AKHIR KISAH SEORANG GELANDANGAN
Rahman Arifin
Tubuh renta beralas sepatu butut menganga
Berpenyakitan dihiasi baju lapuk penuh tambalan
Rambut gimbal daki penuh korengan
Tertunduk menghempas malu
Namun setitik harap tetap menyemangati
Aku tak boleh menyerah dengan ketiadaan
Ayah bunda sudah tiada tenang di alam sana
Sendiri menapaki hidup tanpa keluarga dan sanak saudara
Karung butut kugendong lagi
Isinya sampah dari seantero negeri
Lapar mendera memaksaku memakan sampah makanan sisa
Bukannya lapar sirna, perut melilit aduhai sakitnya
Serasa dihunjam beribu belati karatan
Jerit lengking tak terdengar penduduk kota
Biasanya tak apa-apa, mungkin ini sudah saatnya
Tubuh teronggok di pembuangan sampah
Berbaur dengan bau busuk dan lalat yang beterbangan
Aku sampah yang tak dipedulikan
Hanya jadi tontonan kemudian ramai diberitakan
Tentang seorang gelandangan yang mati kelaparan
Selamat tinggal dunia, rupanya sampai di sini saja!
Aku mati diantara ketidakpedulian manusia
Yang sibuk dengan Rubicon, Louis Vuitton
dan merk-merk mahal diluar nalar
Kehidupanku seharusnya dijamin negara
Sesuai Pasal 34 ayat 1 UUD 1945
Fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara.