Mohon tunggu...
Abdurrahman Darojat
Abdurrahman Darojat Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Menulislah untuk masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Urgensi Gerakan Bersama Melawan Klitih di DIY

7 Januari 2022   09:54 Diperbarui: 7 Januari 2022   10:06 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Perilaku klitih oleh anak-anak muda sangat meresahkan warga DIY akhir-akhir ini. Klitih saat ini dipahami perilaku tercela oleh segerombolan anak muda bersepeda dengan melukai korbannya menggunakan senjata tajam bisa semua kalangan tanpa didorong motif dan tujuan yang jelas. Klitih umumnya dilakukan pada malam hari. Banyak warga DIY  terutama warga Sleman, Kota Yogyakarta dan Bantul yang menjadi korbannya. Sehingga banyak warga terutama yang berkendara sepeda motor keamanannya terancam. Klitih telah mengalami pergeseran dari berkonotasi positif menjadi negatif. Selama ini klitih dipahami masyarakat Jogja sebagai kegiatan keluar dari rumah untuk mengusir kebosanan.

Klitih selama ini dipahami merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja yang sedang mencari eksistensi jati diri, apabila pelakunya berusia di bawah 18 tahun tindakan tercela ini termasuk tindak pidana ringan. Padahal perilaku klitih ini dapat menghilangkan nyawa orang lain. Akibatnya perilaku ini terus berulang dan menimbulkan korban. 

Upaya meminimalisir

Aparat keamanan terutama polisi tidak tinggal diam dengan maraknya kasus klitih di DIY akhir-akhir ini. Polisi melakukan patroli intensif malam hari di jalan-jalan yang menjadi "favorit" pelaku klitih. Di beberapa tempat polisi melakukan razia senjata tajam kepada gerombolan remaja yang sedang berkendara atau nongkrong. Namun demikian, perilaku klitih dapat berkurang sementara atau hanya bersifat temporer. Setelah aparat keamanan mengurangi kegiatan patroli besar malam hari, perilaku klitih kembali meningkat lagi.

Selain itu juga, para pemangku kepentingan seperti bupati, walikota, camat telah berusaha untuk mengurangi perilaku klitih ini dengan mengajak para orang tua untuk mengawasi pergaulan anak-anaknya. Upaya tersebut pun kurang berhasil, karena orang tua tentu berat apabila harus mengontrol semua perilaku anaknya yang sedang berproses mendewasakan diri.

Gerakan Bersama Melawan Klitih

Kejadian timbulnya korban dalam tindakan klitih yang terus berulang di wilayah DIY tentu menimbulkan keprihatinan warga DIY pada umumnya. Oleh karena itu perlu kerja kolektif seluruh lapisan masyarakat di DIY dalam bentuk gerakan sosial untuk menolak perilaku klitih yang meresahkan. Menurut Anthony Giddens (2006), gerakan sosial adalah upaya kolektif untuk mencapai kepentingan maupun tujuan bersama melalui tindakan kolektif terlepas dari intervensi dari lembaga-lembaga yang sudah mapan. 

Gerakan ini apabila secara genuine dibentuk oleh para pemuda misalnya dari OSIS, Organisasi Kepemudaan (OKP) atau yang lain akan memberi dampak yang signifikan dalam mengatasi perilaku klitih karena pelaku klitih mayoritas merupakan anak-anak muda. Namun demikian, apabila menjadi agenda bersama lintas sektoral dan profesi seperti guru, psikolog, psikiater dan lain sebagainya akan menjadi gerakan yang solid untuk mengatasi perilaku klitih anak muda ini.

Oleh karena itu, perilaku klitih yang sudah sangat meresahkan ini tidak semata-mata menjadi tanggung jawab aparat keamanan namun juga perlu menjadi agenda publik bersama dalam bentuk gerakan sosial agar perilaku klitih tidak berulang dan anak-anak muda dapat berpartisipasi lebih dalam kehidupan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun