiap langkah kecil yang diambil hari ini bisa memberikan dampak besar di masa depan, sehingga dia merasa lebih yakin dan optimis menghadapi perjalanan hidup.

Kemudian saya bertanya mengenai konsep diri negatif kepada Nagita.  Pertanyaan pertama yaitu apakah Nagita sering merasa kecewa dengan diri sendiri dan sulit menerima kekurangan atau kesalahan yang Nagita buat ketika tidak berhasil melakukan sesuatu. Nagita pun menjawab bahwa terkadang dia merasa kecewa dengan diri sendiri ketika tidak berhasil melakukan sesuatu yang diharapkan, karena dia sangat peduli dengan apa yang dia lakukan dan memiliki harapan terhadap diri sendiri. Namun, Nagita juga sadar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Meskipun demikian, Nagita sering merasa sulit menerima kekurangan atau kesalahan yang telah dia buat, karena adanya rasa takut gagal, kekhawatiran akan penilaian orang lain, dan keinginan untuk selalu terlihat sempurna.

Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah Nagita merasa minder atau sedih ketika ada yang mengkritik atau menolak dirinya, sering merasa apa yang Nagita lakukan tidak pernah cukup baik, atau merasa dirinya tidak berharga atau kurang dibandingkan orang lain. Nagita pun menjawab ketika ada yang mengkritik atau menolak dirinya, memang dia cukup merasa minder, tetapi Nagita berusaha untuk mengubah rasa minder atau sedih itu menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Nagita selalu berusaha untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran untuk masa depan. Terkadang, Nagita juga merasa apa yang dirinya lakukan tidak pernah cukup baik, namun dia berusaha belajar menerima bahwa "cukup baik" adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan kebahagiaan. Nagita juga sering merasa bahwa dirinya masih banyak kurangnya dan kurang berharga dibandingkan orang lain, tapi Nagita berusaha untuk memahami bahwa ini adalah bagian dari proses untuk terus berkembang.

Pada Intinya wawancara ini menunjukkan betapa pentingnya memahami konsep diri yang positif dan negatif dalam kehidupan. Seperti yang dijelaskan dalam teori Hurlock, konsep diri yang positif memiliki peran penting dalam membentuk kepercayaan diri, motivasi, dan kesejahteraan psikologis seseorang. Di sisi lain, konsep diri yang negatif sering kali menyebabkan harga diri rendah, ketidakpuasan, dan kecemasan  berlebihan. Membangun konsep diri yang positif membutuhkan waktu dan usaha, tetapi penerimaan diri, pengakuan atas kekurangan, dan kemampuan untuk belajar dari setiap pengalaman akan membantu kita untuk mencapai keseimbangan psikologis. Semoga wawancara ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi kita semua untuk terus membangun konsep diri yang lebih positif demi kebahagiaan dan kesuksesan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun