Batik Bakaran adalah salah satu budaya warisan budaya dari Kabuputen Pati. Batik bakaran sudah ada sejak abad ke-14, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit.Batik Bakaran merupakan batik tulis yang berasal dari Desa Bakaran, Kec.Juwana, Kab.Pati, Jawa Tengah. Sejarah batik Bakaran terkait dengan masa Kerajaan Majapahit, di mana Nyi Banoewati, seorang penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit, mengajarkan keterampilan membatik kepada masyarakat setempat.
Untuk melestarikan peninggalan Batik Bakaran masyarakat setempat beserta kepala desa sepakat mendirikan museum batik yaitu bernama "Museum Batik Sudewi Bakaran Wetan" Melalui Bumdes dibangunlah Museum Batik Bakaran yang bertujuan mempromosikan hasil batik dari para perajin Batik di Bakaran wetan dan Bakaran Kulon. Serta melestarikan salah satu warisan budaya asli Indonesia yaitu batik.Museum ini menjadi alternatif berwisata edukasi menarik saat mudik ke Pati.Keberadaan museum ini juga akan menjadi wadah bagi perajin batik Bakaran yang berada di Bakaran Wetan dan sebagian dari Bakaran Kulon. Museum itu pun menjadi wisata edukasi sekaligus penggerak ekonomi kerakyatan bagi warga setempat. Wisatawan yang ingin membeli batik Bakaran, tidak perlu repot untuk datang ke perajin secara langsung. Mereka cukup datang ke museum yang sudah tersedia ratusan motif Bakaran. Harganya sama dengan harga jika membeli langsung di pengrajin. Di museum ini juga bisa belajar membuat batik. Dengan keberadaan musuem ini, diharapkan pengrajin batik yang ada di Bakaran bisa terus eksis dan mampu meningkatkan penjualan mereka.Â
Ciri Khas Batik Bakaran
Batik Bakaran adalah batik tradisional dengan hiasan visual  yang sederhana, termasuk pewarnaan hanya dengan  warna hitam (gelap). Corak dan warna Batik Bakaran kini berkembang menyerupai batik pesisir lainnya. Misalnya, dalam  proses pewarnaan, kini sudah berani memberikan warna-warna cerah, kuat, dan penuh warna.
Batik Bakaran memiliki motif dan corak yang kuat, baik corak motif maupun ragam hiasnya memiliki kandungan estetika yang menarik untuk dijelajahi. Misalnya motif gandrung merupakan aspek yang memiliki dua unsur utama yaitu: bentuk yang terdapat pada kain Batik Bakaran berupa jarik, sarung dan selendang. Struktur terkandung dalam susunan pola, motif dan ragam hias, dimulai dengan susunan garis, silang, titik, segitiga, bunga, batang dan daun.
Nilai Ekonomis Batik Bakaran:
Walaupan harga nya mahal,masyarakat tetap membeli karena motif nya yang sederhana, praktis simpel, warna yang gelap karena sebagai ciri khas batik pesisiran.Harga batik bakaran kisaran sekitar 140-800rb,untuk kisaran 100-600rb. Batik bakaran bisa dijual berupa kain maupun sudah menjadi busana. Batik bakaran bisa digunakan untuk pria dan wanita.Batik bakaran bisa dibuat macam" seperti  kemeja motif batik,blouse batik, vest batik, outer batik, sarung dan masih banyak lagi.
Proses Pembuatan Batik Bakaran:Â
Proses pembuatan batik bakaran tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan batik didaerah-daerah  lain. Proses pembuatan batik bakaran meliputi langkah-langkah berikut:
* Membuat desain: Motif batik dibuat pada kain menggunakan pensil.
* Klowongan atau molani: Motif batik dijiiplakkan ke kain.
* Isen-isen: Motif dibuat menggunakan canting berisi lilin malam yang telah dicairkan.
* Nembok: Bagian putih tidak berwarna ditutupi menggunakan lilin malam.
* Medel: Kain diwarnai hingga kering.
* Ngerik dan ngremuk: Lilin yang masih menempel pada kain yang sudah kering dihilangkan.
* Mbironi: Bagian-bagian tertentu ditutup untuk mengambil warna biru tua atau wedel.
* Nyogo: Kain dicelupkan ke dalam warna sogan atau cokelat.
* Ngelorod: Kain direbus dalam air panas untuk menghilangkan lapisan lilin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H