Mohon tunggu...
Farabi Ghozali
Farabi Ghozali Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis lepas,terus menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memungut "Hikmah" Kasus Penyadapan

20 November 2013   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:55 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia banyak menelan pil pahit. dari mulai pejabat tertinggi sampai rakyat di pinggir kali. bagaimana tidak, sekaliber presiden saja bisa di sadap apalagi masyarakat biasa. penyadapan yang di lakukan oleh pihak intelegen Australia itu telah membuktikan bahwa sistem pertahanan negeri Indonesia itu mudah saja dijebol. dimana peran aparatur negara, dimana peran pihak keamanan negara. tidak tanggung-tanggung loh... presiden kita yang menjadi sasaran. kalau kepala negara bisa di otak-atik wilayah privasinya, bisa jadi pihak struktural yang ada dibawahnya bisa jadi bulan-bulan .

nah, kalau begitu siapa yang akan bertanggung jawab kalau terlanjur basah kaya begini. mau kecewa,kecewa pada siapa? mau kasih peringatan keras ,....??? pasti yang diberi peringatan pasti nyengir aja.... lawong data-data sudah masuk ke kantong ....mau bilang apa hayo....

peristiwa penyadapan pihak intelegen asing ini terhadap sepuluh tokoh penting di Indonesia , memberi pelajaran bagi kita, bahwa sistem pertahanan negara nusantara ini masihlah rapuh,bahkan bisa dikatakan kropos. harus ada tindakan cepat ,mengatasi permasalahan ini, agar kelak  tidak terjadi lagi hal-hal yang memalukan sekaligus memilukan. masih banyak anak bangsa yang cerdik dan cerdas yang bisa direkrut untuk mengamankan kedaulatan Indonesia ini, khususnya dalam sistem pertahanan data-data.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun