Mohon tunggu...
Maman Gendeng
Maman Gendeng Mohon Tunggu... Lainnya - Sukmajati Institute

Suka bermusik, Traveling dan Berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salim dan Setiawan: Pemburu

28 Juli 2024   10:30 Diperbarui: 28 Juli 2024   10:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari telah berlalu dan sepertinya kemarau akan berkepanjangan. Setiawan kader muda itu kembali menemui Bung Salim di warung kopi tempat kader-kader partai lainnya juga berkumpul.

"Bung Salim, beberapa waktu lalu aku kau memberikan aku syarat untuk mengajak seseorang berkencan sebelum menerima beberapa masukan darimu soal pengorganisasian massa,  apakah kau ingat?" Tanya Setiawan membuka percakapan

"Lalu bagaimana hasilnya, Wan? Kau berhasil  mengajaknya berkencan?" Jawab Bung Salim.

"Belum juga Bung, aku sudah mencobanya 3 kali tapi hasilnya nihil Bung".

"Aih...lalu mengapa kau berani menampakkan hidungmu disini, dasar payah". Jawab bung salim meledeknya.

"Siapa wanita itu, Wan?"

"Anak juru ketik Kantor Pos, Bung. Anak orang terpandang dan ia bersekolah di sekolah pemerintah, maklum masih keluarga Bupati".

"Bagus Wan, seleramu tinggi, orang berpendidikan dan terhormat, kau mengejarnya?"

"Tentu Bung, bukankah cinta harus diperjuangkan?"

"Ya Aku setuju dengan itu, tetapi kau belum terlalu sakti jika masih mengejar wanita dan kemungkinan terburuknya kau akan tersesat iditengah jalan di tengah pengejaranmu."

"Lalu bagaimana Bung, ajari aku agar menjadi sakti. Ayolah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun