Mohon tunggu...
Rahman Hanifan
Rahman Hanifan Mohon Tunggu... -

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum di SDIT Buah Hati. Telah menulis cukup banyak buku, seperti Change Now!, True Friend, UNLIMITED LEARNING, Journey of Life, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benar, Sebagian Jiwa Ini Masih Anak-anak

6 November 2015   13:52 Diperbarui: 6 November 2015   13:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Baik sekarang serius. Ustadz serius nih… Tikus keluar dari lobang. Ia ingin cari makan, tolong menolong….”

Ah, gara-gara tolong menolong itu, aku ditarik ke sana ke mari oleh anak-anak. Ya, meski sedang mengajar, main-main mengasyikkan juga. Meredakan stress. Mengusir gundah. Meski tentu, aku tak boleh hanya main-main saja. Mengajar, mendidik, itu yang utama.

Pada aslinya, aku memang suka main-main. Benar, sebagian jiwaku masihlah anak-anak, mungkin sebagian besar darinya. Ah, barangkali masih kanak-kanak. Maka bermain bersama anak adalah hal yang menyenangkan. Kunikmati saja. Karena itu, di luar jam belajar, sesekali, ah sering aku sempatkan untuk bermain dengan anak-anak, atau setidaknya berbaur dengan mereka.

Satu hal yang tak boleh kulupa, meski bermain-main adalah hal yang menyenangkan, memberi pendidikan adalah lebih penting dari itu. Ini yang tak mudah, bagaimana bermain-main, bercanda-canda, tapi sekaligus mendidik. Sebab canda tawa memang seringkali melenakan. Bila kelewatan, alih-alih ilmu, pendidikan, paling yang hanya ketawa-ketawa itu yang didapat. Belum kalau ucapan-ucapan yang tak semestinya terceplos, atau perilaku yang tak seharusnya ikut muncul.

Semoga saja aku bisa. Memadukannya, bermain dan belajar, bercanda dan mendidik. Mohon doanya kawan..

Tersebab cinta itu telah bersemi. Kurasa dialah yang meski dipertahankan. Meski setumpuk kecewa menggelinding dan menubruk, meski luka kadang menganga, cinta harus tetap bertahan. Namanya juga anak-anak, bikin gemas barangkali adalah sebagian sifat mereka. Kata ‘gemas’ itu terkadang berganti ‘geregetan’ atau di kala tertentu ‘pengen marah.” Dan meski begitu; gemas, geregetan, pengen marah, sebentar kemudian aku harus sudah siap bercanda-canda lagi, main-main lagi, ketawa-ketawa lagi..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun