Mohon tunggu...
Rahmanda Amelia Agustin
Rahmanda Amelia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesehatan masyarakat

Kesehatan masyarakat universitas Muhammadiyah Aceh

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebijakan dan Investasi Kesehatan di Desa Pulau Baguk, Yuk Simak Penjelasannya!

8 April 2022   15:46 Diperbarui: 9 April 2022   00:18 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dari sini saya dapat menilai bahwa pemerintah desa Pulau Baguk lebih peduli terhadap kesehatan dari pada pemerintah desa Pulau Balai dan desa Teluk Nibung, dan bisa dikatakan keuchik desa Pulau Baguk sangat bagus dalam membuat kebijakan apalagi kebijakan dibidang kesehatan. Bukannya saya memuji- muji desa saya, akan tetapi hal ini memang kenyataan terjadi dan sangat terlihat jelas, dan saya melihatnya dengan mata saya sendiri.


Kita tahu bahwa setiap desa itu diberikan anggaran oleh pemerintah Indonesia sama banyaknya dan sama besarnya yaitu kurang lebih 1 M pertahun. Dengan sebanyak itu anggaran untuk desa yang diberikan oleh pemerintah itu sudah lumayan besar, akan tetapi kenapa pemerintah desa- desa lain tidak banyak membuat kebijakan- kebijakan dibidang kesehatan dan kenapa yang dibuat hanya tentang masalah tempat sampah saja. 

Kenapa pemerintah desa- desa lain selain desa Pulau Baguk tidak membeli speed boat sebagai ambulance desa mereka, sedangkan masyarakat mereka juga akan menjadi pasien gawat darurat juga bukan? Apakah pemerintah desa- desa lain tidak peduli terhadap masyarakat mereka yang menjadi pasien gawat darurat? Pertanyaan- pertanyaan ini sering terlintas dibenak saya. Saya terkadang memberi jawaban atas pertanyaan saya tersebut bahwa kemungkinan besar anggaran desa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia tersebut digunakan untuk hal-hal lain yang tidak kita ketahui dan tidak akan di beritahukan kepada kita.


Pemerintah desa Pulau baguk juga membuat kebijakan untuk laksanakan program yang di buat pemerintah Aceh yaitu program Bank sampah WPC. Pada program ini masyarakat akan menabung/menyetor sampah di bank sampah, setelah memenuhi jumlah yang sudah di tentukan sampah dapat ditukarkan dengan sembako,uang, pulsa listrik, dan lain-lain. Akan tetapi program ini hanya berjalan 6 bulan saja dan sekarang sudah tidak berjalan lagi.

Kemungkinan besar masyarakat sudah bosan dan lelah untuk mengumpulkan sampah tersebut yang hanya dibayar dengan uang yang sedikit masyarakat ingin dibayar dengan jumlah yang tinggi. Oleh karena itu masyarakat tidak mau lagi mengumpulkan sampah dan tidak menyetornya ke Bank sampah. Dan masyarakat kembali membuang sampah sesuka hati mereka, ada yang membuang sampah ketempat sampat, ada juga masyarakat yang membuang sampah kelaut dan ada yang juga yang membakarnya. Masalah inilah yang harus ditanggulangi lagi dan diberi kebijakan yang lebih spesifik lagi, agar masyarakat tidak melakukan hak ini dan merubah kebiasaan mereka. Akan tetapi program Bank Sampah WPC ini di desa-desa lain tidak  pernah sama sekali melakukan dan dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun